Selesai sholat subuh berjamaah di mushola hotel, mereka kemudian berjalan-jalan menyusuri taman yang ada di hotel, cahaya lampu taman tampak berpendar menerangi hari yang masih gelap. Keduanya berjalan bersama tanpa mengatakan apa pun. Yang terdengar hanya desah nafas dan suara detak jantung mereka, Setelah puas berjalan-jalan, mereka kembali ke kamar. Mereka kemudian mereka menuju balkon untuk menyaksikan matahari terbit. Melihat duduk bersisian di kursi yang ada di balkon sembari melihat langit yang mulai menampakkan semburat jingga.
"Kamu nanti masih cuti hari ini?" tanya Keenan memecah kesunyian di antara mereka.
Rhein mengangguk.
"Oke, nanti setelah check out, kita mengambil barangmu dan pindah ke rumahku."
"Kita juga akan menengok kakek di rumah beliau, aku melihat kakek sangat menyukaimu. Aku belum pernah melihat kakek langsung suka pada seseorang saat pertama kali bertemu kecuali kamu,"
Rhein memalingkan wajahnya menatap Keenan yang tengah tersenyum menatapnya. Keenan tampak heran karena sedari tadi Rhein tak mengucap sepatah katapun. Keenan menatap fitur wajah Rhein yang sangat cantik yang tengah menantap pemandangan langit dengan takjub saat matahari muncul perlahan di ufuk timur. Keenan melingkarkan lengannya di bahu Rhein membuat gadis itu terkejut. Dia tampak berusaha menolak pelukan Keenan tapi Keenan tak membiarkan Rhein bergerak.
Keenan dapat melihat keengganan. Rhein yang membuatnya menelan ludah, meski begitu keenan tidak memindahkan lengannya karena dia ingin tahu gadis ini hanya pura-pura malu karena tidak ingin dikira murahan atau karena dia memang lugu. Jika itu gadis lain Keenan tidak perlu repot menyentuhnya karena mereka akan menyerahkan diri mereka yang akan membuat Keenan merasa jijik.
"Dari kemarin aku berpikir kamu tidak layak jadi orang ketiga, kamu terlihat malu-malu dan sangat tidak ahli!" ejek Keenan.
Rhein memalingkan wajah menatap Keenan dengan wajah memerah mengingat sebelumnya dia membalas ciuman pria di depannya. Rona merah di pipi Rhein sangat menggoda Keenan, dia menjatuhkan tatapannya pada bibir merah muda Rhein.
. "Sudah kubilang, aku tak mengerti kalau dia belum bercerai dari istrinya. Yang aku tahu dia statusnya single dia juga sudah menunjukkan surat cerainya padaku setahun yang lalu sebelum aku menerimanya," Rhein terlihat kesal
"Dan kau percaya begitu saja? Ternyata istriku bodoh!" ejek Keenan sambil mengusap kepala Rhein.
"Ya, aku memang bodoh," Rhein merengut tapi dadanya terasa berdebar kencang karena usapan tangan Keenan di kepalanya.
Keenan terkekeh melihat ekspresi Rhein.
"Kau tahu?" bisik Keenan di telinga Rhein, Sangat dekat sehingga Rhein dapat merasakan nafas Keenan.
Rhein hanya menatap Keenan, sebal!
"Kamu sangat lucu kalau seperti itu, membuat aku ingin menciummu," bisik Keenan sambil terkekeh, dia segera membalikkan Rhein agar menghadapnya.
Refleks Rhein menutup mulutnya dengan kedua tangannya, dia tak ingin terhanyut lagi seperti tadi pagi.
Keenan tertawa melihat Rhein, ditariknya kedua tangan Rhein yang menutupi mulutnya. meski Rhein mencoba mempertahankan posisinya di sana. Keenan segera melumat bibir Rhein dengan lembut saat dia berhasil menggenggam kedua tangan Rhein yang memegangnya dengan tangan kanannya sementara tangan kiri Keenan segera berpindah ke belakang kepala Rhein untuk memperdalam ciumannya ,.
Rhein merasa darahnya berdesir dan jantungnya berdetak lebih kencang, bahkan Rhein sampai kesulitan bernafas. Rhein mengeluh dalam hati, dia bahkan tidak pernah merasakan sensasi seperti ini dengan Surya. Rhein mencoba berontak tapi tenaganya jelas tak sebanding dengan tenaga Keenan. Ketika akhirnya Keenan melepas ciumannya karena melihat Rhein kehabisan nafas, Rhein segera menghirup nafas dalam-dalam dengan wajah yang memerah karena malu dan dia menjadi semakin malu saat menyadari posisi mereka yang ada di balkon.
Rhein membeku saat merasakan Keenan kembali memeluknya dengan erat dan membenamkan kepala Rhein ke dadanya. Rhein dapat mendengarkan detak jantung Keenan yang berpacu, pria itu bahkan berusaha untuk tak bernafas untuk meredam debaran dadanya. Rhein memejamkan mata saat Keenan menunduk mencium dahinya dan merasakan rasa sakit yang mengalir ke sekujur tubuh saat darahnya berdesir. Seandainya mereka adalah pasangan yang sesungguhnya, ....
***
AlanyLove