Maaf Setidaknya ada pesan yang dikirim Narsha setelah ia mematikan ponsel seharian. Sengaja. Ia ingin tahu apakah Narsha akan berjuang untuknya? Setidaknya, itu akan memberikannya sedikit harapan untuknya. Ia menghela nafas. Begitu hendak menaruh ponselnya, ada telepon yang segera masuk. Nama Narsha yang ada di sana. Ini yang ia inginkan. Narsha bergerak untuknya. Bukan hanya ia yang berjuang untuk Narsha. "Halo..." Sapaan itu jelas terdengar dingin. Narsha menghela nafas. "Maaf." "Hanya itu?" "Aku akan memastikan perasaanku," ujarnya. "Mungkin itu akan membuatmu tersakiti." Arsen memejamkan matanya sesaat. "Apa yang kamu rencanakan?" Ia juga tak yakin. Tapi satu-satunya jalan ya kembali ke masa lalu. Kalau ia tak ingin pergi dari Alfa, maka jawabannya sudah jelas. Namun bukan ka