bc

Deja Vu: Another Galaxy (Bahasa)

book_age12+
310
IKUTI
1.0K
BACA
billionaire
time-travel
system
dominant
badboy
kickass heroine
powerful
drama
like
intro-logo
Uraian

Book 2 From Déjà Vu Trilogy

Sequel of Déjà Vu: Another World

Setelah kepergian Sam, Mia menjalani kehidupan seperti biasanya. Melupakan pria yang dicintainya memang hal yang mustahil. Namun, dia harus tetap menjalani kehidupan barunya. Awal baru bagi Mia di bangku kuliah. Tinggal jauh dari ayahnya dan memulai kehidupan baru.

Awalnya, semua biasa-biasa saja. Mia menikmati kehidupan barunya di bangku kuliah. Namun seseorang muncul dan mulai mengincar Mia. Tidak hanya satu, tapi beberapa orang mengincar Mia untuk merebut Gungnir yang dipercayakan ayahnya pada dirinya.

Di lain waktu, Mia bertemu dengan Val. Dan memaksanya untuk ikut pergi ke planet Orion. Sam masih tidak mengingat Mia, bahkan Sam menjadi berbalik arah dan menjadi pemberontak.

Mia membujuk Will untuk membantunya. Karena, satu-satunya orang yang tahu letak markas para pemberontak hanyalah Will.

Planet Orion benar-benar seperti bumi. Dalam versi dystopian world. Mia harus melewati berbagai rintangan untuk bisa menemui Sam.

Petualangan di planet Orion baru saja akan dimulai. Mia bertemu dengan orang-orang baru yang membuat dirinya ingin tinggal di Orion.

Mampukah Mia menemui Sam? Atau dirinya terjebak dalam dunia baru yang tidak dikenalnya?

chap-preview
Pratinjau gratis
Chapter 1
C H A P T E R  1 "Dad, aku akan baik-baik saja. Lagipula aku akan pulang setiap liburan semester." Mia menatap ayahnya yang terlihat sangat khawatir. "Aku tahu, aku hanya tidak menyangka anak gadisku sudah tumbuh begitu cepat." Ayahnya memeluk Mia dengan erat. Hari ini adalah hari baru bagi Mia. Dia akan menjalani kehidupan barunya dibangku kuliah. Jauh dari ayahnya dan jauh dari rumah tempat dia tinggal. Pergi bersama Hannah sudah cukup baginya untuk membuat Mia nyaman. "Tenang saja Mr. Paris, aku akan menjaga Mia," kata Hannah sambil membawa koper Mia dan memasukkannya ke dalam mobil. "Kau yakin tidak mau aku antar?" tanya ayahnya sambil tersenyum mendengar Hannah. Mia menggeleng. "Aku dan Hannah akan baik-baik saja. Sekarang, sebaiknya kau melepaskan pelukanmu sebelum Hannah mulai mengejekku," kata Mia sambil tersenyum pada ayahnya. "Aku akan terus seperti ini jika Hannah mengejekmu," goda ayahnya sambil balik tersenyum. "Hey, kalian membicarakanku ya?" Hannah melipat kedua lengannya sambil tersenyum juga. Mia dan ayahnya tertawa bersama sambil menatap Hannah bersamaan. "Kami harus berangkat sekarang," kata Mia. Ayahnya melepaskan Mia dan membiarkan anaknya masuk ke dalam mobil. Hannah dan Mia melambaikan tangan sebelum pergi. *** Perjalanan empat jam sambil berkendara tidak begitu membosankan bagi Mia. Tentu saja dia menghabisakan beberapa jam dengan membaca buku sedangkan Hannah yang menyetir. "Kita akan berhenti untuk isi bensin," kata Hannah sambil membelokkan mobilnya pada mini market dan tempat pengisian bensin di depan. Mia menutup bukunya dan keluar dari mobil sambil meregangkan kakinya yang terasa sakit karena terlalu lama duduk. Gadis itu menatap ke sekeliling. Ada satu mobil dan satu motor yang terparkir di depan mini market. Mia melirik Hannah sebelum berpikir untuk masuk ke dalam mini market. "Hannah, aku ingin membeli beberapa cemilan. Ada yang ingin kau pesan?" tanya Mia. Hannah masih sibuk dengan mobilnya untuk mengisi bensin. "Kau selalu tahu apa yang aku mau, Mia." Hannah tersenyum pada sahabatnya. Mia balik tersenyum dan dia kemudian masuk ke dalam mini market. Ada seorang penjaga kasir yang duduk dengan bosan sambil menunggu. Kelihatannya penjaga kasir itu terpaksa untuk melakukan ini. Entah karena dia memang butuh uang atau yang lainnya. Dan ada seorang pria bertopi di pojok ruangan yang sedang memilih minuman. Mia mengambil beberapa camilan kesukaan Hannah. Mengingat Hannah yang menyetir, gadis itu pasti akan senang jika Mia membelikannya. Setelah selesai memilih, Mia membawa makanan itu ke kasir. Sayangnya pandangan Mia tertutup oleh tumpukan camilan yang dia bawa dengan tangannya. Gadis itu memang tidak menggunakan keranjang belanja, karena tadinya dia pikir hanya akan membeli sedikit. Saat Mia berbalik, gadis itu menabrak seseorang dan semua camilan yang di bawanya berhamburan di lantai. "Maafkan aku," kata Mia yang tentu saja salahnya yang berbalik tiba-tiba. Pria itu menunduk dan mengambil beberapa camilan yang berceceran di bawah. Mia menatap pria itu lekat-lekat. Aroma khas rambutnya membuat gadis itu terperanjat dan jantungnya seakan berhenti seketika. Sudah berbulan-bulan setelah kejadian waktu itu. Setelah Sam meninggalkannya untuk pergi ke planet Orion. Dan setelah Alex memberikan surat kepergiannya. Yang berarti sudah hampir tujuh bulan Mia tidak melihat Alex. Dan sekarang, Mia berdiri di depan seorang pria yang tidak bisa berhenti dilupakannya setelah Sam. "Alex," ujar Mia. Pria itu menengadahkan kepalanya yang masih memungut camilan yang jatuh di bawah. "Mia," kata Alex terkejut. Dia tidak pernah mengira bisa bertemu dengan gadis itu sekarang. Bukan karena dia tidak ingin, tapi Alex belum siap menjelaskan semuanya pada Mia. "Alex, itu benar kau?" tanya gadis itu dengan kegirangan. Dengan cepat Alex membantu Mia membawa camilannya ke kasir dan segera membayar minumannya. Pria itu tidak berkata-kata lagi setelahnya. Wajah Alex juga berubah seketika, seolah dia tidak senang bertemu dengan Mia. "Alex," panggil Mia setelah pria itu membayar minumannya. Mia hanya menatap Alex saat pria itu keluar. "Tolong hitung dulu, aku akan kembali. Mia menyusul Alex yang sekarang sudah menaiki motornya. Pria itu memakai helm-nya tanpa menghiraukan Mia. "Alex? Ada apa denganmu? Kau tidak ingat denganku? Sudah tujuh bulan kita tidak bertemu, kau tidak ingat tentang suratmu?" tanya Mia bingung. Alex masih tidak berkata-kata dan menyalakan motornya. Kemudian dia meninggalkan Mia di depan mini market. Gadis itu mengangkat bahu tidak percaya. Apakah Alex benar-benar tidak mengenalnya? Tapi dia mengingat nama Mia. Atau Alex marah karena Mia lebih menyayangi Sam daripada dirinya? Tidak, Alex selalu menyayangi Mia walaupun gadis itu lebih menyayangi Sam. Mia kembali masuk ke dalam mini market dan membayar makanannya yang sudah dihitung. Hannah menunggunya di mobil sambil tersenyum saat melihat sahabatnya membawa sekantung makanan penuh dengan camilan kesukaannya. "Kau benar-benar menyayangiku, Mia." Hannah melototkan matanya kegirangan. Dia melihat sahabatnya yang kebingungan dan hanya memberikan camilannya tanpa ekspresi padanya. "Ada apa?" tanyanya kemudian. "Aku baru saja melihat Alex," jawab Mia. Hannah langsung melototkan matanya. "Alex? Kau bertemunya di dalam tadi? Kenapa kau tidak bilang," kata Hannah. "Dia pergi begitu saja, Hannah. Dia terlihat seperti tidak suka bertemu denganku." Mia mengusap keningnya frustasi. "Setelah berbulan-bulan dan akhirnya kami bertemu, sikapnya langsung berubah seketika." "Mungkin dia hanya tidak ingin mengingat beberapa kenangannya bersamamu." Hannah mulai tersenyum. "Mengingat, kau pernah berciuman dengannya, kan." Dia menyenggol sahabatnya. Mia memutar bola matanya. "Itu tidak masuk akal, karena itu berarti berbeda dengan surat yang dia berikan padaku." "Ayolah, ambil sisi positifnya saja." Hannah mulai menyalakan mobilnya. Mia diam sesaat, melihat jalanan yang tadi dilewati Alex dan kemudian menatap Hannah. "Dia lewat jalan ini tadi," kata Mia. "Kalau begitu bagus. Mungkin dia memang akan pergi ke tempat yang sama dengan kita." Hannah tersenyum dan menginjak pedal gasnya dalam-dalam. *** "Ah, akhirnya kita sampai." Hannah keluar dari mobil diikuti Mia yang masih setengah terpejam. Hannah kemudian membuka bagasi mobilnya dan mulai mengeluarkan barang-barang yang mereka bawa. Mia menguap di samping Hannah sambil membantunya mengeluarkan barang-barang mereka. Sebenarnya, Mia lebih memilih menyewa apartemen sendiri bersama Hannah. Tapi karena mereka adalah mahasiswa tahun pertama, maka mereka diwajibkan untuk tinggal di asrama setidaknya selama satu tahun penuh. Cuaca musim pertengahan bulan agustus cukup panas. Karena itu, pakaian mereka tidak terlalu berat karena tidak harus membawa mantel dan hal lainnya yang memberatkan. Banyak murid baru yang berlalu-lalang sambil mencari kamar mereka. Dan ada satu hal yang membuat Mia terdiam di depan pintu asrama, yaitu pria dan wanita yang berlalu-lalang. "Tunggu, asramanya digabung dengan pria?" Mia melototkan matanya. Hannah mengangkat bahu, kemudian berjalan menuju seseorang yang berdiri di meja mirip dengan resepsionis. "Hai," sapa Hannah.  "Hai, kau pasti Hannah Riley," kata seorang gadis yang kelihatannya tidak lebih tua dari Hannah.  Hannah sedikit bingung karena gadis itu mengenali namanya. Namun kemudian gadis itu menatap nama yang tertempel di d**a kiri Hannah. "Ah, ya." Hannah menepuk dadanya sambil tersenyum.   "Ini kuncimu." Gadis itu memberikannya pada Hannah. Kemudian melirik ke sebelah. "Dan kau pasti Mia Paris." Gadis itu juga memberikan kunci pada Mia.   Mia mengambilnya. "Kenapa kamar asramanya di gabung dengan laki-laki?" tanya Mia pada gadis itu. "Mereka tidak mengatakannya di brosur."   "Ya, tahun kemarin mereka belum memberlakukan hal ini. Tapi karena gedung asrama pria sedang direnovasi, jadi asramanya digabung." Gadis itu tersenyum ramah pada Hannah dan Mia. "Ada lagi yang ingin kalian tanyakan?" tanyanya.   Hannah menggeleng. "Tidak, terima kasih." Hannah menarik Mia yang masih terpaku. "Kau baik-baik saja?" tanya Hannah.   "Bagaimana kalau teman satu kamarku laki-laki?" Mia menggeleng kepalanya frustasi.    "Tenang saja, tidak akan. Ayo, aku antar kau ke kamarmu." Hannah membantu Mia membawa barang-barangnya.   Sekarang, mereka sudah berada di depan kamar asrama. Mia takut untuk membukanya. Apalagi kalau dia mendapatkan teman sekamarnya pria.   "Ayolah, ini bukan tes, kan?" Hannah menekan knop pintu, membukanya. "Hai, sahabatku Mia akan menjadi teman sekamarmu," kata Hannah dengan ramah.   Mia melototkan matanya saat melihat seorang pria dengan jaket kulit hitam yang senada dengan warna rambutnya menatap Mia dan Hannah.   "Aku akan mati malam ini, Hannah," gumam Mia.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

My Ex Boss (Indonesia)

read
3.9M
bc

My Husband My CEO (Completed) - (Bahasa Indonesia)

read
2.2M
bc

Om Bule Suamiku

read
8.9M
bc

SEXRETARY

read
2.2M
bc

MY DOCTOR MY WIFE (Indonesia)

read
5.0M
bc

Partner in Bed 21+ (Indonesia)

read
2.0M
bc

See Me!!

read
88.2K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook