Kantin

1040 Kata
Freya tersenyum lebar ketika skipsi yang sudah ia kerjakan selama ini akhirnya di setujui oleh dosen nya. Sebentar lagi ia akan sidang dan akan keluar dari kampus ini. Freya sangat ingin mengetahui bagaimana hasil dari bimbingan Agam. Tetapi bahkan Freya tidak tau kemana keberadaan Agam sekarang. Freya berjalan menyusuri koridor dengan menundukkan kepalanya. Tanpa ia sadari Freya menabrak seseorang dan membuat buku yang ia buat jatuh ke bawah. Freya tanpa melihat siapa yang ia nambrak, ia langsung mengambil bukunya di bawah. "Maaf tadi gue gak lihat. Lo gak pa-- Agam?" Freya langsung bangkit dari jongkoknya dan langsung tersenyum ketika melihat kehairan Agam. "Gue senang banget bisa jumpa sama lo. Gue udah di acc nih sama dosen pembimbing gue. Lo gimana?" Tanya Freya kepada Agam. Agam sedikit menyungkirkan senyumannya ketika mendengar jika Freya sudah disetujui untuk melanjutkan sidang.  "Lo mau bimbingan ya?" Tanya Freya lagi. Agam pun langsung menganggukkan kepalanya. Freya tersenyum melihat itu. Biarpun Agam masih belum mau berbicara dengan dirinya, tetapi melihat wajah Agam saja sudah membuat Freya bahagia. Hanya kediaman diantara mereka selama sesaat. Freya yang tidak tahan dengan kediaman diantara mereka, langsung mendekat kearah Agam dan langsung memeluk tubuh Agam. Ia menghirup aroma tubuh Agam. Aroma yang sangat ia rindukan. Freya tersenyum ketika bisa memeluk tubuh Agam lagi. "Gue kangen sama lo. Jangan marah terus dong sama gue." Tutur Freya dengan nada lembutnya. Agam sangat ingin membalas pelukan Freya sekarang. Tetapi kemarahannya masih belum bisa ia lupakan. Detik berikutnya, Agam pun langsung membuat pelukan mereka berhenti. Ia menatap wajah Freya datar. "Gue mau bimbingan." Ucap Agam langsung. Freya kembali tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ia tau Agam tidak berniat untuk menyakiti perasaanya. "Lo mau gue tungguin gak? Gue punya waktu yang luang kok. Gue tungguin ya? Gue mau denger lagsung hasil nya. Boleh?" Tanya Freya. Wajah imut Freya membuat Agam sangat ingin mencubit pipinya itu. Tetapi ia mencoba untuk bersikap biasa saja. "Gak usah. Lo gak perlu nungguin gue." Balas Agam. Freya yang mendengar itu langsung merubah mimik wajahnya. Ia menghela napas panjang. Sedikit ada kekecewaan dalam diri Freya. "Yaudah kalau gitu. Lo harus nelpon gue kalau lo udah selesai. Atau gue akan nungguin lo di sini." Ancam Freya. Ia harus bersikap berani kepada Agam. Jika tidak, Agam akan tidak mau terus berbicara kepada dirinya. "Oke." Balas Agam. Setelah mengatakan itu, Ia langsung berjalan menjauhi Freya. Freya yang melihat itu langsung menghadap ke arah Agam. "Lo udah janji! kalo nanti lo gak hubungi gue, gue bakal pergi ke rumah lo. Ingat!" Teriak Freya.  Agam tersenyum mendengar teriakkan Freya. "Gue gak pernah janji sama lo." Ucap Agam yang tentunya tidak dapat didengar oleh Freya. Agam pun langsung mengetuk pintu dan masuk kedalam ruangan yang akan menentukan kehidupannya itu. Freya pun kembali berjalan menuju kantin. Ia sudah sangat lapar sekarang. Ia langsung memesan seporsi nasi goreng dan juga sate serta air mineral. Setelah memesan, Freya langsung memilih tempat yang kosong dan langsung duduk di situ. Tidak perlu menunggu lama, makanan Freya sudah tiba. Dengan cepat Freya langsung menyantap makanan itu. Tetapi di tengah makan Freya dapat melihat Darel dan ketiga sahabatnya itu berjalan menuju kearah dirinya. Freya tersenyum melihat itu. Ia pun kembali melanjutkan makannya.  Dan benar saja, Darel sudah berada tepat di hadapannya sekarang. "Hai!" Sapa Darel kepada Freya. Freya langsung melambaikan tangannya kepada Darel. "Hai." Balas Freya. Setelah itu Darel langsung berjalan dan duduk di samping Freya. Aldo, Kevin dan Zein duduk di depan mereka berdua.  Freya tersenyum kepada Zein. Bekas luka di wajah Zein masih terlihat jelas. Tetapi sepertinya ia dan Darel sudah berbaikan seperti biasa. "Banyak bener lo pesan Frey." Ucap Aldo. Ia menatap Freya yang sedang menyantap nasi goreng itu. "Gue lagi mau gemukin badan. Makannya gue pesen banyak." Balas Freya. "Gak papa. Lo kurus atau gemuk pun gue tetap sayang sama lo." Ucap Darel langsung. Freya yang mendengar itu langsung tersenyum. Suara lembut Darel mampu membuat jantungnya berdebar sekarang ini. "Yakin? Nanti kalau perut gue makin besar gimana?" Tanya Freya lagi. "Gak papa. Gue suka kok sama cewek buncit. Apa lagi kalau itu lo." Balas Darel lagi. Detik berikutnya Darel memegang perut Freya dan mengelus perut Freya dengan lembut. "Cepat buncit ya perutnya Freya." Ucap Darel. Freya merasaa seperti ada kupu-kupu di perutnya. Ia merasa sangat senang sekarang. Secara tidak langsung, Darel telah memegang calon anak mereka. Freya sangat ingin sekali menangis sekarang.  Ingin sekali ia berkata kepada Darel jika ia sedang mengandung anak dari dirinya. Tetapi ia merasa jika ini belum saat nya utnuk ia mengatakan hal itu. Mungkin Freya akan mengatakan ketika mereka selesai wisuda nanti. Setelah semuanya beres, ia akan mengatakan semuanya kepada Darel. Ia sangat tidak sabar menantikan gimana reaksi Darel nantinya. "Jijik banget gue kalo udah lihat yang beginian. Udah deh dunia ini bukan milik klian berdua ya. Dunia ini hanya sementara." Ucap Kevin kepada Freya dan Darel. Freya yang mendengar itu hanya tertawa. "Makannya lo cari sana cewek lo." Balas Darel kepada Kevin.  "Lihat aja nanti. Gue bakal cari cewek. Dan kami akan romantis-romantisan di depan lo bedua. Keserasian kami nantinya akan lebih cocok ketimbang kalian berdua." Tutur Kevin lagi. "Udah deh lo gak usah ngayal. Sekarang lebih baik lo pesanin kita makanan. Gue laper soalnya." Balas Aldo menanggapi perkataan Kevin yang tidak berarti itu. "Okay pak bos. Hari ini Darel yang bayar." Ucap Kevin lagi.  "Iya iya.. udah sana pesen apa aja." Balas Darel. Kevin pun langsung berjalan untuk memesan makanan yang ingin ia makan. Aldo yang melihat itu pun langsung bangkit dari duduknya. Ia sedikit tidak percaya kepada Kevin untuk memesan makanan.  "Gue ikut aja deh. Nanti dia pesen yang aneh-aneh lagi.." Ucap Aldo. Setelah itu ia pun pergi meninggalkan Freya, Darel dan Zein. "Lo gak ke sana juga?" Tanya Darel kepada Zein.  "Enggak. Gue di sini aja. Takutnya lo macam-macam lagi sama Freya." Balas Zein. "Gak mungkin lah di tempat seramai ini. Palingan nanti gue ajak Freya ke kamar mandi mungkin." Balas Darel. Freya yang mendengar itu langsung menatap tajam Darel. Ia juga melayangkan cubitan di perut Darel. "Aw! Sakit Frey." Ucap Darel.  "Biarin. Biar tau rasa." Balas Freya. Zein yang melihat interaksi diatara Freya dan Darel hanya tersenyum. Ia senang melihat senyuman di wajah Darel dan Freya. Ia sangat berharap hubungan dari kedua orang yang ada di depannya ini akan terus seperti ini.  ---
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN