bc

Love Different Religion

book_age12+
624
IKUTI
8.9K
BACA
goodgirl
inspirational
drama
sweet
campus
highschool
office/work place
first love
spiritual
classmates
like
intro-logo
Uraian

Kata orang, LDR yang paling rumit itu bukan karena terpisah jarak geografis melainkan terpisah keyakinan.

Sungguh perbedaan yang menyakitkan bukan? Karena mereka tahu jika sejak awal, jawabannya akan sama. Dua orang yang berbeda tak akan pernah menyatu meski Tuhannya sama. Lantas kenapa memilih untuk tetap menjalani kalau akhirnya akan tetap sama?

Secuil kisah dari Alfa dan Narsha yang mencoba menyatukan perbedaan yang paling rumit.

Love Different Religion.

chap-preview
Pratinjau gratis
Makna Gerakan Solat
Seoul. Ia hanya menatap kosong ke arah masjid megah yang ada di sana dan dikenal oleh banyak turis yang datang mengunjungi Seoul. Yeah, masjid Itaewon. Masjid ini merupakan masjid tertua di Seoul. Diresmikan pada tanggal 21 Mei 1976, Seoul Central Mosque berdiri megah di atas tanah seluas 5.000 meter persegi. Pembangunan masjid yang dimulai pada Oktober 1974 ini didanai dari donasi pemerintah Korea, kontribusi moneter Arab Saudi, dan patungan negara-negara muslim. Dalam bahasa Arab, masjid yang terletak di antara sungai Hangang dan gunung Namsan ini dikenal dengan nama Masjid Si'ul Al-Markaz. Ia mendongak ke arah atas. Bangunan utama masjid berwarna putih dengan dua menara di bagian depan, serta lambang bulan sabit di bagian atas. Ia masih tercenung, masih menatap dengan bingung. Harus kah masuk atau berdiri saja seperti ini dalam waktu yang lama. Berbagai pertanyaan selalu muncul dalam benaknya. Sudah benar kah kehidupannya? Selama ini, ia hanya melihat tempat ini. Takjub dengan pemeluk-pemeluknya. Ia suka melihat orang-orang menjalankan solat. Ia suka melihat cara mereka beribadah. Ia juga suka melihat kebersamaan anak-anak yang berlarian di halaman masjid. Ketika ia mendongak ke arah gerbang utama yang berada tepat di depannya, terpampang bacaan dua kalimat syahadat menggunakan huruf Hangeul. Terdapat pula lafaz Allahu Akbar di pintu masuk utama masjid yang ditulis dalam bahasa Arab berukuran besar. Namun ia masih diam. Masih berdiri tegak dan menatap. Hingga seorang perempuan berhijab berdiri di sebelahnya dengan senyuman kecil. "Kau tahu, Nars? Aku pun sama sepertimu. Dulu aku menatap gerbang dan bangunan masjid ini dengan banyak pertanyaan. Aku tak kunjung melangkah dan malah tetap diam. Hanya sibuk dengan berbagai pikiran yang datang. Namun ketika kau mencoba melangkah lebih dekat, kau akan menemukan ketenangan. Seperti aku dulu. Sampai akhirnya aku benar-benar yakin untuk masuk Islam." Ia menoleh ke arah perempuan yang masih menatap tempat di depannya ini dengan tatapan kekosongan. "Ayo masuk, Soo Jin-aah!" ajaknya. Ia lupa kalau perempuan ini sudah memiliki nama Korea sekarang. Ia menarik lengan perempuan yang bernama asli Narsha itu. Kemudian mengikuti langkahnya. Ia hanya melihat bagaimana perempuan itu mengambil wudhu. Wajahnya dibasahi dan seperti dulu, ia selalu takjub hanya dengan melihat seseorang berwudhu. Menurutnya, wajah mereka tampak bersih dan bercahaya. Padahal hanya dengan membasuh wajah menggunakan air. Tidak serepot dirinya yang harus menggunakan berbagai pembersih make up untuk sekedar mencuci wajah. Banyak langkah-langkahnya pula. Usai berwudhu. Narsha kembali mengikuti langkahnya menuju tempat solat perempuan. Ia hanya duduk dari belakang, menyimak dan mencoba menghafal gerakan yang dilakukan perempuan itu. Hingga perlahan, air matanya jatuh. Ia tidak tahu kenapa ia harus menangis ketika melihat seseorang sedang bersujud. Tapi sujud itu seolah memiliki arti yang sangat dalam dan sampai kini terus menjadi pertanyaan dibenaknya. Kenapa di dalam gerakan solat itu harus bersujud? Dan kenapa gerakannya harus seperti itu? "Solat itu tiang agama dalam rukun Islam yang kedua setelah syahadat. Solat dibagi menjadi dua jenis yaitu solat wajib atau fardhu dan sholat sunnah. Solat fardhu itu adalah solat yang wajib dilakukan. Seperti yang sering kau lihat, Jin-aah. Subuh, Zuhur, Ashar, Magrib, dan Isya. Kau tahu kan?" Narsha mengangguk. Ia tahu meski tak begitu hapal nama-namanya. Ia hanya hapal solat Subuh dan Magrib. "Solat sebagai ibadah pertama yang diwajibkan Allah, serta perintah yang diterima langsung oleh Rasulullah SAW tanpa melalui perantara dalam peristiwa Isra'. Perintah Allah yang awalnya berjumlah 50 menjadi 5 kali sholat fardhu, dengan pahala yang sama besarnya. Solat merupakan ibadah yang dijalankan dengan sejumlah gerakan. Solat dimulai takbiratul ikhram dengan mengangkat kedua tangan, lalu berdiri, rukuk dan sujud. Setiap gerakan dikerjakan secara berurutan. Apabila satu saja gerakan tidak dilaksanakan, solat dianggap tidak sah atau batal. Maka sebagai seorang muslim tidak boleh sembarangan dalam melaksanakannya. Butuh ilmu dan pemahaman agar solatnya sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW sehingga dapat diterima oleh Allah." Narsha mengangguk-angguk. Ia baru tahu alasan kenapa gerakan solat setiap umat muslim itu sama. "Ketika solat, seorang muslim harus mengikuti gerakan solat yang sudah diajarkan oleh Rasulullah. Gerakan-gerakan solat tersebut tak hanya gerakan biasa tanpa arti. Gerakan solat memiliki makna tersendiri, yaitu," ia mengangkat kedua tangannya. Memperagakan gerakan ketika takbiratul ihram. "Kau lihat kan ini? Kalau orang solat, pasti kedua tangannya diangkat seperti ini dulu." Narsha mengangguk. "Gerakan ini namanya takbiratul ihram. Gerakan ini mengangkat kedua tangan. Makna dari gerakan tersebut yaitu menunjukkan bahwa seorang hamba itu seakan-akan tenggelam dalam lautan kesalahan-kesalahan dan kemaksiatan." Ia diam sebentar. Sengaja untuk memberi celah bagi Narsha agar dapat memahami makna dari ucapannya. Ia tahu kalau itu tak mudah. Sama sepertinya dulu. Karena hal semacam ini masih terasa sangat asing. Meski Narsha tinggal bahkan berasal dari sebuah negara yang mayoritas Muslim. Tapi bukan berarti ia tahu segalanya kan? Terlebih ia tak pernah berpikir untuk mempelajarinya hingga hatinya tiba-tiba terketuk begitu saja. "Setelah membaca surat pendek, gerakan kedua adalah ruku'. Ruku' memiliki makna seakan-akan seorang yang sedang melaksanakan shalat itu mengatakan, akulah hamba-Mu, dan sungguh aku telah menghamparkan tanganku kepada-Mu. Kemudian saat bangkit dari rukuk, bermakna permohonan kepada Allah agar dibebaskan dari segala dosa." Ia berhenti lagi demi melihat reaksi datar milik Narsha yang wajahnya memang menyiratkan kebingungan. Ia kembali melanjutkan penjelasannya beberapa detik kemudian. "Gerakan selanjutnya setelah ruku' adalah sujud. Makna dari sujud yang pertama saat diletakkannya dahi di atas tanah yaitu seakan-akan seorang hamba sedang berkata dari tanah lah Engkau menciptakanku." Ia memperagakannya seraya mengucapkan hal itu agar Narsha lebih mudah dalam memahaminya. "Lalu makna mengangkat kepala dari sujud yang pertama adalah seakan-akan seseorang mengatakan, darinya (tanah) Engkau mengeluarkanku, kemudian makna sujud yang kedua adalah seakan-akan mengatakan, dan di dalamnya lah Engkau akan mengembalikanku (dikubur di dalam tanah ketika meninggal dunia)." Narsha agak merinding mendengarnya. Ia baru tahu. Ia kembali memperagakan gerakan selanjutnya sembari menjelaskan. "Setelah itu, makna ketika bangun dari sujud yaitu seakan-akan mengatakan, dan darinya (tanah) Engkau mengeluarkanku lagi dibangkitkan di hari Kiamat untuk dihisab." Ia beranjak duduk dan menatap Narsha dengan senyuman kecil. "Gerakan salam adalah gerakan terakhir dalam solat. Setelah membaca attahiyat, seseorang akan mengucap salam sambil menoleh ke kanan lalu ke kiri. Gerakan salam memiliki makna doa. Ya Allah berikanlah aku catatan amalku dengan tangan kananku, dan jangan lah Engkau memberikan catatan amalku dengan tangan kiriku." "Itu apa maksudnya?" "Di dalam agama Islam, setelah kiamat, kita akan dibangkitkan. Kemudian akan dihisab atau dihitung amal-amal yang telah kita lakukan selama hidup di dunia. Setelah dihisab, setiap hamba akan diberikan bukunya masing-masing yang berisi catatan lengkap seluruh amal perbuatan yang telah ia lakukan dalam kehidupan dunia. Cara penyerahan buku itu berbeda-beda. Ada yang kitab amalnya diterima dengan tangan kanannya. Mereka itulah orang yang bahagia. Ada pula yang menerima kitab dengan tangan kirinya. Seorang mukmin akan diberikan bukunya dari arah depan dan ia terima dengan tangan kanannya. Ia dihisab dengan mudah dan kembali kepada kaumnya yang sama-sama beriman di Surga dengan gembira. Adapun orang-orang kafir dan orang-orang munafiq, mereka akan menerima kitabnya dengan tangan kirinya." "Aku?" Ia hanya bisa tersenyum tipis. "Begitu lah agamaku, Soo Jin-aah. Sekarang, mari kita keluar dan aku akan memperkenalkanmu dengan seorang temanku." @@@ Ia mengajaknya mampir ke salah satu restoran halal di sekitar sana. Bukan untuk makan, justru bertemu dengan salah satu pemiliknya, nama muslimnya Ihsan. "Je i-reum-eun Hong Soo Jin im-ni-da," tuturnya sepatah-patah. Kedua orang yang ada di dekatnya pun tertawa. "Aku bisa bahasa Indonesia," tutur Ihsan yang tentu saja membuatnya melongo. "Namaku Kim Jae In. Tapi kau boleh memanggilku dengan nama Ihsan saja." "Dia temanku saat kabur ke Indonesia, Jin-aah." Aaaah. Narsha mengangguk-angguk. Baru tahu. "Jadi ini temanmu yang kau katakan waktu itu?" Ia beralih pada Ayana. Yeah, Hong A Yana yang sudah membawanya sampai ke sini. Temannya semasa kuliah master di Kuala Lumpur. Ayana mengangguk. "Kau kan rajin ke masjid sana. Dia mungkin mau belajar banyak hal. Sementara aku akan mulai sibuk dengan butik. Mungkin kalau kau tak keberatan, sesekali kau yang menemaninya." "Nee! Nee!" Ia setuju. Tak keberatan sama sekali jika harus memperkenalkan Islam kepadanya. "Akan ada adikku juga. Biar lebih nyaman kalau sesama perempuan." Ayana mengangguk setuju. Usai mengobrol sebentar, mereka berpamitan. Ayana hanya meminta bantuannya untuk membantu Narsha yang ingin belajar Islam. Dibandingkan dengan Ayana, Ihsan lebih paham. "Gomawo, In-aaah!" pamitnya yang dibalas senyuman kecil pemilik nama Kim Jae In itu. "Dia sedari lahir sudah muslim. Meskipun orangtuanya Korea." "Bagaimana bisa?" "Sejarah muslim di sini cukup panjang. Selama Perang Korea, Turki mengirim sejumlah besar pasukannya untuk membantu Korea Selatan di bawah perintah PBB, yang disebut Brigade Turki. Selain kontribusi mereka di medan perang, Turki juga membantu dalam pekerjaan kemanusiaan, membantu mengoperasikan sekolah selama waktu perang untuk anak yatim korban perang. Tak lama setelah perang, beberapa orang Turki yang bertugas di Korea Selatan sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB mulai mengajar di Korea tentang Islam. Pada awal mengubahnya mendirikan Korea Pada tahun 1962, pemerintah Malaysia menawarkan hibah untuk sebuah masjid yang akan dibangun di Seoul. Namun, rencana itu gagal karena inflasi. Tidak sampai 1970-an, ketika hubungan ekonomi Korea Selatan dengan banyak negara Timur Tengah menonjol, menunjukkan bahwa minat terhadap Islam mulai bangkit kembali. Beberapa warga Korea yang bekerja di Arab Saudi masuk Islam, ketika mereka menyelesaikan masa tugas kerja mereka dan kembali ke Korea, mereka didukung sejumlah Muslim penduduk asli. Buyut-buyut Ihsan termasuk komunitas Muslim yang pernah bekerja di Arab Saudi dan begitu pulang, mereka sudah memeluk Islam dan membawa pengaruh itu ke beberapa warga desa yang tinggal di sekitar lingkungan mereka tinggal." Narsha mengangguk-angguk. "Sementara aku hanya tak sengaja tertarik. Kau kan sudah pernah mendengar ceritaku. Meski merasa asing di sini tapi ini lah kampung halamanku." "Kau merasa nyaman saat tinggal di Indonesia meski sendirian?" Ayana mengangguk dengan girang. "Tentu. Karena banyak saudara Muslim. Aku menyukai Indonesia karena keramahan mereka. Aku juga senang karena bisa mempelajari Islam di sana." "Tapi untuk anak seusia kau yang nekat tinggal di Indonesia sendirian saat itu, aku sangat salut. Aku bahkan tak berani memikirkannya saat diusia itu." Ayana tertawa. Ia juga tak menyangka akan keberaniannya sendiri. @@@

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Siap, Mas Bos!

read
19.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
218.9K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
115.4K
bc

Tentang Cinta Kita

read
202.3K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook