"あなたがティアラを**し、**してくれることを*っています。*はあなたと*たちの**たちを**に*しています。もちろんお*さんとして**のものが*しいです、
Anata ga tiara o rikai shi, rikai shite kureru koto o negatte imasu. Watashi wa anata to watashitachi no kodomo-tachi o hontōni aishiteimasu. Mochiron otōsan to shite saikō no mono ga hoshīdesu," ungkapku dengan tersenyum.
(Aku harap kau mengerti dan paham Tiara, aku sangat menyayangi kamu dan anak-anak kita. Sebagai seorang Ayah tentunya aku ingin yang terbaik,)
"デボラのテストの**が*がったら、***です。*は*をあなたと**にジャカルタの**に*かせます、
Debora no tesuto no tensū ga sagattara, daijōbudesu. Watashi wa musume o anata to issho ni Jakaruta no gakkō ni ika semasu," ungkap Tiara dengan tersenyum.
(Ok baiklah, jika nilai ulangan Debora menurun. Aku akan merelakan putriku sekolah di Jakarta ikut denganmu,)
Setelah aku mengakhiri teleponeku dengan Tiara, aku segera pergi ke rumahku untuk segera menemui Bapak Panglima TNI.
"Jenderal saya mau minta izin, saya ingin pulang ke Papua. Saya ingin membawa putri pertama saya Debora. Saya mohon izin," pintaku memohon kepada Bapak Panglima TNI.
"Saya ikut kamu Adrian, saya kasih izin kita tiga hari di sana. Saya juga ingin bertemu anak-anak dan istrimu," ucap Bapak Panglima TNI dengan tersenyum.
Mami, Papi, Ayah dan Ibuku heran. Karena aku dan bapak Panglima katanya mau menginap lama tetapi kenapa aku ingin pergi lagi.
"Kamu kenapa Adrian?" tanya Ibu dengan sangat khawatir.
"Saya harus segera pulang. Iya saya harus pulang ke Papua, saya khawatir dengan Debora. Debora ikut saya di Jakarta saja," jawabku dengan tersenyum.
"Yasudah nak, jika itu menjadi yang terbaik. Kau lakukanlah nak," ucap Ibu dengan tersenyum.
"Titip salam untuk istri dan anak-anakmu, Ayah ada sedikit beras dan hasil jagung untuk mereka. Semoga mereka suka," ucap Ayah dengan tersenyum.
"Terima kasih banyak iya Ayah, terima kasih banyak iya Ibu. Saya sangat berterima kasih," ucap aku dengan tersenyum.
"Sama-sama putraku Adrian," ucap Ayah dan Ibu secara bersamaan.
"Adrian Papi ada uang untuk anak-anakmu dan istrimu, walaupun nggak banyak. Tolong diterima iya nak," ucap Papi dengan tersenyum.
"Terima kasih banyak Papi," ungkapku dengan tersenyum.
"Mami ada dimsum, Bakpao dan Puyunghai. Tinggal kamu goreng dan rebus saja nak," ucap Mami dengan mengecup keningku.
"Terimakasi iya Mami," ungkapku dengan tersenyum.
"Hati-hati di jalan Bapak Panglima," ucap Ayah, Ibu, Mami dan Papiku dengan menjabat tangan Bapak Panglima TNI.
"Terima kasih banyak, saya dan Adrian permisi dulu. Sampai jumpa lagi," ucap Bapak Panglima dengan tersenyum.
Aku dan Bapak Panglima TNI, beramgkat dari Manado siang hari. Kami tiba di Papua sekitar sore.
Aku sangat senang sekali, dapat bertemu anak-anak dan istriku.
Tampaknya istriku dan anak-anakku sangat kaget dan terkejut, karena kedatanganku dan Bapak Panglima TNI terkesan mendadak.
"당신이 집에 와서 불행히도, 나에게 말하지 않았다. 정말 짜증난다,
dangsin-i jib-e waseo bulhaenghido, na-ege malhaji anh-assda. jeongmal jjajeungnanda," protes Tiara dengan tersenyum.
(Sayang kamu kok pulang, nggak ngabarin aku. Sungguh sangat menyebalkan,)
"자기야, 내가 그렇게 짜증나도 괜찮아. 내가 당신에게 내 반환이 놀라움이 아니라고 말한다면,
jagiya, naega geuleohge jjajeungnado gwaenchanh-a. naega dangsin-ege nae banhwan-i nollaum-i anilago malhandamyeon," ucapku dengan tersenyum.
(Nggak apa-apa sayang, jika aku sangat menyebalkan. Jika aku kasih tau kepulanganku bukan supreise namanya,)
"사랑하는 데보라는 어디에 있습니까? 그 청년과 함께 외출했습니까?
salanghaneun debolaneun eodie issseubnikka? geu cheongnyeongwa hamkke oechulhaessseubnikka?" tanyaku dengan tatapan penuh selidik.
(Dimana Debora sayang? Apakah dia sedang pergi dengan pemuda itu?)
"Deborah가 그녀의 방에 있습니다. 그녀를 깨워야 할까요?
Deborahga geunyeoui bang-e issseubnida. geunyeoleul kkaewoya halkkayo?" tanya balik Tiara istriku.
(Debora ada di kamarnya, apa perlu aku bangunkan?)
"자기야, 그냥 내일. 나는 또한 매우 중요한 문제에 대해 논의할 것입니다.
jagiya, geunyang naeil. naneun ttohan maeu jung-yohan munjee daehae non-uihal geos-ibnida." jawabku dengan tersenyum.
(Jangan sayang, besok saja. Aku juga akan membicarakan masalah yang sangat penting,)
"여보, 저와 TNI 사령관을 위해 음식을 만들어 주세요. 우리는 너무 배고프다,
yeobo, jeowa TNI salyeong-gwan-eul wihae eumsig-eul mandeul-eo juseyo. ulineun neomu baegopeuda," titahku dengan tersenyum.
(Sayang tolong buatkan aku makanan, untuk aku dan Bapak Panglima TNI. Kami sangat lapar sekali,)
"좋아, 자기야, 내가 곧 아주 좋은 요리를 만들게. 당신과 당신의 사령관에게,
joh-a, jagiya, naega god aju joh-eun yolileul mandeulge. dangsingwa dangsin-ui salyeong-gwan-ege," ucap Tiara dengan tersenyum.
(Baik sayang, aku akan segera membuatkan masakan yang sangat enak. Untuk kamu dan Komandanmu,)
Aku dan Komandanku berpisah, aku masuk kedalam kamarku. Sedangkan Komandanku masuk ke kamar tamu, yang sudah aku dan istriku sediakan.
Setelah matang, aku dan Komandanku makan bersama.
"Terima kasih Bapak Jenderal, yang sudah mampir ke rumah kami. Maaf jika rumah kami kecil dan berantakan," ucap Tiara dengan sangat ramahnya.
"Sama-sama Ibu Tiara, saya senang dapat ke rumah kalian. Rumah kalian sangat nyaman,"ucap Komandan dengan tersenyum.
"Debora nggak turun-turun sayang?" tanyaku dengan rasa khawatir dan cemas.
Bersambung.