Setelah semuanya selesai, aku segera memutar arah motor.
"Wil, aku yang bawa motornya." Tiara bicara seraya memegangi stang motor.
"Kenapa?" tanyaku heran.
"Gak tahu, aku pengen bawa motor aja. Rasanya sekujur tubuhku merinding, sepertinya ada yang ngeliatin terus di belakang." Balas Tiara seraya duduk di depanku setelah dudukku bergeser.
Tak berapa lama Tiara segera menghidupkan mesin motor dan tanpa basa-basi dia pun langsung melarikannya. Beberapa aku menegur dan mengingatkan untuk tetap berhati-hati. Tiara tak menggubrisnya. Dia terus menarik gas dan baru memperlambatnya setelah keluar dari kawasan hutan pinus yang mencekam.
Dua jam kemudian aku dan Tiara sudah sampai di halaman rumah. Setelah memarkir motor di garasi dekat mobil sedan yang baru kami beli setengah tahun lalu. Aku dan Tiara segera masuk ke rumah.
"Terima kasih Sayang, atas akting kamu yang luar biasa," bisikku seraya memeluk dan menciumi Tiara, sesaat setelah kami berada di ruang tamu.
"Sama-sama, Sayang. Kamu memang selalu gila dan tetap yang terbaik untuk berfantasi. Aku bangga kamu mampu menyusun cerita dan mengatur segalanya sampai aku pun terbawa dalam cerita itu, hehehe," balas Tiara setelah ketakutan dan ketegangan dirinya benar-benar hilang.
"Kamu sangat hebat. Tidak pernah mengecewakan. Andai aku dipercaya jadi juri festival film, maka dengan senang hati, kamu akan dinobatkan sebagai pemeran utama terbaik." Aku kembali menciumi istriku yang tersenyum bangga dan wajahnya yang dingin kembali hangat berseri-seri.
"Dan kamu akan aku nobatkan, sebagai penulis skenario yang paling berbakat. Selalu punya ide gila yang mendebarkan untuk berfantasi. Terutama kalau di tempat-tempat yang angker. Dan baru kali ini, aku sanggup menjalaninya hingga tuntas. I love you, Honey." Tiara pun membalas ciumanku dengan mesra.
"Kan aku udah survey beberapa hari yang lalu, malah pernah juga diam menyendiri di sana. Aku tak menemukan apapun yang menakutkan. Semua hanya gosip yang sengaja dihembuskan oleh para pengelola hutan itu." Aku menjawab sesuai prediksi yang kutahu.
"Kamu memang yang paling the best, hehehe. I Love you."
"Gimana rasanya dibonceng sama driver ojek online seganteng aku ini, Sayang?" Aku bertanya dengan senyum mengembang dan kedua alis bergerak turun naik.
"Aku akan selalu memesan layananmu tapi bukan ngojek tentu saja, hihihi," Tiara terkekeh.
"Terus menurut kamu, bagus gak aktingku saat jadi penyanyi dangdut tadi?" Tiara balik bertanya.
"Luar biasa! Bukan cuma gayanya, tapi dandanannya pun lebih dangdut dari penyanyi dangdut asli. Dari siapa sewa kostumnya? atau sengaja beli?" Aku makin gemas menciumi istriku yang masih menyisakan make up artis dangdutnya.
"Ada deh. Rahasia, hahaha!" Tiara tertawa riang.
"Sekarang kita lanjutkan di kamar mandi atau di kamar tidur, hehehe," tawarku kemudian.
"Dengan senang hati, terserah kamu aja. Dimana aja suka, asal jangan di tempat angker kaya tadi. Gak sanggup lagi. Aku kan penakut. Takut kehilangan kamu, hehehe," balas istriku seraya mengalungkan kedua tangannya di leherku.
Tanpa basa-basi aku segera membopong Tiara membawanya ke kamar mandi. Ada banyak kotoran di tubuh kami karena saat b******a di bale-bale tadi tidak menggunakan alas sama sekali.
^^^
Semua adegan dari bab 1-7 itu di atas adalah rekayasa fantasi kami. Karena sebenarnya aku dan Tiara sudah menikah dan sah menjadi suami istri dari sejak dua tahun yang lalu. Namun sampai saat ini belum dikarunia anak.
Dalam menikmati masa-masa indah berumah tangga, di sela-sela kesibukan mengelola usaha, kami sering melakukan hal yang tidak diketahui oleh siapa pun.
Setiap satu bulan sekali, meluangkan waktu untuk berfantasi. b******a sesuai cerita yang kami buat bersama. Dalam cerita itu seolah-olah kami menjadi orang lain dengan peran masing-masing. Terkadang kami meniru bagian dari cerita-cerita di n****+ online.
Berbagai peran telah kami mainkan. Aku pernah jadi tukang sayur, kuli bangunan, mafia, CEO muda, mahasiswa, satpam, guru, pejabat negara, pedagang asongan, anak SMA, driver ojek online, kurir paket, tukang kebun, tukang parkir, anak funk, driver ojek online dan lain sebagainya.
Begitupun istriku. Dia pernah juga mendapat peran asisten rumah tangga, mahasiswi culun, dosen, tukang jambu gendong, sekretaris, SPG, wanita karir, Penjaja seks komersial, tante girang, wanita hamil, janda genit hingga menjadi wanita kejam yang kesepian.
Kami sudah saling memahami dan memiliki pemikiran yang sama. Semata mata hanya menikmati indahnya b******a dengan pasangan sah dalam suasana dan sensasi yang berbeda.
Bagi orang lain akan terasa sedikit nyeleneh dan aneh. Bahkan bagi sebagain orang mungkin akan dianggap tak wajar. Saat berada di rumah kami yang besar dan cukup megah, kami pun sering mencoba berbagai variasi b******a yang sedikit edan.
Ketika birahi datang melanda, kami tak kenal tempat dan waktu. Dimana pun kami akan melakukan ritual hubungan suami istri dengan senang hati. Di dapur, kamar mandi, ruang tengah, ruang tamu, halaman samping belakang, jendela atau balkon. Hanya di atas genting yang belum dicoba.
Fantasi b******a di luar rumah, tidak pernah kami lakukan di tempat yang sama. Dan saat melakukan hubungan badan, semua dalam batas-batas kewajaran. Tak ada pemaksaan dan tidak melakukan yang tidak semestinya. Tidak ada yang tersakiti dan tetap aman untuk kesehatan bersama.
Sejauh ini, kegilaan kami belum pernah menimbulkan masalah. Karena untuk out door, minimal seminggu sebelumnya sudah diobservasi untuk memastikan keamanan dan kelancarannya.
Jika sedang kumat, terkadang aku membuat cerita yang agak sedikit seram. Mendatangi tempat yang kata orang angker. Khusus fantasi di tempat angker, observasinya lebih lama. Minimal satu bulan.
Gila dan nekad. Itulah yang menjadi perekat kuatnya jalinan cinta kasih kami berdua. Yang penting sama-sama nyaman, tak ada yang terpaksa dan dilakukan dengan pasangan sendiri.
Ketika kami pacaran dua tahun lamanya, sampai usia pernikahan kami beberapa bulan, tak pernah terpikirkan jika akhirnya kami sangat menikmati berhubungan badan dengan cara-cara antimainstream penuh fantasi dan sensasi.
Semua berawal ketika libido dan birahiku tiba-tiba memuncak sulit untuk dikendalikan. Sedangkan aku dan istriku sedang sama-sama bertugas di toko. Maka dengan sangat singat kami melakukan hubungan badan secara hati-hati di belakang meja. Padahal waktu itu ada tiga karyawan toko yang sedang jaga.
Sejak saat ini, kami mulai merasakan sensasi yang menantang dan berbeda setiap kali melakukan hubungan badan di tempat-tempat yang sedikit kurang lazim.
Dan itu semua kami lakukan beberapa bulan yang lalu.
Namun ternyata hal yang pada awalnya aku anggap sebuah kebiasaan yang sangat biasa dan sama sekali tidak mengganggu hubungan kami sebagai suami istri itu benar-benar berdampak luar biasa.
Saat kisah ini aku tulis sampai tamat dan mempublikasikasinya, aku masih belum percaya jika dalam rumah tanggaku terjadi hal-hal yang sangat mengertikan dan mengejutkan.
Berbagai godaan dan cobaan yang nyaris tidak masuk akal, akhirnya menjadi bagian keseharianku hingga akirnya biduk rumah tangga kami oleh seolengnya hingga sampai pada titik nadir yang penuh ketidak pastian.
Dari sinilah kita akan memulai cerita yang sebenar-benarnya. Semoga para pembaca tidak membenci siapapun tokoh dalam kisah ini. Walau semua nama tokoh, tempat tinggal dan pekerjaan masing-masing sedikit samarkan, namun alur ceritanya benar-benar asli seperti yang kami alami.
Selamat membaca dan bersiaplah untuk aneka kejutan mendebarkan dan alur cerita yang pastinya akan sangat berbeda dengan semua alur yang pernah ada. Mengapa bisa sangat berbeda?
Karena ini berisi 88% kisah nyata. Bukan hasil contekan atau copy paste dari manapun.
Sudah siap dengan segala kejuatannya?
Jika benar-benar sudah siap, maka kita segera lanjutkan.
Namun sebelumnya, saya mohon dengan hormat kepada seluruh pembaca untuk sudi kiranya dan rela memberikan Like, Love atau Komentar pada bab yang sudah dibaca dengan baik.
Respon pembaca akan memberikan keyakinan dan semangat bagi saya untuk secepatnya memposting cerita ini sampai tuntas dan tamat di bab 80.
Selamat membaca dan selamat mersepon.
Bersambung