Sebuah sentuhan pelan membuatku terbangun dan tersentak kaget. Melihat ke sekitar dan menemukan diriku berada di depan rumah. Aku melihat ke sebelah kiriku, Bu Rukiyah tersenyum sambil turun dari becak. “Bu Rukiyah nggak apa-apa?” tanyaku panik. “Nggak apa-apa, Mbak. Memangnya kenapa?” “Kita, kok, bisa ada di sini dalam keadaan baik-baik saja?” tanyaku sambil melihat ke arah Pak Herman yang sedang menerima uang dari Bu Rukiyah. “Mari, Bu…Mbak…” pamit Pak Herman. Aku terus melihat ke arah Pak Herman yang sedang mengayuh becaknya sampai jejaknya menghilang dari pandanganku. “Masuk dulu, Mbak. Barusan sudah adzan magrib.” “Bu Rukiyah nggak melihat sesuatu saat di perjalanan kita tadi?” “Sesuatu yang gimana?” “Kita bukannya baru aja mengalami kecelakaan ya? Becaknya Pak Herman