"Ap-apa maumu?" Ia mendadak memundurkan langkah. Takut dan selalu merasa terintimidasi dengan keberadaan Axel. Ia menarik senyum yang terlihat picik di mata Zasha. Lelaki ini sungguh mengerikan baginya. "Bersiap lah. Aku akan menjemputmu lagi jam 8 malam. Jangan lupa meminta izin pada dosenmu dan sebut namaku. Oke?" Ia melenggang begitu saja segelah membuat jantung Zasha hampir lepas. Lelaki gila. Sialnya, ia hanya berani mengatakan itu dalam hatinya. Karena jelas saja, ia tak punya nyali. Bahkan begitu Axel meninggalkannya, ia terduduk di lantai. Kakinya sampai lemas hanya karena berhadapan dengan cowok itu. Ah ya apa tadi katanya? Restu keluarga? Orangtua? Ia buru-buru menghubungi mamanya untuk memastikan. Apa katanya? "Iya. Datang orangnya. Kamu punya pacar gak bilang-bilang mam