Aku berdoa dengan sangat khusyu, aku sangat sedih sekali. Berharap anak ini lekas sembuh, aku ingin anak ini tidak menangis.
"Ya Tuhan, aku mohon sembuhkan lah anak ini. Semoga saja anak ini sangat kuat, dapat menghalau penyakit yang ada di dalam tubuhnya.
Aku sangat bersyukur, puji tuhan. Mukjizat tuhan sangat nyata. Tuhan mengabulkan permintaanku. Anak kecil tersebut selamat. Aku sangat senang sekali, aku pulang dari rumah sakit menuju barak. Aku sangat letih dan lelah, aku sangat capek sekali.
Badanku rasanya pegal-pegal dan remuk-remuk semua, aku merasakan sangat sakit yang teramat sangat.
Aku harus berjuang, aku harus bangkit dari ketepurukan ini. Semoga saja kuat menghadapinya. Walau badai menghadang sekali pun aku harus tangguh, karena aku harus menjadi Prajurit yang tangguh.
Aku sangat mengantuk, sangat lelah sekali. Aku akhirnya, meminum obat, aku meminum obat sakit kepala.
Ketika aku tertidur Putriku Debora menelepon, ternyata Bayu putraku sedang sakit.
"Hallo papa, sorry dat ik de telefoon zo laat op de avond onderbreek. Er is iets heel belangrijks, papa," ucap Debora dengan suara yang sangat panik.
(Halo Papa, maaf menggangu telepon malam-malam sekali. Ada sesuatu hal yang sangat penting Papa,)
"Ja zoon, het is oké schat. Wat is het belangrijkste, lieverd, dat papa's dochter wil overbrengen?" tanyaku dengan suara yang sangat khawatir.
(Iya nak, tidak apa-apa sayang. Hal penting apa sayang yang ingin putri Papa sampaikan?)
"Dus dit is papa, mama is ziek, Bayu's zus is ook ziek. Heeft papa nog geld voor de behandeling van mama en zus?" tanya Debora dengan sangat paniknya.
(Jadi begini Papa, Mama sedang sakit adik Bayu juga sakit. Apakah Papa masih ada uang untuk Mama dan adik berobat?)
"Het is jammer dat papa vandaag overplaatst voor een behandeling. Papa heeft tien miljoen overgemaakt," ungkapku dengan tersenyum.
(Ada sayang kalau untuk berobat, Papa transfer hari ini. Sudah Papa transfer sepuluh juta,)
"Ja papa, heel erg bedankt papa. Bedankt voor je tijd," ucap putriku Debora dengan senyuman.
(Iya Papa, terima kasih banyak Papa. Terima kasih atas waktunya,)
"Ja schat, het is oké schat," ucapku dengan senyuman.
(Iya sayang nggak apa-apa sayang,)
"Papa ik ben slaperig, ik wil eerst slapen. Bid dat mijn moeder en zus snel beter worden," ucap Debora dengan menguap.
(Papa aku mengantuk, aku mau tidur dulu. Doakan Mama dan adik iya semoga lekas sembuh,)
"Ja zoon, Papa bid voor jullie allemaal. Altijd gezond," ucapku sebelum mengakhiri telepon kami.
(Iya nak, Papa doakan kalian semua. Selalu sehat,)
Setelah aku selesai, teleponan dengan anakku Debora. Aku yang sangat mengantuk akhirnya tertidur, aku sangat mengantuk sekali.
Aku terbangun pagi sekali, sekitar jam empat pagi. Setelah selesai mandi, aku segera membuat sarapan. Aku membuat menu sarapan yang sangat sederhana, aku membuat bahan ikan sarden dengan saus tomat dan cabai. Dengan cita rasa yang sangat pedas sekali.
Berhubung hari ini libur, aku segera memesan Ticket untuk menonton Drama Musical kedua kawanku Soek Jin dan Hadi juga ikut menemani.
Kami bertiga sangat takjub sekali, menonton pertunjukan musical tersebut.
"Bagus banget iya bro," ungkap Hadi dengan sangat takjub.
"Iya keren banget iya bro,"ungkap Soek Jin yang ikut menimpali.
"Iya bagus sekali, keren banget. Suara nya merdu sekali," ungkapku menimpali.
Setelah kami selesai menonton pertunjukan, aku dan kawanku segera pergi ke sesuatu tempat. Kami pergi ke cafe, sebuah cafe yang tidak jauh dari Barak.
Kami sangat menikmati Coffe, dengan bercengkrama santai.
"Setelah penugasanku usai, aku akan menemui ke kasihku Sarah. Nanti aku akan main ke rumah kalian ber dua setelah aku dari Bandung," ungkap Kim Soek Jin sahabatku dengan tersenyum.
"Iya kamu mainlah ke Papua, aku di tugaskan di sana. Nanti aku akan memancing ikan dan membuat masakan khas Papua khusus untukmu sobat," ucapku sambil meraih pundak sahabatku.
"Wah Thank you iya, nanti aku juga mampir ke Papua. Masakan aku masakan yang enak," ucap sahabatku Kim Soek Jin.
"Kau juga main lah Soek Jin, ke kampung halamanku Semarang. Tidak terlalu dari Bandung. Sehabis dariku baru kau ke Papua," ucap Hadi dengan senyuman.
"Baiklah terima kasih iya, aku pasti akan mampir ke kampung halaman kalian berdua. Kalian berdua jangan khawatir," ucap Kim Soek Jin dengan tersenyum.
Ketika kami sedang berbincang santai, tiba-tiba ada seorang gadis yang mendekat. Ia menghampiri kami bertiga.
Gadis cantik tersebut memberikan surat, kepada salah satu dari kami. Coba kalian semua tebak, gadis tersebut memberikan surat tersebut kepada Siapa?
Gadis tersebut memberikan surat cinta, dengan sampul surat berwarna merah muda kepada Hadi.
"Мене звуть Зованка, я багато разів спостерігав за вами, сер. Чи можете Ви витратити трохи часу, сер, якщо Ви не зайняті, щоб відповісти на мій лист,
Mene zvutʹ Zovanka, ya bahato raziv sposterihav za vamy, ser. Chy mozhete Vy vytratyty trokhy chasu, ser, yakshcho Vy ne zaynyati, shchob vidpovisty na miy lyst," ucap gadis tersebut dengan mempergunakan bahasa Ukraina.
(Saya bernama Zovanka, saya sudah sering memperhatikan anda Pak. Dapatkah Tuan meluangkan waktu tuan jika tidak sibuk untuk membalas surat saya,)
Setelah gadis cantik yang bernama Jovanka pergi, sontak saja aku dan Soek Jin menggoda Hadi yang wajahnya memerah dengan menggunakan bahasa Ukraina.
"Тільки зараз ви відповідаєте на любовний лист дівчини, брате, приведіть цю прекрасну дівчину до Індонезії. Ви представляєте своїх батьків,
Tilʹky zaraz vy vidpovidayete na lyubovnyy lyst divchyny, brate, pryveditʹ tsyu prekrasnu divchynu do Indoneziyi. Vy predstavlyayete svoyikh batʹkiv," ucapku dengan tersenyum.
(Sudah sekarang saja kau balas surat cinta gadis itu bro, bawalah gadis cantik itu ke Indonesia. Kamu perkenalkan dengan kedua orang tuamu,)
"Хочеш, я поведу дівчину в нашу улюблену країну, Індонезію?
Khochesh, ya povedu divchynu v nashu ulyublenu krayinu, Indoneziyu?" tanya Hadi dengan keraguan di hatinya.
"Ти спробуй, брате, скажи йому. Якщо ви не хочете зустрічатися, але хочете бути серйозними,
Ty sprobuy, brate, skazhy yomu. Yakshcho vy ne khochete zustrichatysya, ale khochete buty seryoznymy," jawabku dengan menepuk pundak Hadi.
(Kamu coba saja bro, kau bilang padanya. Jika kau tidak ingin berpacaran tetapi ingin serius,)
"Я негайно відповім на його лист, якщо він хоче бути серйозним зі мною. Що мені робити, брате? Я дуже збентежений, чи можете ви запропонувати мені рішення?
YA nehayno vidpovim na yoho lyst, yakshcho vin khoche buty seryoznym zi mnoyu. Shcho meni robyty, brate? YA duzhe zbentezhenyy, chy mozhete vy zaproponuvaty meni rishennya?" tanya Hadi kepadaku, dia juga meminta solusinya.
(Aku akan segera membalas suratnya, jika ia mau serius denganku. Aku harus bagaimana bro? Aku sangat binggung, dapatkah kau memberikan solusi untukku?)
Bersambung.