Menjadi Gelandangan

1509 Kata

Terkejut, Tin termangu dalam diam. Baju di tangannya yang masih dalam kemasan plastik pun tanpa terasa terjatuh ke lantai. "Apa? Bicaralah dengan benar! Jangan membuat mama tidak memahami pembicaraanmu." Suara Tin hampir seperti bisikan, menahan gejolak yang membara dalam dadanya. "Kurasa semuanya sudah cukup jelas. Aku melihat buktinya di dalam rekaman. Semuanya jelas. Nyata. Bukan rekayasa, bukan editan. Videonya asli," imbuh Azka mendominasi. Tin mengambil posisi duduk ke sofa. "Apakah mama masih tidak mempercayaiku? Jangan tanyakan bukti itu padaku sebab aku tidak akan menunjukkannya kepada mama. Cukup itu menjadi aibku." Azka tampak lebih tegar mengatakannya. Satu minggu sudah cukup untuknya kembali menata perasaan meski separuhnya sudah hancur. Tin menatap ke arah pakaian yang

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN