jangan lupa follow ig aku
i********: @fhieariati_97
*olc*
Eros mendesah kasar memasuki apartemennya. Dari pagi sampai tengah malam dirinya, mencari keberadaan Debi, namun, dirinya tidak menemukan gadis itu juga sampai sekarang. Eros sampai menahan lapar, hanya untuk mencari keberadaan Debi di mana.
Eros merebahkan tubuhnya di atas ranjang, dan menatap pada langit kamar dengan tatapan frustrasinya. Apakah Debi sungguh tidak ingin Eros menemukan wanita itu. Eros ingin memperbaiki semuanya. Menjalin hubungan yang lebih serius dengan Debi kembali. Eros tidak mau melepaskan wanita itu lagi, apalagi meninggalkannya.
Eros mengambil foto dalam dompetnya dan melihat foto Debi dalam itu dengan senyumannya. Debi sangat cantik dan selalu ceria. Banyak membuat para pria ingin menjadi kekasih wanita itu. Namun, Debi memilih dirinya yang b******n ini dan merusak masa depan wanita itu.
Seharusnya Eros bersyukur dan tidak berbuat hal kejam seperti itu pada Debi, mengingat Debi—yang mencintai dengan tulus. Dengan kejamnya Eros membalas cinta wanita itu, dengan memerkosa Debi. Eros memang pria berengsek dan pantas untuk mendapatkan kemarahan dari Debi.
“Kau belum bertemu dengan dia juga?”
Eros terkejut mendengar suara Zamir yang berada di depan pintu kamarnya. Eros langsung duduk dan mendesah kasar. Zamir sudah tahu, kalau sahabatnya ini belum menemukan Debi. Lagian Eros baru sehari mencari Debi di Prancis dan tidak akan langsung ketemu.
“Kau masih harus berusaha. Aku yakin, kau akan menemukan dia. Kau hanya terus mencari saja,” ucap Zamir dan berjalan menuju balkon kamar Eros.
Eros mengikuti Zamir dari belakang dan mengambil duduk di seberang Zamir—yang sedang menyesap minuman alkoholnya.
“Ya, aku akan menemukan dirinya. Aku tadi bertemu dengan anak kecil, dia mirip dengan Debi. Senyumannya sangat mirip dengan Debi.” Eros membayangkan pertemuannya dengan gadis kecil tadi, yang sangat mengemaskan dan mengingatkannya dengan Debi.
Zamir yang mendengar uapan Eros, tampak berpikir. Apakah Debi hamil, saat Eros pergi meninggalkan gadis itu. Tidak akan ada yang tidak mungkin, tentang Debi yang hamil anak Eros. Apalagu Eros yang menceritakan anak itu, sangat mirip dengan Debi.
“Eros.” Zamir menatap Eros dengan senyuman manisnya, membuat Eros bergidik ngeri menatap temannya itu.
“Kenapa kau senyum-senyum seperti itu?” tanya Eros merasa takut melihat Zamir yang senyum-senyum sendiri.
“Apakah Debi hamil saat kau pergi meninggalkannya? Aku yakin, kalau anak kecil itu adalah anakmu dan Debi. Apalagi kau mengatakan senyuman anak kecil itu sangat mirip dengan senyuman Debi. Aku sangat yakin, itu adalah anakmu dan Debi.”
Eros yang mendengar ucapan Zamir, tampak berpikir. Apakah mungkin memang benar seperti Zamir katakan, kalau gadis kecil yang ditemuinya tadi adalah anaknya dengan Debi. Tapi, mana mungkin. Dirinya hanya melakukannya sekali dengan Debi dan tidak ada pengulangan malam kedua bersama Debi.
“Tapi, aku hanya melakukannya sekali bersama Debi, mana mungkin dia bisa hamil dengan sekali lakukan?” tanya Eros dengan nada polosnya.
Zamir geram dengan sahabatnya ini. Memang Eros melakukannya dengan Debi hanya semalam, tapi, pria itu menggenjot Debi semalaman suntuk dan sudah berapa s****a pria itu yang dimasukkan ke dalam Rahim Debi.
“Kau memang melakukannya semalam. Tapi, aku yakin, kau melakukannya semalaman suntuk bersama dengan Debi. Berapa kali kau mendapatkan pelepasan malam itu?” tanya Zamire jengah.
Eros mengaruk tengkuknya. Dirinya memang melakukan semalaman suntuk bersama dengan Debi, dan Eros menghitung mungkin dirinya mendapatkan empat kali pelepasan. Apakah memang benar Debi hamil. Kalau memang benar, Eros memang sangat b******n. Bukan hanya menghancurkan Debi, dirinya juga harus membuat gadis itu hamil tanpa suami. Sialan. Dirinya memang sialan.
“Aku mungkin mendapatkan pelepasan empat kali. Dan empat kali pelepasan, aku selalu mengeluarkannya di dalam.” Eros meremas rambutnya, merasa frustrasi dengan apa yang telah dilakukannya di masa lampau.
Zamir mengangguk, jadi, memang benar gadis kecil itu adalah anak Eros. “Cari dia sampai dapat. Jangan sampai kau menyia-nyiakan dirinya lagi. Kalau dia bilang benci padamu, kau tinggal meyakinkan dia, bahwa kau benar-benar mencintainya.”
Zamir masih yakin, kalau Debi masih mencintai Eros. Tidak mungkin Debi melupakan Eros. Melihat betapa cinta Debi dahulu dengan Eros. Cinta pertama. Ah … orang-orang banyak mengatakan, kalau cinta pertama sangat sulit dilupakan dan Debi pasti sulit melupakan Eros.
“Aku memang akan mencarinya sampai dapat. Aku hanya mencintai dia. Dan aku sudah tidak bernafsu dengan wanita lain lagi,” ujar Eros.
Eros pernah beberapa kali mencoba untuk tidur dengan wanita-wanita bayaran luaran sana, namun, dirinya tidak ada memiliki hasrat dengan wanita-wanita itu. Eros tidak bisa melakukannya pada wanita lains selain Debi. Setiap Eros akan melakukannya, dia selalu teringat dengan suara desahan Debi dan membuat Eros memilih untuk membayar wanita itu dan menyuruh wanita itu untuk segera pergi.
“Ya, aku berharap kau akan bahagia dan menembus semua kesalahan yang kau lakukan pada Debi.”
Eros mengangguk dan mengambil minuman alcohol di atas meja dan menyesapnya dengan pelan. Masih memikirkan tentang Debi, yang tak tahu di mana sekarang. Yang penting dirinya sudah tahu, kalau wanita itu sedang berada di Prancis. Hanya perlu waktu. Dirinya akan menemukan wanita itu.
*olc*
Debi memandang wajah anaknya dengan senyuman manisnya, semenjak Shania tertidur, Debi selalu melihat wajah anaknya. Anaknya ini sangat mirip dengan pria itu. Hanya senyuman dan mata Shania yang mirip dengan Debi.
Debi mencium pipi Shania lembut dan merasa bersyukur Shania hadir dalam kehidupannya. Debi masih harus bersyukur, dirinya bukan wanita yang dari keluarga susah dalam sebuah n****+. Dirinya memiliki kekayaan dan tidak membuat anaknya kekurangan materi.
Ntah ke mana Om dan Tantenya sekarang. Debi juga tidak peduli dengan keadaan mereka, yang telah menyiksa dirinya dan ingin menguasai harta orangtuanya. Debi bukan wanita lemah, seperti yang ada dalam sinetron. Dirinya akan melawan dan mengusir mereka tanpa ada belas kasihan sedikit pun.
“Shania, maafkan Mommy. Bukannya Mommy tidak mau memberitahu di mana ayahmu, tapi, Mommy tidak mau mengingat pria itu lagi. Pria yang telah menghancurkan segalanya.”
Debi menghapus air matanya, mengingat anaknya beberapa kali menanyakan siapa ayahnya dan di mana ayahnya. Debi selalu mengatakan, kalau ayah Shania pergi jauh dan tidak akan pernah kembali. Debi tahu, kalau anaknya membutuhkan sosok seorang ayah, namun, pria b******n itu tidak akan menjadi ayah Shania untuk selamanya.
Dia pergi setelah melakukan itu. luka itu masih ada. Bahkan Debi tidak akan pernah melupakan luka yang diberi oleh pria b*****t itu. Pria itu dengan tega memerkosa dirinya, dan setelah itu pergi dan tidak tahu ke mana.
“Mommy menangis?”
Debi yang mendengar pertanyaan anaknya, langsung melihat pada anaknya yang menatap Debi dengan tatapan polos. Debi menggeleng dan melihat ke arah lain sambil menghapus air matanya. Debi tidak mau terlihat menyedihkan di depan putrinya sendiri.
“Mommy tidak menangis. Shania kenapa bangun? Shania ‘kan harus tidur,” ucap Debi bernada lembut dna mengusap rambut anaknya.
Shania menggeleng. Dia terbangun merasakan air di pipinya, dan Shania menduga mimpinya menjadi nyata, kalau dirinya memang sedang main hujan.
“Tadi Shania rasa ada air di pipi Shania. Shania kira, mimpi Shania jadi nyata, karena Shania mimpi sedang main hujan.”
Debi tertawa mendengar ucapan polos anaknya itu. Untung saja Shania mengira air matanya adalah air hujan, Debi langsung memeluk anaknya dan mencium pipi Shania beberapa kali. Debi sangat merasa gemas dengan anaknya ini.
“Shania mau main hujan?” tanya Debi.
Shania mengangguk semangat. Sudah sangat lama Shania ingin main hujan, tapi, ibunya selalu melarang dan tidak membolehkan Shania main hujan. Shania ingin merasakan berlari di tengah hujan dan main kubangan air.
“Ya, Shania mau main hujan. Tapi, Mommy marah, kalau Shania main hujan.” Shania menunduk dan mengerucutkan bibirnya.
Debi mencubit gemas pipi anaknya, dan memegang dagu Shania dan menyuruh anaknya untuk menatap dirinya. Debi bukan tanpa alasan melarang anaknya untuk tidak main hujan, Debi tidak mau anaknya sakit dan membuat Debi sedih melihat anaknya sakit nanti.
Tapi, melihat anaknya yang terlihat sedih seperti ini. Debi menjadi tidak tega. Mungkin memang Shania sangat menginginkan main hujan. Setiap kali Shania melihat hujan, gadis itu selalu tersenyum dan ingin berlari di tengah hujan. Debi selalu memerhatikan Shania dalam diam.
“Kamu boleh main hujan nanti. Mommy hanya mengizinkan sekali saja, dan tidak untuk kedua kalinya nanti,” ucap Debi, langsung membuat gadis kecil itu berteriak dan menatap Debi dengan tatapan senangnya.
“Beneran Mom?” tanya Shania ingin meyakinkan, kalau ibunya tidak berbohong padanya.
Debi mengangguk dan memeluk Shania kembali. “Beneran. Mommy akan mengizinkan kamu main hujan, tapi, hanya sekali. Karena Mommy tidak tega melihat wajah murungmu itu.” Debi mencubit hidung putrinya, membuat Shania melebarkan senyumannya.
Shania sudah tidak sabar menanti hujan. Shania ingin segera mandi hujan dan juga main kubangan air. Ah … mudahan besok pagi hujan. Jadi, Shania bisa main hujan langsung. Shania memeluk leher Mommy-nya, dan merasa sangat senang diizinkan main hujan.
“Shania sangat sayang Mommy. Mommy nggak boleh nangis lagi, nanti Shania tambah sedih melihat Mommy menangis.”
Debi mengangguk dan mengusap air matanya cepat. Shania anak yang sangat pintar. Pasti tahu, kalau Debi memang menangis tadi. Buktinya, gadis kecilnya ini melarang dirinya untuk menangis. Debi akan lebih berhati-hati dan tidak akan pernah menangis di hadapan Shania lagi.
“Mommy nggak pernah menangis. Jadi, Shania nggak boleh sedih. Kalau Shania sedih, Mommy juga sedih,” ucap Debi mengusap rambut anaknya.
“Shania nggak bakalan sedih. Mommy tetap nggak boleh nangis. Shania sayang Mommy.” Shania mencium pipi ibunya.
Debi mengangguk dan membalas ciuman Shania. “Mommy lebih sayang Shania. Shania harus tetap di samping Mommy selamanya.” Debi mencium pipi anaknya gemas.
Shania mengangguk dan mengeratkan pelukannya di leher ibunya. “Shania akan selalu ada di samping Mommy. Dan nggak akan pernah ninggalin Mommy.”
Mendengar ucapan Shania, membuat Debi semakin menyayangi anaknya ini. Anak yang hadir dengan pemerkosaan dari pria berengsek itu. Tapi, Debi tidak akan pernah membenci anaknya. Anak yang dikandungnya, dilahirkannya, dan dibesarkan oleh Debi penuh kasih sayang dan cinta. Shania segalanya untuk Debi.
*olc*