Azka memutar kunci, menjalankan mobil dengan raut merah padam. Emosi menguasai dirinya. Bahkan Aysa baru sadar bahwa suaminya menjemputnya dalam keadaan emosi sejak tadi. Masih tak percaya, Aysa tak sanggup berkata- kata. Lehernya tercekat dan tak kuasa menahan rasa kaget. “Kau sudah mengkhianati ku. Kau bercinta dengan kakakku sendiri dan kau malah menuduh dia berbuat kurang ajar terhadapmu. Kau dan dia sama saja. Kau sudah tidur bersamanya. Kau wanita jal*ng! pergilah kau dari kehidupanku! Apakah masih pantas aku menyebutmu sebagai istri setelah apa yang kau lakukan di belakangku? Apa hebatnya Kak Alzam dari aku?” Aysa terperanjat kaget. Demi apa Azka malah bicara begitu? Ini seperti mimpi. Pernikahannya baru satu hari satu malam, dan ia sudah ditalak oleh suaminya, laki- l