Bukan Rencana

1599 Kata

Agra yang masih tertawa itu mengangkat tubuh Inara membawa ke kamar mandi. “Bapak mau apain saya?” Bertanya dengan bibir bergetar ketakutan. “Ada yang sakit gak?” Agra mendudukan di wastafel. Inara menggelengkan kepala tanpa mau menatap suaminya. “Mandi sendiri, terus istirahat.” Kemudian meninggalkan sendirian. Inara bingung, dia diam dulu selama beberapa menit memastikan Agra tidak masuk lagi. “Udah?” Gumamnya bingung. Berlari kecil mengunci pintu, barulah Inara bisa mandi dengan tenang. Kira-kira bagaimana mereka akan melewati malam ini? Apakah benda panjang itu akan merusak dirinya? Inara sudah membalut dirinya dengan beberapa lapis handuk takut Agra menyerang. Ternyata pria itu tidak ada di kamar. Inara menunduk depan pintu hendak mengintip tanpa tahu Agra membuka pintu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN