"Sabar sayang, nanti juga turun." jawab Tiara dengan tersenyum.
Akhirnya yang di nanti pun tiba, Debora putriku turun. Debora menyendok nasi beserta lauk pauk untuk kami semua.
"Papa ada di sini?" tanya Debora dengan penuh heran.
"Iya nak, kedatangan Papa ke sini adalah ingin menjemputmu. Kamu akan sekolah di Jakarta. Nggak ada bantahan dan penolakan," ucapku dengan tersenyum.
"왜 내가 아빠랑 같이 있어, 내 성적은 아직 나오지 않았어, 아빠. 나는 마마동에서 멀다!
wae naega appalang gat-i iss-eo, nae seongjeog-eun ajig naoji anh-ass-eo, appa. naneun mamadong-eseo meolda!" protes Debora dengan memanyunkan bibirnya.
(Kok aku ikut Papa, nilaiku juga belum keluar Papa. Aku jauh dari Mama dong!)
"당신은 기본적으로 아빠와 함께 자카르타에 가야합니다. 당신은 아빠와 함께 가야합니다. 논쟁하지 마십시오.
dangsin-eun gibonjeog-eulo appawa hamkke jakaleuta-e gayahabnida. dangsin-eun appawa hamkke gayahabnida. nonjaenghaji masibsio." ucapku kepada putriku Debora.
(Kamu pokoknya harus ikut Papa ke Jakarta, kamu harus ikut Papa jangan membantah.)
"Tetapi Pa, Papa kan sudah janji kepadaku. Jika Papa akan menunggu hingga hasil ujianku selesai," keluh Debora dengan sangat ramahnya.
"Debora katanya mau jadi Tentara, jika Debora ingin menjadi Tentara seperti Papa Debora harus nurut. Papa ingin kebaikan bagi Debora," ungkapku dengan tersenyum.
Akhirnya Debora terdiam, aku di Papua bersama Bapak Panglima TNI selama seminggu.
Aku bersama-sama selama seminggu, aku meminta bantuan istriku Tiara.
"여보, 제발 도와주세요, Deborah가 옷을 입도록 도와주세요. 내일 우리는 떠날 것이다,
yeobo, jebal dowajuseyo, Deborahga os-eul ibdolog dowajuseyo. naeil ulineun tteonal geos-ida," ucapku dengan tersenyum.
(Sayang tolong bantu aku, tolong bantu aku menbereskan pakaian Debora. Besok kami akan berangkat,)
"좋아, 진심이야, 내일 자카르타로 떠날거야? 너무 이른거 아닙니까?
joh-a, jinsim-iya, naeil jakaleutalo tteonalgeoya? neomu ileungeo anibnikka?" tanya Tiara dengan tersenyum.
(Ok sayang, kamu serius sayang besok sudah berangkat ke Jakarta? Apakah nggak terlalu cepat sayang?)
"아뇨, 속도가 안 납니다. 제 딸 Debora를 티아라의 학교에 데려가겠습니다. 보다 빠르고 정확하게 모니터링할 수 있도록
anyo, sogdoga an nabnida. je ttal Deboraleul tialaui haggyoe delyeogagessseubnida. boda ppaleugo jeonghwaghage moniteolinghal su issdolog," terangku dengan tersenyum.
(Nggak kok sayang nggak kecepatan, saya akan membawa anak saya Debora untuk sekolah Tiara. Supaya dapat memantaunya lebih cepat lebih baik,)
"네, 사랑하는 남편이시여, 감정에 휘둘리지 마십시오. 인내심을 갖고 감정을 참아야 하고, 화내지 말고,
ne, salanghaneun nampyeon-isiyeo, gamjeong-e hwidulliji masibsio. innaesim-eul gajgo gamjeong-eul cham-aya hago, hwanaeji malgo," ucap Tiara dengan tersenyum.
(Iya suamiku sayang, kamu jangan emosi sayang. Kamu harus sabar dan tahan emosi jangan pemarah,)
Setelah selesai, aku merapikan seluruh pakaian Debora ke dalam ransel. Aku segera mengajak Tiara untuk tertidur.
"여보 우리 자요! 시간이 많이 늦어서 졸려요. 자자 베이비!
yeobo uli jayo! sigan-i manh-i neuj-eoseo jollyeoyo. jaja beibi!" ajakku kepada Tiara istriku.
(Sayang kita tidur yugh! Sudah sangat malam, aku sangat mengantuk. Ayo kita tidur sayang!)
"그래, 자기야, 자자! 저도 많이 졸려요. 당신이 나를 데려가기를 원합니다.
geulae, jagiya, jaja! jeodo manh-i jollyeoyo. dangsin-i naleul delyeogagileul wonhabnida." pinta Tiara istriku dengan sangat manjanya.
(Iya sayang ayo tidur! Aku juga sudah sangat mengantuk. Aku mau kamu gendong aku,)
"좋아, 당신은 매우 버릇이 없군요. 글쎄, 나는 내 아름다운 아내를 데려갈 것입니다.
joh-a, dangsin-eun maeu beoleus-i eobsgun-yo. geulsse, naneun nae aleumdaun anaeleul delyeogal geos-ibnida." ucapku dengan tersenyum.
(Ok sayang, kamu ini manja sekali sayang. Baiklah aku akan menggendong istri cantikku,)
Aku menggendong Tiara, hingga masuk ke dalam kamar kami. Aku memeluk dan mengecup kening Tiara, tibsa-tiba Tiara menarik tubuhku.
"여보 보고싶어요 우리 먼저 사귀는 게 어때요?
yeobo bogosip-eoyo uli meonjeo sagwineun ge eottaeyo?" tanya Tiara dengan nada menggoda.
(Sayang aku merindukanmu, bagaimana kalau kita bermesraan dulu?)
Aku yang tak tahan, akhirnya bermesraan secara kilat dengan istriku.
Setelah selesai, aku dan Tiara akhirnya kembali tidur.
Aku dan Tiara terbangun pagi sekali, setelah selesai mandi. Aku bergegas untuk mengenakan seragam lorengku.
Aku di bantu oleh Tiara, aku mengenakan seragam lorengku. Aku segera turun kebawah. Debora aku lihat menangis, dia terlihat menangis.
"Kamu kenapa menangis? Jangan cengeng Debora kamu mau jadi Tentara kan?" tanyaku dengan penekanan.
"네 아빠, 저는 군인이 되고 싶어요. 아빠 약속해요
ne appa, jeoneun gun-in-i doego sip-eoyo. appa yagsoghaeyo,"ucap Debora dengan menangis.
(Iya Papa, aku ingin menjadi Tentara. Aku janji Papa,)
"네, 울지 말고 웃어야 합니다. 울지마,
ne, ulji malgo us-eoya habnida. uljima," titahku kepada Debora.
(Yasudah jangan menangis, kamu harus tersenyum. jangan cengeng,)
"알았어 아빠, 난 울지 않을게. 나는 강할 것이다,
al-ass-eo appa, nan ulji anh-eulge. naneun ganghal geos-ida," jawab Debira dengan menghapus air matanya.
(Baik Papa, aku tidak akan cengeng. Aku akan kuat,)
Bersambung.