Aku tunggu beberapa saat hingga Siska mengaku. Tapi, dia tak kunjung bicara. Hanya punggungnya yang tampak bergetar pelan. Aku dekati dia, dan ternyata...Siska menangis! Aku jadi serba salah ini. Niat awal hanya ingin mencari tahu, tapi kenapa sekarang aku jadi membuat orang menangis? “Siska, aku tahu kalau kamu ini seorang perempuan yang baik. Jadi terus terang saja. Aku janji akan menyimpan rapat-rapat pengakuan kamu ini. Aku melihat kalau kamu sedang butuh uang. Aku bisa bantu,” ucapku yang sontak membuat tangisannya terhenti. Siska menghapus air matanya, dan membalikkan tubuhnya hingga posisi kami kini saling berhadapan. Nah, pancinganku ternyata berhasil. “Kamu, mau bantu aku?” tanya Siska dengan suara parau. “Hu’um. Kebetulan aku punya usaha kuliner. Makanan asal daerah Palemba