Memberi tahu Darel

1056 Kata
Waktu terus berjalan. Freya akhirnya sudah mendapatkan gelar yang sangat ia inginkan itu. Ia sudah resmi menjadi sarjana sekarang. Ia melepaskan seluruh pakaiannya yang tadi ia pakai. Freya menatap dirinya di depan cermin. Tanpa ia sadari, air matanya sudah jatuh. Freya sangat iri dengan teman-temannya yang dapat mengundang kedua orang tuanya. Melihat kedua orang tua teman-temannya Freya hanya bisa tersenyum. Wajah haru orang tau yang menangis terharu karena telah melihat anaknya selesai menjenjang pendidikan, membuat Freya sangat itu. Pelukan yang teman-temannya dapat dari orang tua mereka membuat Freya sangat ingin mendapatkan pelukan itu juga. Ia ingin merasakan semuanya. Tetapi hari ini dihari spesial dirinya, ia tidak bisa merasakan semua itu. Freya hanya bisa tersenyum sambil menangis di dalam hatinya. Freya menghapus air matanya. Ia mencoba kembali tersenyum di depan kaca ini. Freya menghela napas panjang. Ia mengelus perut rata miliknya. "Mama gak akan pernah ninggalin kamu sayang. Mama akan selalu akan buat kamu. Apapun yang terjadi nantinya. Mama akan selalu ada di samping kamu. Mama sayang kamu." Tutur Freya kepada bayi nya yang masih berada di dalam perut nya. Freya akan menyatakan nya hari ini. Ia akan memberi tahu kepada Darel jika ia sedang mengandung anak nya. Freya akan memberanikan diri dan mengatakan semuanya. Bagaimana pun juga, Darel harus tau tentang hal ini. Freya sudah membuat keputusan. Mau itu Darel menerima atau tidak menerima anaknya nantinya, Freya akan tetap mempertahankan anak nya ini. Freya berjalan menuju kamar mandi. Ia akan membersihkan dirinya terlebih dahulu. Setelah itu, ia akan langsung menuju apartemen Darel untuk memberitahu kan semuanya. -- Freya berjalan menuju apartemen Darel. Jantungnya sudah berdetak dengan kencang sekarang. Perlahan tapi pasti, ia sudah berada di depan apartemen milik Darel. Freya menghela napas panjang. Ia mencoba menetralisir dirinya agar terlihat tenang di depan Darel. Setelah Freya melangkah masuk ke dalam apartemen Darel ini, ia akan siap menerima apapun keputusan yang diberikan oleh Darel. Freya menekan password apartemen Darel. Setelah itu ia langsung masuk ke dalam apartemen nya. Pandangan teralihkan ketika melihat sepatu high heels berwarna hitam berada di dalam apartemen Darel. Freya mengernyitkan dahinya. Perasaannya menjadi sangat tidak enak. Berarti sekarang Darel sedang bersama seorang wanita di dalam apartemen nya ini. Freya tidak dapat menerima Ini. Bagaimana bisa Darel memasukkan seorang wanita ke dalam apartemen nya ini. Mereka sekarang berpacaran. Darel benar-benar sudah keterlaluan. "Gue gak tau harus gimana.." Ucap seorang wanita yang sedang berada di dalam kamar Darel. Freya terdiam sesaat. Ia perlahan masuk dan berjalan menuju kamar Darel. Langkah Freya sangat hati-hati. Setelah berada di depan kamar Darel, Freya berdiri dan menguping pembicaraan dari Darel dan wanita yang sedang berada di dalam kamar Darel sekarang. "Maksud lo gimana? Gue gak ngerti maksud lo. Udah langsung to the point aja kalau ngomong sama gue." Suara berat Darel terdengar sangat jelas. Jantung Freya kali ini berdetak semakin kencang. Ia merasa ada yang tidak beres dengan mereka sekarang. "Gue hamil." Diam. Freya hanya diam dan meremas baju nya ketika mendengar perkataan wanita itu. Ia sedang hamil. Napas Freya sudah tidak beraturan sekarang. Ia tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Tidak mungkin Darel melakukan hal itu. Darel tidak mungkin bisa mengkhianati dirinya. "Gue gak tau harus gimana. Udah bahakan udah cek ke dokter kandungan dan hasilnya positif. Ini anak lo, Darel." Sambung wanita itu lagi. Freya yang mendengar itu sudah tidak sanggup untuk membendung air matanya lagi. Air matanya sudah jatuh. Freya langsung menutup mulutnya agar isakan tangisannya tidak terdengar. Freya terdiam menunggu jawaban dari Darel. Ia ingin mendengar sendiri jawaban apa yang diberikan oleh Darel kepada wanita itu. Jika Darel bertanggung jawab atas anak itu, berarti semua ini benar. Darel adalah ayah dari anak yang sedang di kandung wanita itu. Tetapi jika tidak, setidaknya Freya masih harus mempercayai Darel. "Gue akan tanggung jawab." Balas Darel. Freya kembali hancur. Ia sudah tidak tahan lagi mendengar semua ini. Freya langsung berjalan menuju pintu apartemen Darel. Dengan pelan ia membuka pintu tersebut. Setelah keluar, Freya langsung tidak dapat menahan isakkanya. Ia langsung menangis. Freya berjalan menuju lift dan kembali menangis. Ia sudah hancur sekarang. Ia tidak tau harus melakukan apa lagi. Freya sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Jika ia mengatakan kepada Darel ia juga sedang mengandung, Freya malah akan semakin membuat Darel berada di dalam kebingungan. Freya menghapus air matanya ketika lift hendak terbuka. Ia mencoba untuk merapikan penampilan dirinya. Tidak beberapa lama, lift pun terbuka. Freya langsung keluar dari lift tersebut. Ia berjalan dengan langkah lemahnya. Ia tidak tau harus mengadu kepada siapa lagi sekarang. Agam sudah tidak ingin bicara dengan dirinya lagi. Ia juga salah tidak mendengar perkataan dari Agam. Kalau saja ia mendengar perkataan Agam untuk tidak memiliki hubungan dengan Darel, mungkin semua ini tidak akan terjadi kepada dirinya. Freya benar-benar menyesal sekarang. Ia melangkah tanpa tau arah tujuan. Pikirannya sudah tidak lagi jernih. Semua ini bagaikan mimpi untuknya. Dunia benar-benar sangat kejam kepada dirinya. Freya tidak tau apa ia bisa bertahan hidup dengan membesarkan anak nya ini. Apa dia bisa melakukan sendiri semua nya. Tanpa sosok seorang suami. Freya berjalan lurus ke depan. Ia sama sekali tidak memperhatikan keadaan sekitar. Semuanya berjalan tidak sesuai keinginan dirinya. Ia tidak tau harus berbuat apa lagi. Freya kembali memegang perut nya yang masih rata. Ia sudah tidak menginginkan bayi ini lagi. Ia hanya ingin seorang diri. Ia tidak bisa membesarkan anak ini sendirian. Freya berfikir untuk membuang bayi nya ini. TINNNN Suara mobil yang meng klakson dirinya membuat Freya melebarkan kedua bola matanya. "Akh!" Freya berteriak ketika seseorang menarik tangannya dan membawa dirinya agar tidak tertabrak. Freya terdiam. Bagaimana bisa ia tidak menyadari semua itu. Ia melihat sekeliling. Ia sudah berada tepat di depan jalan raya. Ia sama sekali tidak menyadari hal itu. "Mbak! Hati-hati dong. Gimana tadi kalau mbak nya ketabrak? Mbak gak sayang sama diri sendiri ya? Kalau jalan itu jangan bengong mbak!" Ucap seorang ibu yang sedang memarahi Freya. Freya yang mendengar itu kembali menangis lagi. "Aduh mbak kok malah nangis sih? Mbak kenapa? Kalau ada masalah lebih baik di diskusikan dulu mbak. Mbak gak boleh nyakitin diri sediri gini. Mbak masih muda. Masih bisa berjuang. Jangan mudah untuk melakukan hal-hal yang akan merugikan mbak nantinya." Jelas ibu itu lagi. Freya yang mendengar itu malah semakin menangis. Ibu tersebut langsung membawa Freya ke dalam pelukannya. Ya mungkin hanya ini yang dibutuhkan oleh Freya saat ini. Pelukan dan juga kata-kata yang membuat dirinya sedikit lebih baikan. ---
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN