Part 10. Disconnected

1886 Kata
Setelah keluar dari dalam game, Yasha langsung memakai penyamaran agar tidak ada yang mengenalinya dan dengan begitu akan mudah saja baginya untuk pulang kembali ke garasi. Yasha terlihat berjalan pelan karena tubuhnya tidak sebugar saat pertama kali online. Ia membutuhkan serum yang nanti bisa mengembalikan kebugarannya kembali dan itu ada di garasi. Iseng, Yasha melihat ke arah papan skor dan terlihat nama temannya Oroci dan Fang berada di urutan 2 dan 3 di sana. 'Pasti Oroci tidak sengaja mengungkap bagaimana cara melewati level satu pada Fang. Seperti biasa, Fang pasti mempermainkannya lagi hingga membuat Oroci membocorkan informasi itu dengan percum. Dasar anak itu,' batin Yasha dalam hati. Sesampainya di garasi, Yasha langsung bergegas mencari letak serum dan obat-obatan lainnya di dalam sana tapi sepertinya Oroci sudah mengubah tata letak tempatnya karena ia tidak bisa menemukannya. "Inikah yang dinamakan kondisi sekarat? Aku merasa lemah sekali," ucap Yasha kemudian memilih pergi keluar dari garasi itu meski tak tahu akan ke mana. Yasha berjalan melewati orang-orang yang tengah berlalu lalang dengan masih menggunakan penyamarannya. Yasha pikir ia akan mengunjungi dokter yang dikenalnya di dalam dunia game ini untuk memulihkan dirinya. Ya. Dia tidak bisa terus bersantai. Ada banyak hal yang harus dilakukannya. "Dimana tempat tinggalnya, ya? Aku sedikit lupa," ucap Yasha saat menemukan jalan bercabang sebelum akhirnya ia memilih untuk berjalan ke kanan dengan mengandalkan daya ingatnya. Yasha melihat jam yang dikenakannya dan terlihat daya tahan tubuhnya terus menurun. Ia merasa karena melawan kumbang tanduk tadi mungkin saja memiliki racun yang tanpa menginfeksi tubuhnya dan membuatnya tidak berdaya seperti ini. 'Aku sungguh merasa sangat lemah,' batin Yasha dalam hati. Yasha terus berjalan menyusuri jalan yang lumayan sepi itu. Dan dia merasa sudah berada di jalan yang benar, karena memang dokter yang dikenalnya itu memang tinggal di kawasan sepi saat itu. Semoga ingatannya tidak salah. "Hei.. hei.. kau baik-baik saja?" Yasha merasa sangat bersyukur saat ada orang yang menopang tubuhnya saat tadi dia hendak jatuh karena merasa tidak mampu lagi berjalan. "Dokter... tolong aku," ucap Yasha pelan pada orang yang menopang tubuhnya itu membuat orang itu terlihat menatapnya penuh tanya karena bingung. "Bagaimana kau tahu kalau aku seorang dok-" Yasha langsung mengubah penyamarannya kembali ke dirinya semula membuat dokter itu akhirnya langsung tahu apa yang terjadi. "Ayo kita ke rumahku sebelum ada yang melihatmu di sini," ucap dokter itu kemudian berjalan cepat dengan merangkul Yasha dengan erat agar pria itu tidak jatuh. "Aku melawan monster di dalam game dan kondisiku menurun drastis setelahnya. Kurasa tanpa kusadari monster itu memiliki racun yang sudah menginfeksiku sekarang," ucap Yasha pelan dan terbata-bata menjelaskan kondisinya pada dokter itu. "Bertahanlah. Aku akan menyembuhkanmu. Kau orang penting di sini. Kau tidak boleh mati," ucap dokter itu bersamaan dengan mereka yang sampai dan baru saja masuk ke dalam tempat tinggal dokter itu. Yasha yang tidak mampu lagi bertahan akhirnya pingsan di sana membuat dokter itu langsung panik. "Hei! Kau harus bertahan!" ●♤♡◇♧● Arthur langsung melepas kacamata VR nya saat koneksinya ke dalam dunia game terputus. Ya. Ia harus menunggu avatarnya pulih terlebih dahulu sebelum dia akhirnya bisa kembali online nanti. "s**l! Bagaimana bisa aku menyelesaikan game ini dengan cepat jika baru level awal saja aku sudah sekarat. Apalagi level 4 nanti aku harus melewati kebun bunga yang penuh lebah raksasa. Astaga!" ucap Arthur terlihat putus asa kemudian memilih keluar dari ruang gamenya. Arthur yang bingung harus melakukan apa akhirnya memilih untuk menggunakan komputer pamannya untuk menjelajah internet, karena ingin mempelajari sesuatu. Cara membuat kode dan meretas sistem. Percayalah Arthur tidak mempelajarinya untuk tujuan yang buruk. Dia hanya ingin meretas bank data untuk mencari tahu lebih banyak informasi tentang dua orang yang dicurigainya sebagai kedua orang tuanya itu. Karena menurut Arthur terasa ada yang tidak beres. Jika kedua orang tuanya adalah golongan Elite dan termasuk miliuner papan atas, kenapa mereka tidak berusaha lebih keras untuk menemukannya? Apa yang salah? Apa orang tuanya itu ternyata tidak menginginkan kehadirannya? Lalu mengapa dia dilahirkan ke dunia jika hanya untuk dibuang seperti ini? Sejak tahu jika kedua orang tuanya mungkin saja masih hidup, Arthur tak bisa berpikir jernih sama sekali. Ia merasa harus mencari tahu segalanya sampai tuntas agar dirinya merasa tenang. Meski fakta yang ditemukannya tentang kedua orang tuanya nanti mungkin saja akan melukai hatinya, Arthur sudah siap akan hal itu. Arthur sudah menyetel hitungan mundur di dalam komputer itu agar dia tidak perlu keluar hanya untuk melihat sisa waktu yang dimilikinya dan ternyata sisa waktunya tinggal sedikit lagi. 394 : 38 : 12 Hrs Min Sec Waktu terasa berjalan cepat sekali dan Arthur baru sampai di level 4. Apakah dia bisa selesai tepat waktu untuk menyelesaikan game itu nanti? Entahlah? Dia sendiri tidak begitu yakin. 'Aku tahu menyelamatkan nyawa banyak orang adalah perbuatan mulia tapi, aku bukan manusia yang memiliki kekuatan super, 'kan? Aku juga bisa gagal. Aku hanya bisa berusaha semampuku dan mengenai hasilnya, aku tidak janji akan berhasil,' batin Arthur dalam hati. Arthur terlihat fokus membaca artikel dan video pemrograman yang menurutnya cukup menarik dan mudah dipahami. Hingga hampir 6 jam lamanya setelah ia mempelajari semua itu, Arthur akhirnya menyerah dan memilih untuk istirahat sebentar dan makan. Saat berjalan menuju dapur, Arthur mendengar suara bip aneh yang sepertinya berasal dari ruangan gamenya. Karena penasaran akhirnya dia bergegas pergi ke sana untuk mengecek apa yang terjadi dan, "Tidak... tidak... tidak..." Arthur terlihat panik saat melihat kaca mata VR nya memperlihatkan cahaya merah yang berkedip beberapa kali dan terlihat semakin meredup setiap kalinya. Itu pertanda jika avatarnya dalam kondisi yang tidak stabil atau lebih tepatnya dia sekarat di dalam dunia game sana. Memang kehilangan avatar tidak berdampak besar hanya saja, membuat avatar dari awal akan membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit. Selain itu, prosesnya nanti juga akan cukup melelahkan. "Ayolah... kau pasti bisa bertahan. Aku mengandalkanmu, kawan," ucap Arthur sambil terus mengamati kaca mata VR nya. Arthur bingung harus melakukan apa sekarang. Tapi tiba-tiba ide gila muncul begitu saja di dalam kepalanya. "Entahlah apa ini akan berhasil tapi tidak ada salahnya mencoba, 'kan?" ucap Arthur kemudian memakai kaca mata VR nya dan hanya kegelapan yang dia lihat. Tentu saja. Dia tidak terhubung dengan avatarnya. Ya, meski terhubung pun, avatarnya dalam kondisi yang tidak stabil saat ini. "Ayo bangunlah! Kita masih memiliki tugas yang belum selesai, kawan! Ayo bangun!" Arthur terlihat terus menyemangati avatarnya itu berharap itu akan bekerja meski tahu, hal itu tidak akan berarti apa-apa. Arthur terlihat masih menunggu penuh harap. Ia mengenal dokter yang menolongnya itu dengan cukup baik. Dokter itu cukup handal. Dulu Dokter itu juga pernah menyelamatkan nyawanya sekali dan kali ini Arthur juga bergantung nasib pada dokter itu lagi. Arthur berharap avatarnya akan baik-baik saja. Dia membutuhkan avatarnya kembali secepat mungkin. Entah bagaimanapun caranya. "Welcome to the M2..." ●♤♡◇♧● Yasha bangun dan terbatuk-batuk secara tiba-tiba membuat dokter yang merawatnya jelas sekali terlihat tengah menatapnya dengan raut wajah yang sangat shock seolah tak percaya dengan apa yang terjadi saat itu. "Syukurlah kau sudah sadar. Apa kau baik-baik saja? Aku menyuntikkan banyak obat padamu jadi tubuhmu perlu waktu untuk pemulihan. Kembalilah berbaring," ucap dokter yang merawatnya itu membuat Yasha terlihat menurut dan langsung kembali berbaring. "Aku sendiri juga tidak tahu apa yang terjadi, dokter. Tapi aku sungguh bersyukur karena masih selamat. Kukira aku akan mati," ucap Yasha terlihat santai membuat dokter itu menggeleng tak percaya. "Jangan terlalu memaksakan diri. Jika memang menaklukkan game itu terasa sulit, kau tidak perlu melakukannya," ucap dokter itu ramah membuat Yasha menatapnya penuh arti. "Kau sama seperti pamanku. Hanya berpikiran positif dan selalu menyebar kebaikan. Entahlah kenapa aku merasa harus memenangkan game ini, dokter. Aku ingin menyelamatkan semua orang dan melepaskan kekhawatiran yang bersarang di dalam hati mereka. Entahlah. Aku tidak memiliki alasan khusus. Aku hanya ingin melakukannya," jelas Yasha panjang lebar membuat dokter itu terlihat tersenyum. "Kau memiliki hati yang mulia. Sangat jarang ada pemuda yang seberani dan tulus seperti dirimu. Tapi kau harus berhati-hati setelah ini. Kudengar, organisasi bernama OPEC tengah gencar mengincar pemain terbaik sepertimu untuk dijadikan mereka sebagai salah satu pasukan yang akan bekerja untuk memenangkan game ini dengan imbalan uang sebagai hadiahnya. Saranku adalah lebih baik kau menghindari mereka sebaik mungkin karena jika mereka menemukanmu dan ternyata kau menolak tawaran mereka, mereka akan memburumu sampai ke dunia nyata dan membunuhmu agar kau tidak menjadi penghalang jalan mereka," ucap dokter itu mengingatkan Yasha akan bahaya yang mungkin akan mendatanginya suatu hari nanti. "Aku akan mengingatnya. Sekali lagi terima kasih, dokter. Entah bagaimana aku harus membalas jasamu ini," ucap Yasha sambil tersenyum tipis membuat dokter itu membalas tersenyum padanya dan, "Cukup menangkan game itu. Karena akupun masih ingin hidup. Di dunia nyata aku belum menikah, kau tahu? Hahaha... sudahlah. Beristirahatlah. Aku akan keluar sebentar," ucap dokter itu kemudian pergi entah ke mana membuat Yasha yang terlihat masih letih akhirnya hanya bisa mengangguk. Yasha memejamkan matanya merasakan tubuhnya sedikit demi sedikit akhirnya terasa pulih. Entah ia harus menganggap ini takdir lucu atau sebuah keajaiban. Yang jelas berhasil bertahan saja dia sudah merasa sangat bersyukur. Jam tangan yang dikenakannya berbunyi tanda jika seseorang berusaha menghubunginya. Ia yakin itu Oroci. Temannya itu pasti tengah mencarinya. Akhirnya mau tak mau Yasha langsung menghidupkan earpiece nya kembali agar bisa berkomunikasi dengan temannya itu. "Hei, kawan. Aku memiliki sedikit urusan di luar sebentar. Aku akan pulang sekitar-" "Jangan berbohong padaku. Saat kau masih online setelah lebih dari 3 jam lamanya, itu berarti sesuatu yang buruk telah terjadi. Dimana kau sekarang?" Yasha tersenyum kecil mendengar ucapan temannya yang sepertinya khawatir padanya tapi, Yasha tidak mau jika temannya itu datang dan tahu kondisinya yang tengah sekarat itu. Akhirnya karena terpaksa, dia memilih untuk berbohong demi kebaikan bersama. "Aku akan pulang setelah urusanku selesai. Aku berjanji akan menceritakan semuanya padamu nanti," ucap Yasha mencoba meyakinkan temannya itu. "Baiklah aku percaya padamu. Tapi katakan apa yang sudah terjadi pada garasi kita. Semuanya berantakan seperti ada orang yang dengan sengaja menerobos masuk untuk mencari sesuatu. Apa pun niatnya kurasa itu buruk, kawan," Yasha terdiam terlihat berpikir sebentar di sana. Ia tadi memang datang ke garasi tapi ia tidak membuat tempat itu berantakan sama sekali. Sudah 6 jam berlalu dan apa pun bisa terjadi. Tapi siapa agaknya yang memiliki niat buruk padanya ataupun Oroci seperti ini. Keduanya sama sekali bukan orang penting. Aneh sekali. "Kita akan mencari tahu dalangnya bersama nanti, ya. Aku akan menghubungimu lagi nanti," Yasha memilih untuk mengakhiri komunikasinya saat melihat dokter kembali dan berjalan tergesa ke arahnya. Dari wajahnya yang terlihat gusar, Yasha yakin sesuatu telah terjadi. "Hei.. hei.. kau harus bersembunyi, sekarang. Ada beberapa orang datang mencurigakan datang dan sepertinya tengah mencarimu. Ayo cepatlah," ucap dokter itu terlihat panik membuat Yasha langsung berusaha bangun dari posisi berbaringnya dan turun dari ranjang itu. Yasha terlihat berusaha keras untuk bergerak, dibantu dokter itu berjalan menuju sebuah pintu yang ternyata adalah pintu belakang rumah. "Larilah, sementara aku akan membuat mereka tertahan di sini," ucap dokter itu sebelum menutup kembali pintu setelah Yasha berada sudah di luar. Yasha langsung bergegas pergi entah akan ke mana. Yang dia yakini sekarang adalah jika nyawanya tengah terancam. Garasi berantakan yang dikatakan Oroci tadi mungkin saja disebabkan oleh orang-orang yang tengah mencari keberadaannya itu. Tapi pertanyaannya adalah untuk apa mereka mencarinya? Dan siapa mereka? 'Apa aku berbuat salah pada seseorang hingga mereka mengincarku seperti ini? Tapi jika memang cukup berbahaya, sebaiknya aku tidak masuk ke dalam dunia game dulu untuk beberapa waktu ke depan,' Bersambung...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN