C H A P T E R 7
Perkuliahan masih beberapa hari lagi. Dan hari ini masih ada pameran komunitas yang ada di seluruh kampus. Obrolan semalam dengan Sawyer membuat Mia merasa baikan. Setidaknya itu membuat Mia melupakan Sam dan Alex untuk beberapa saat.
"Mia!" panggil Hannah. "Bagaimana tidurmu?" tanyanya.
"Kau tahu persis seperti apa." Mia melirik Hannah dengan tatapan datarnya. "Dan rasanya kau lebih tahu daripada aku."
Hannah tertawa. "Kalau begitu, pasti menyenangkan. Semalam Sawyer juga tidak datang ke pesta penyambutan, dia pasti menemanimu di kamar kan?" goda Hannah.
Mia berjalan dengan cepat di depan Hannah. Perkataan sahabatnya membuat Mia mengingat percakapan mereka semalam. Memang menyenangkan, tapi entah mengapa Mia justru tidak begitu terrarik dengan Sawyer.
"Nah, kau pasti sedang mengingat-ingat kejadian semalam, kan?" goda Hannah lagi.
Mia memukul bahu sahabatnya. "Apa sih? Aku sedang memikirkan Sam," katanya berbohong.
Hannah memanyunkan bibirnya. "Masih saja memikirkan pria egois yang meninggalkanmu itu."
Mia tidak membalas kata-kata Hannah. Selain tidak ingin berdebat pagi hari dengan sahabatnya, Mia juga sedang tidak mau membela Sam. Mia memang merelakan Sam pergi, tapi gadis itu tidak merelakan Sam untuk melupakannya. Karena dilupakan dari orang yang kita sayangi adalah hal yang paling menyakitkan.
Sekarang mereka sudah berada di tempat orang-orang yang mempromosikan komunitas mereka. Beberapa tenda dan meja berjejer di sepanjang jalan. Dan para mahasiswa baru yang tertarik dengan komunitas-komunitas itu bisa datang ke meja mereka dan menanyakannya langsung.
"Whoa, ada banyak komunitas di kampus." Hannah memasukkan tangannya ke dalam saku celana. "Hey, lihat!" Hannah menunjuk salah satu komunitas yang ramai di kelilingi gadis-gadis.
Mia mengarah ke tempat yang di tunjuk Hannah. Di sana bertuliskan 'Challuring Man's Club'. Mia sempat bertanya-tanya apa maksud dari kata Challuring yang tertulis di papan mereka.
"Wah, itu pasti perkumpulan para pria tampan." Hannah bersorak. "Kita harus lihat ke sana. Katanya jika kita menjadi pacar salah satu pria di klub itu, kita pasti bisa masuk Woman's Beauty Club." Hannah menarik lengan Mia dan menyeretnya menuju kerumunan gadis-gadis lain.
"Ya, ampun! Club macam apa itu? Namanya saja aneh," ujar Mia. Tapi dia tidak melepaskan lengannya yang ditarik oleh Hannah.
Hannah menerobos kerumunan itu hingga dia bisa mencapai depan. Kadang Mia suka heran dengan sahabatnya yang selalu bersemangat dengan hal-hal aneh. Sebenarnya Mia juga seperti itu, hanya saja hal-hal aneh yang berbeda.
"Maaf gadis-gadis, kalian tentu saja tidak bisa mendaftar di sini. Karena klub ini hanya untuk para pria, tapi kalian yang merasa memiliki wajah cantik dan bisa mendaftar di WBC. Dan tentu saja, kami juga memacari gadis-gadis di sana," kata salah seorang pria dengan jaket kulit berwarna hitam.
"Aaaa," teriak semua gadis dan mereka berpindah tempat menuju meja gadis-gadis dengan wajah ala model.
Hannah berlari mengikuti kerumunan, sedangkan tangan Mia sudah terlepas darinya. Mia terlihat seperti seorang anak kecil yang hilang di tengah-tengah kerumunan. Mia murunduk di bawah untuk berlindung dari gadis-gadis yang menyeretnya ke sana-sini.
Seseorang menepuk pundak Mia, dia tidak yakin itu adalah Hannah. Karena dia melihat sahabatnya tadi berlari paling depan. Saat Mia menengadah, Sawyer sedang tersenyum padanya.
"Kau sedang apa?" tanya Sawyer.
Mia bangkit dari tempatnya berlindung tadi. "Ah, tadi aku sedang berlidung dari serangan gadis-gadis pecinta pria-pria aneh," jawabnya.
Sawyer tertawa mendengar perkataan Mia barusan. "Pria-pria aneh?" tanyanya lagi.
"Ya, klub macam apa yang memiliki nama Challuring Man's Club." Mia terkekeh.
"Hey," kata pria yang berbicara dengan kerumunan gadis-gadis tadi. "Challuring itu singkatan dari Charming dan Alluring, asal kau tahu saja. Dan pria yang berbicara denganmu itu termasuk pria aneh yang kau maksud," katanya sambil menyeringai.
Mia membuka mulutnya lebar. Dia tidak tahu kalau Sawyer itu klub aneh itu. "Berarti kau aneh," katanya pada Sawyer.
Sawyer tertawa lagi. "Jika kau mengatakan seperti itu, tentu saja."
"Kenapa kau masuk klub aneh itu?" tanya Mia kemudian saat mereka sudah menjauh.
"Senior satu klub football-ku yang mendaftarkan, dia salah satu member di Challuring Man's Club juga" jawabnya.
Mia menoleh ke arah Sawyer. "Kau ikut football juga?" tanyanya. Sawyer hanya mengangguk. "Kenapa kau ikut semua klub populer, sih?"
"Kenapa memangnya?" kali ini Sawyer yang bertanya.
"Itu artinya aku harus menjauh darimu. Karena pria populer pasti memiliki banyak penggemar. Jadi jika kau menjadi populer nanti, aku harus siap-siap mendapat serangan dari para penggemarmu."
Sawyer tertawa lagi. Pria itu banyak tertawa saat di dekat Mia. Saat seperti ini, Mia jadi ingat Sam yang juga selalu tertawa saat di dekatnya. Kenangan itu tidak akan pernah kembali, terutama pada Sam. Dia telah melupakan untuk selamanya.
"Hhhh-hhhh-hhhh." Hannah terengah-engah sambil memegang sebuah kertas brosur. "Akhirnya aku mendapatkan brosurnya," katanya.
"Ya, ampun. Kau terngah-engah karena mengambil brosur itu? Sedangkan kau bisa mendapatkan brosur lain dengan mudah." Mia menggeleng-geleng.
"Yang ini beda, Mia," bantah Hannah. Kemudian dia baru menyadari Sawyer berada di samping Mia. "Sawyer? Wah, kau pasti habis mendaftar CMC, ya?" tanyanya.
"Dia tidak mendaftar. Secara tidak langsung, Sawyer di undang," Mia membenarkan kata-kata Hannah.
Hannah membuka mulutnya lebar sambil menutupnya dengan kedua tangannya. "Whoa, keren! Pria sepertimu memang seharusnya di undang ke klub itu."
Mia memutar bola matanya. "Nah, sekarang temani aku mendaftar ke komunitas pecinta buku," kata Mia bersemangat.
"Kenapa harus klub itu, sih? Kau bemar-benar jadi terlihat seperti kutu buku tahu." Hannah melipat lengannya di d**a.
Mia tersenyum pada Sawyer sesaat. "Sampai bertemu lagi Sawyer," kata Mia. Kemudian dia menarik lengan Hannah dan menjauh dari Sawyer.
"Mia, kau pasti bakal kena masalah." Hannah melirik sahabatnya yang sedang mencari komunitas yang cocok untuknya.
"Kenapa aku harus kena masalah?" tanya Mia tanpa melihat ke arah Hannah.
"Sawyer akan jadi populer dalam hitungan sekejap saja. Kau satu kamar dengannya. Kalian bisa saja jadian, dan kau jadi terkenal. Aku iri padamu, kau selalu di kelilingi pria populer."
Mia berhenti saat mendengar perkataan Hannah. Ingatannya mundur beberapa tahun yang lalu saat Mia belum berteman dengan Hannah. Saat Mia mengencani salah satu pria populer di sekolah dan menjadikannya sebuah bencana. "Percayalah Hannah, aku tidak suka itu."
"Sebenarnya apa sih yang ada di pikiranmu? Semua orang suka pria populer dan kau lebih menyukai buku daripada pria populer?" Hannah menggeleng-geleng.
Memang salah Mia belum pernah menceritakannya tentang kejadian yang menimpanya beberapa tahun lalu sebelum bertemu dengan Hannah. Bagi Mia itu adalah masa lalu yang tidak mau dia ingat lagi. "Aku memiliki trauma dengan pria populer," kata Mia akhirnya.
Hannah berhenti sesaat. "Trauma? Apa yang terjadi?" tanyanya.
"Aku—" Suara Mia tiba-tiba hilang. Pandangannya tertuju pada seorang pria yang berdiri lima meter di depannya.
Mata pria itu akhirnya tertuju pada Mia. Rasanya ada sesuatu yang membuat tubuh Mia lemas seketika. Dia memang sudah lebih kuat dari sebelumnya, tapi dia belum pernah bertemu dengannya lagi. Dan rasanya, tubuh Mia tidak bisa menahan tubuhnya.
Pria itu tersenyum pada Mia, tidak lebih tepatnya menyeringai. Dan itu benar-benar membuat bulu roma Mia berdiri seketika. Pria itu mulai mendekat dan Mia merasa udara di paru-parunya menghilang sesaat, dia tercekat.
"Wah, kita akhirnya bertemu lagi ya," kata Pria itu.