Suara musik melow yang mengiringi situasi kafe membuat batin Azka sedikit lebih terhibur. Ia menikmati lantunan lagu sedih. Meresapinya, seakan dialah tokoh yang ada di lagu yang dinyanyikan. "Hai!" Sapaan itu membuat Farel dan Azka menoleh ke sumber suara. Beta tersenyum melambaikan tangan, gadis itu menghampiri meja. "Boleh duduk?" tanya gadis dengan style modis dan kekinian itu. Azka diam saja, tatapannya malah tak menentu. Sesekali ke arah wajah Beta, namun tak lama berputar entah kemana- mana. "Ya. Boleh," jawab Farel setelah Beta menunggu jawaban agak lama. Beta menarik kursi. Ia duduk. "Kalian berdua saja? Tidak ada perempuan yang menemani?" Farel menggeleng. "Seperti yang terlihat, kami hanya berdua saja." "Oh." Beta menatap Azka. "Bukankah kau sudah menikah? Aku bahkan