Tumbal Bapakmu

2154 Kata

Gelap masih menyelimuti, mendung tampak hadir di langit musim kemarau dan membuat pagi ini terasa lebih dingin. Arya berjalan bersama Nasuha dan Munir pulang dari langgar. Teman-temannya pulang terlebih dulu dengan sepeda. Pagi ini tak ada latihan silat, tidak juga diadakan ngaji kuping. Abah akan mengantarkan Umi Sopi dan Amrun ke kecamatan dimana ada mobil yang bisa membawa Umi Sopi dan Amrun menuju pondok Bustanul untuk menengok si bungsu-Azizah yang dititipkan di pesantren. Tiba di depan kedai Arya melihat seorang gadis kecil berambut panjang dan dikepang duduk di kursi kayu yang menghalangi pintu kedai yang tutup. Wajahnya tampak pucat, matanya lekat menatap Arya hingga membuat mata bocah laki-laki itu memicing saat berusaha menajamkan penglihatannya. “Siapa ya, Bu?” tanya Arya men

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN