bc

Terjerat Hasrat Mertua

book_age16+
28.9K
IKUTI
302.4K
BACA
family
playboy
drama
sweet
small town
intersex
engineer
husband
like
intro-logo
Uraian

Ketika mertua berusaha menanamkan benih cinta di hati menantunya, apa yang akan mereka lakukan? Benarkah mereka tega menghancurkan bahtera rumah tangga anak-anaknya? Jerat apa yang akan ditebarkan dan siapa yang akan terjerat?”

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1
Judul : TERJERAT HASRAT MERTUA By. Ndra Irwan ^^^ Saat ini aku sedang benar-benar gegana. Gelisah galau dan merana. Bagaimana tidak? istriku dikabarkan berselingkuh dengan orang yang sangat aku hormati dan masih tak percaya istriku tega berselingkuh dengan dia. Dengan orang yang dimana aku tidak memliki kemampuan untuk melawannya. Di depan sebuah warung kopi yang berlokasi di perempatan jalan dekat alun-alun kecamatan, aku duduk termangu di atas motor N-max kesayanganku. Mengisap sebatang rokok dan sesekali membalas pesan dari beberapa teman dan keluarga. Aplikasi ojek online-ku untuk sementara sudah dinon-aktifkan. Matahari mulai condong ke barat dan siang pun kini merangkak menuju malam. Saatnya aku pulang dan beristirahat di rumahku surgaku itu. Walau demikian, aku masih berharap ada seorang penumpang yang tujuannya searah dengan pulangku. Hitung-hitung teman ngobrol selama dalam perjalanan atau untuk tambah-tambah uang bensin. Namun sejujurnya aku sangat berharap mendapat penumpang yang satu jurusan di luar aplikasi. Mereka terkadang lebih berani memberi uang bensin yang lebih. Apalagi kalau sudah malam. Namun jarang sekali mendapat penumpang kalau sudah lewat maghrib. Rumahku surgaku, berlokasi di perkampungan di kaki gunung. Jaraknya kurang lebih 25 kilo meter dari pusat kota kecamatan. Di perapatan ini lah aku dan beberapa rekan sesama pengendara ojek online biasa mangkal. Akses dari dan ke kampung halamanku melewati hutan pinus sejauh 7 kilo meter. Hutan yang sangat sejuk dan ramai pengunjung pada siang hari, namun berubah sunyi dan mencekam dari sore hingga menjelang pagi. Hampir seluruh warga sekitar hutan tersebut mempercayainya jika tempat itu sangat angker. Walau sampai detik ini belum pernah ada yang bisa benar-benar membuktikan jika di hutan itu pernah ada penampakan yang nyata. Berdasarkan cerita legenda yang disampikan dari mulut ke mulut secara turun temurun. Mengkisahkan bahwa di hutan tersebut terdapat pusat kerajaan bangsa lelembut dan dedemit. Penghuni kerajaan itu setiap tahunnya akan meminta tumbal berupa nyawa sepasangan kekasih atau pasangan suami istri yang belum memiliki anak. Akibat cerita itu, sebagian besar penduduk kampung, akan berpikir seribu kali jika harus melewati hutan itu ketika hari sudah sore hingga menjelang subuh. Kalau pun terpaksa harus melewatinya, mau tidak mau mereka akan mencarter mobil dengan menyewa beberapa penumpang atau setidaknya menyewa dua motor ojek. Tentu saja biayanya pun jadi sangat mahal. Hampir setiap hari aku melewati hutan itu, terkadang hanya sendirian. Bukan menjelang sore tapi lebih sering tengah malam hingga dini hari. Aku dianggap  sebagai pemuda pemberani dan tergolong dalam segelintir warga kampung yang tidak percaya dengan rumor yang beredar tentang keangkeran hutan tersebut. Dalam kenyataannya setiap aku melewati hutan yang katanya angker tersebut, belum pernah menemui hal yang mencurigakan apalagi menakutkan. Paling banter mendapat kejutan dari monyet, anjing liar, babi hutan, rusa atau ular yang tiba-tiba melintasi jalan tanpa permisi. Aku hampir tiap hari bolak-balik hutan angker itu hingga para penunggu dan bangsa dedemit yang bermukim di sana, sudah tidak asing lagi dengan bau keringatku yang bercampur parfum. Mereka tampaknya sama sekali tidak memiliki minta untuk menggodaku apalagi menjadikannya bangsa mereka. Tapi jika di negeri siluman sana sudah mulai dibuka lowongan kerja, mungkin aku pun mikir-mikir untuk bisa pindah ke sini.  Walau hanhya jadi rider ojek online. Sejujurnya menjadi mitra ojek online saat ini, terasa sangat berat. Saingan bermunculan makin hari makin membludak. Profesi ojek yang dulu dianggap rendahan dan tak menjajikan, kini mulai jadi primadona dan jalan termudah bagi banyak orang untuk mendapat penghasilan baik utama maupun tambahn. Bahkan tak sedikit yang menjadikan oejk online sebagi penyelamat hidup akibat terkenan PHK. "Hey Wildan!" Sebuah seruan dari kejauhan memanggil namaku. Sontak pandanganku tertoleh ke arah sumber suara. Dari jarak sekitar 30 meteran tampak seorang wanita muda berusia kira-kira 27 tahun, berjalan gontai, anggun dan santai menuju ke arahku. Memakai rok mini merah. Kedua kaki jenjang dan paha indahnya terbungkus stocking hitam semi transparan. Sangat serasi dengan high heel berwarna merah menyala. Sementara atasannya memakai jaket kulit warna merah dop yang kerahnya dipenuhi bulu-bulu halus warna langsat. Di bahunya pun tersampir tali tas kecil blink-blink yang berkilauan terkena cahaya. 'Wah sepertinya ada artis dangdut nyasar nih. Lumayan banget kalau dia pulang searah denganku. Ini kah yang namanya rizki anak soleh?' batinku bersorak dan berharap. Kedua mataku kian lekat menatap wanita yang sore itu sukses menyedot dan mengalihkan perhatian banyak pasang mata yang jelalatan. Beberapa diantaranya menggoda dengan menyapa sok ramah dan sebagian lainnya bahkan ada yang bersiul nakal. Aku segera turun dari motor. Berdiri gagah menyambut sang penyanyi dangdut yang langkahnya semakin dipercepat. Tampaknya dia pun risih dan tak nyaman dengan godaan dan tatapan mata lelaki yang seolah siap menerkamnya. Aku yakin, artis dangdut yang entah siapa namanya ingin segera sampai di dekatku untuk berlindung dan bersembunyi dari perhatian semua orang, di balik punggungku. Aku sedikit berharap semoga dia bersembunyi dalam pelukanku. "Tiara!" Aku berseru dengan suara tertahan. Tak percaya pada penglihatanku sendiri. Pada jarak yang tak lebih dari setengah meter, wanita dengan dandanan mencolok dan make up yang sedikit menor itu, mengulurkan tangannya mengajakku bersalaman. "Hmm ternyata kamu masih kenal aku, hehehe." Tiara membalas sapaanku. Aku terkesima beberapa jenak. Aroma parfum yang sedikit menyengat, menyeruak dari tubuh seksinya dan langsung menusuk penciuman. Menyemarakkan sore yang sebentar lagi akan berganti malam. Wajah menornya semringah. Alisnya tebal melengkung, bulu matanya lentik, matanya memakai soft lens hazel, sukses memberikan kesan s*****l dan menggoda siapapun yang melihatnya. Bibir bergincunya menghadirkan senyum ceria. Jiwaku yang selalu rapuh setiap bertemu penyanyi dangdut panggung yang demikian, tiba-tiba bergeliat. Jiwa playboy cap melati serta hasrat ingin menggoda merasuki segenap jiwaku. "Gimana kabarnya, Wil?" Tiara bertanya ramah. "Baik. Ini beneran Mutiara Amarilis, alumni SMK Indonesia Pusaka?" tanyaku memastikan. "Oh my God! Kamu bahkan masih ingat almamaterku!" Tiara berseru kegirangan. "Wildan kamu kemana aja? Lama banget kita tidak bertemu. Sumpah aku kangen, Wil!" lanjutnya excited seraya memelukku dengan sangat kuat. Aku kembali terkesima. Mulutku refleks menganga, degup jantungku berdetak kencang seperti genderang yang mau perang. Perlahan-lahan aku pun membalas pelukannya walau jiwa dan pikiranku belum sepenuhnya terkumpul dan stabil. Di sore yang cerah menjelang malam, dengan disaksikan puluhan pasang mata, aku mendapatkan pelukan yang hangat dan kuat dari seorang wanita cantik nan seksi. Tak terduga. Wanita yang sudah sekian lama tidak pernah aku jumpai batang hidungnya, apalagi batang leher, ketiak dan jempol kakinya. Tiba-tiba hadir di depan mataku. Dia seperti sengaja diturunkan dari langit atau diangkat dari perut bumi, untuk menemuiku. Puluhan wajah yang menyaksikan tubuh kami yang berpelukan, memperlihatakan ekspresinya masing-masing. Ada yang bengong, ada yang tersenyum, namun tak sedikit yang mencibir dan cemburu buta. Tak lama kemudian mereka pun kembali masa bodoh dan melanjutkan aktifitasnya masing-masing. "Ini beneran Wildan Bangla, alumni STM Maju Tak Gentar?" bisik Tiara di daun telingaku. Seolah sengaja ingin memasukan seluruh napas hangatnya dalam rongga telingaku. "Hah!" Aku berseru kaget. Seketika melongo dengan mata terbelalak dan mulut menganga. Sekujur tubuhku mendadak panas dingin. Kaget bukan kepalang. Aku tak mempercayai telingaku sendiri. Sepanjang yang aku tahu, hanya ada dua orang wanita di dunia ini yang secara terang-terangan berani memanggilku dengan julukan yang sedikit memalukan itu. Istriku dan seseorang lagi yang namanya sudah hampir hilang dari hatiku. Benarkah seorang Tiara yang ketika dulu tidak pernah akrab denganku tahu dengan julukan sakral itu? Dengan gerakan slow motion, aku sedikit mendorong tubuh Tiara dari tubuhku. Beberapa saat bola mataku lekat memandang wajahnya yang tersenyum manis menggemaskan. Dia bahkan seakan tak merasa bersalah atau mungkin tak menyadari jika ucapannya barusan, hampir saja membuat jantungku copot dari sarangnya.  "Kok kamu tahu panggilanku Bangla? siapa yang ngasih bocoran?" tanyaku dengan berbisik sedikit mendesah. Rongga dadaku sesak dipenuhi rasa penasaran dan heran. "Ada deh!" Tiara menjawab seraya menunduk. Bola matanya menatap secara seksama bagian tubuhku tempat bersemayamnya benda yang membuat aku mendapt julukan sakti 'Si Bangla.' Cukup lama Tiara memfokuskan tatapannya menelisik sekujur tubuhku. Setelah puas, dia kembali menatap wajahku dengan tatapan yang sangat nanar dan sayu. Aku bahkan tak sanggup menterjemahkan tatapannya yang sangat menggoda. Mata sayu dan nanar itu kini menyapu sekujur tubuhku dengan sangat intens dan mendalam. Bergerak pelan mulai dari ujung sepatu Kicker-ku hingga ujung rambutku. Jantungku masih berdegup tak normal. Sebait tanya tersisa di d**a. Mengapa setelah sekian lama julukan itu menghilang, kini ada lagi yang memanggilku dengan sebutan itu. Julukan yang sedikit sakral sekaligus tabu. Bahkan aku sudah meminta dengan hormat pada semua sahabat terdekatku untuk menghapusnya dari memori mereka. Lebih mengejutkan lagi, yang mengingatkan aku pada panggilan yang sudah aku buang itu, adalah seorang Tiara. Sedangkan aku dan dia hanya sebatas saling mengenal. Dulu setiap bertemu hanya sekedar 'say halo.' Pernah bicara basa-basi berdua dan itu pun tidak lebih dari satu atau dua patah kata saja. Kalau pun dulu aku memiliki kesempatan ngobrol panjang lebar berduaan dengan dia. Sudah dipastikan tak mungkin aku berani membahas 'Si Bangla'. Sejak kapan dia tahu aku punya julukan gila itu? Dari b*****h mana Tiara mendapat bocorannya. Benar-benar memalukan dan membuatku mati gaya aja! ^^^

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Cinta Yang Terbelah

read
1.9M
bc

Scandal Para Ipar

read
701.2K
bc

Life of An (Completed)

read
1.1M
bc

My Devil Billionaire

read
95.9K
bc

Marriage Aggreement

read
84.1K
bc

Dilamar Janda

read
322.8K
bc

HAN MIN

read
9.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook