Tak beranjak. Siti berada tepat di tengah ruang kerja Tuan Khalid. Kakinya berat seperti terpaku. Bergerak terasa salah. Apalagi diam, terasa semakin salah. Jemari Siti meremas gaun merah muda yang dipakainya, berkali-kali hingga membuatnya sedikit kusut. Gadis itu menelan ludah. Dia merasa terlalu berharap banyak kepada tuannya. Tadinya dia mengira, asalkan bisa menjalani konferensi pers dengan baik tanpa melakukan kesalahan, Tuan Khalid tidak akan marah padanya. Namun, kenyataannya tidak demikian. Kemarahan tuannya saat ini, hanya bisa dia raba-raba penyebabnya. Tidak jelas dan tidak pasti. Kombinasi perasaan bersalah dan penyesalan yang muncul dalam diri Siti, membuat jantungnya berdegup semakin kencang dan tak teratur. Mungkin, seharusnya orang pertama yang dia beritahu tentang renca