Jadian

1028 Kata
Freya mencoba untuk memberanikan dirinya. Ia berjalan menuju Darel yang masih memukul Zein itu. Freya menatap wajah Zein yang sudah penuh akan luka yang diciptakan oleh Darel. "Berhenti." Ucap Freya. Hanya satu kata itu. Tetapi mampu membuat Darel menghentikan pukulannya. Ia menoleh ke arah Freya. Tetapi tangannya masih memegang kerja baju Zein. "Berhenti Darel. Please.." Ucap Freya lagi. Darel yang mendengar itu tersenyum miring. "Kenapa? Lo suka kan sama wajah ini? Gue akan buat wajah ini hancur biar lo gak akan pernah bisa lihat wajah ini lagi. Lo ngerti?!" Ucap Darel dengan penuh penekanan. Freya yang mendengar itu langsung menelan ludah dengan susah payah. Darel hendak memukul wajah Zein lagi. Freya yang melihat itu langsung berteriak. "BERHENTI GUE BILANG!" Teriak Freya. Dia benar-benar sudah tidak tahan lagi dengan sikap Darel yang seperti ini. Darel dan Zein jiga sangat terkejut mendengar teriakkan Freya. Mereka menoleh dan menatap Freya. Freya pun dengan keberanian nya yang kembali muncul langsung mendorong tubuh Darel menjauh dari Zein. Untung saja Darel langsung melepaskan dirinya dari Zein sehingga Freya tidak sulit untuk memisahkan dirinya. "Lo! Lo belain dia?!" Bentak Darel kepada Freya. "Lo gak lihat wajah Zein udah gimana? Lo itu kejam banget Darel! Bisa-bisanya lo mukul Zein seperti ini. Lebih baik lo pergi! Lo pergi atau gue telfon Polisi?" Akhirnya ancaman itu keluar dari mulut Freya. Darel hanya tersenyum miring mendengar ancaman Freya. Freya yang sudah tidak tahan lagi itu kembali memperingatkan Darel. "Lo gak mau pergi? Gue bakal telfon polisi sekarang!" Ucap Freya ia berjalan menuju kearah meja makan dan mengambil handphone nya dari dalam tasnya. Freya terdiam sesaat setelah membuka handphone nya. Pasalnya ia tidak tau harus menghubungi polisi dengan nomor apa. 911? Tapi setahunya itu nomor yang dipakai di luar negeri. Ia tidak tau mau menghubungi siapa. Tetapi tiba-tiba ia teringat. Freya pun langsung mencari namanya dan langsung menelfon nomor tersebut. "Freya?" Ucap seorang pria yang ia telfon. "Halo.. Polisi." Balas Freya. "Polisi? Gue Aldo Frey." Ucap Pria tersebut. Freya memang tau dia Aldo. Salah satu teman Darel dan Zein. Ia tidak tua mau menghubungi siapa lagi. "Pak polisi, disini ada yang mau nyari keributan. Di.. Dia.. Di--" Akhh Freya menghentikan ucapannya ketiak Darel merebut handphone miliknya. Darel langsung mematikan panggilan tersebut. Setelah itu ia memasukan handphone Freya kembali kedalam tas. Darel mengambil tas Freya dan langsung membawa Freya pergi dari ruangan tersebut. Freya sedikit terkejut ketika Darel membawanya pergi. Ia langsung menoleh kearah Zein yang malah tersenyum melihat kepergiannya. Darel tetap mengandeng tangan Freya menuju luar restauran. Di pintu keluar, Freya dapat melihat kehadiran Aldo dan kevin di sana. Freya langsung melebarkan kedua matanya. Aldo mengangkat tangannya dan menyapa Freya. "Hai Freya." Ucap Aldo. Mereka berhenti sesaat. Darel menatap kedua sahabatnya itu. "Kalian urusin teman kalian didalam." Ucap Darel kepada Aldo dan kevin. Setelah itu, Darel kembali berjalan meninggalkan mereka. --- Darel membawa Freya ke apartemen miliknya. Freya sedari tadi hanya diam. Dia tidak menghindakan Darel. Ia sangat malas berbicara kepada pria yang ada bersamanya ini. "Jelasin sama gue kenapa lo bisa jalan sama Zein?" Tanya Darel kepada Freya. Freya menatap Darel sebentar. Ia menghela napas panjang. "Mau gue jalan sama siapa pun, itu sama sekali gak ada urusannya sama lo kan? Kontrak kita udah selesai kalau lo lupa." Jelas Freya lagi. Darel menghela napas panjang. "Frey lo gini karena pertanyaan lo kemaren kan? Frey lo tau kan kalau untuk urusan pacaran ataupun hubungan gue masih belum bisa. Gue lebih nyaman kita yang begini. Kita jalanin dulu ya.. Kita jalanin dulu semuanya. Setelah gue udah yakin dengan perasaan gue akan lo gue akan pertahanin hubungan kita. Kasih gue waktu." Jelas Darel kepada Freya. Freya sebenarnya sangat mengerti akan hal itu. Ia benar-benar bisa memahami Darel. Tetapi ia tidak tahan jika harus terus berada di dalam hubungan seperti ini. Hubungan tanpa status. Freya membenci hubungan ini. Apalagi sekarang ia sedang mengandung anak Darel. Mendengar Darel yang masih tidak mau untuk berhubungan, membuat hatinya sedikit hancur. Bagaimana cara ia memberitahukan kepada Darel jika ia sedang mengandung. Freya tidak mungkin menghilangkan bayi nya ini. Bayi ini tidak memiliki salah kepadanya. Malahan dia yang salah karena sudah melakukan hal yang belum waktunya. Freya menatap Darel dalam. Ia tersenyum lembut kepada Darel. "Gue ngerti. Gue juga tau gimana keadaan lo. Gue paham. Dan gue bisa nerima kok. Lo santai aja gue gak akan maksa lo dengan hubungan yang rumit ini. Gue ngerti kok. Lo gak usah ngerasa terbebani sama pertanyaan gue kemarin. Tapi maaf... Gue gak bisa terjebak dalam hubungan seperti ini. Gue bukan p*****r Rel. Yang bisa lo pakai kalau lo lagi pengen. Ya.. Biarpun gue pernah jadi itu dulu. Kalau diingat bodoh banget gue. Tapi gue gak nyesel akan hal itu." Jelas Freya. Darel terdiam mendengar perkataan Freya. Ia menatap Freya dalam diam. Detik berikutnya ia berjalan mendekati Freya. "Ayo." Freya menatap wajah Darel ketika Darel mengucapkan kata itu. Ia tidak mengerti maksud dari kata 'ayo' yang diucapkan oleh Darel. "Ayo kita mulai hubungan kita." Sambung Darel lagi. Freya masih terdiam menatap wajah Darel. "Freya.. Ayo kita pacaran." Ajak Darel kepada Freya. Freya yang mendengar itu langsung melebarkan kedua bola matanya. "Darel.. Lo gak lagi bercanda kan?" Tanya Freya mencoba untuk meyakinkan apa yang ia dengar sekarang ini. "Enggak. Gue yakin seratus persen. Gue gak mau kehilangan lo. Lo tau gue kosong Frey waktu lo gak ada. Saat gue lihat lo sama Zein, bahkan gue mau bunuh dia aja saat itu. Gue gak akan pernah lepasin lo." Ucap Darel lagi. Freya yang mendengar itu merasa sangat senang. Sangking senangnya, ia langsung memeluk erat tubuh Darel. Freya merasa seperti mimpi sekarang. Darel mengajaknya untuk pacaran. Ia benar-benar sangat senang sekarang. "Jangan pernah jalan sama pria manapun lagi ya. Sekarang lo udh punya gue." Ucap Darel tepat di samping telinga Freya. Freya yang mendengar itu langsung tersenyum. Ia tidak dapat mendeskripsikan perasaanya sekarang. Tapi satu yang ia tau. Ia benar-benar sangat senang sekarang. "Tapi kan gue jalannya sama Zein. Dia sahabat lo." Ucap Freya. "Mau itu sahabat gue bahkan saudara gue sekalipun, gue gak akan bisa ikhlas lihat lo jalan sama pria lain selain gue." Ucap Darel dengan posesif nya. Freya hanya tertawa mendengar nya. Lagian dia tidak memerlukan pria manapun lagi selain Darel. ---
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN