"Sarang laba-laba..."
Yasha terlihat berjaga-jaga dan melihat sekelilingnya takut jika nanti bisa saja laba-laba itu muncul secara tiba-tiba dan membuatnya takut.
"Tunggu. Apa itu?" ucap Yasha terlihat bingung saat melihat ada sesuatu yang tampak tak asing di depannya tapi,
Baru saja Yasha melangkah suara desisan aneh terdengar sangat dekat sekali tapi entah berasal dari mana.
Yasha langsung berniat mengambil s*****a dari dalam inventorinya tapi terlambat. Ternyata laba-laba itu berada tepat di atasnya.
"Oh, here we go again..."
Yasha terlihat pasrah saat laba-laba itu membawa tubuhnya dan kemudian terlihat melilitnya dengan jaring laba-laba.
'Siapa saja yang tahu kelemahan laba-laba, tolong beritahu akuuuuuuu!' batin Yasha dalam hati.
Entah laba-laba itu akan membawa Yasha ke mana. Yang jelas dia berharap, hanya satu saja laba-laba yang ada di sana. Ia tidak mau melawan lebih banyak lagi.
Yasha melihat terdapat banyak sekali jaring laba-laba di berbagai tempat. Seolah laba-aba itu sudah cukup lama di sana dan tempat itu merupakan istananya.
Tapi yang membuat Yasha heran, bagaimana bisa kenapa Mark membuat level di mana ada monster laba-laba di dalamnya. Seingatnya dulu Mark sangat menyukai laba-laba. Itu membuat Yasha berpikir jika, mungkin saja laba-laba ini tidak bisa dibunuh atau mungkin tidak boleh dibunuh. Lalu? Bagaimana cara melewati level ini?
Karena terlalu banyak melamun, Yasha tentu saja langsung berteriak saat tiba-tiba tubuhnya jatuh ke bawah seolah laba-laba tadi membuangnya begitu saja.
"Aww... sakit sekali. Apa-apaan dia?" ucap Yasha mengadu kesakitan kemudian mencoba melepaskan diri dari jaring laba-laba yang melilit tubuhnya itu dengan susah payah namun tentu saja berhasil.
Yasha menengadah ke atas untuk melihat lagi dimana laba-laba tadi itu berada dan tampaknya kini laba-laba itu tidak sendirian lagi.
"Apakah monster yang satunya lagi itu akan menjadi lawan laba-laba? Bukankah itu kumbang tanduk? Kira-kira siapa yang menang?" ucap Yasha kemudian terlihat langsung menggunakan kesempatan berharga itu untuk lari dari sana.
Yasha teringat dengan sesuatu yang dilihatnya di pintu masuk level ini tadi, karenanya ia langsung berlari kembali untuk mengambil benda itu dulu sebelum akhirnya nanti ia akan melanjutkan perjalanannya.
"Ini dia! Granat cherry!"
Yasha terlihat sangat amat senang mendapat s*****a itu karena ya, s*****a itu cukup mematikan. Bom itu memang seukuran buah cherry namun, dampak yang dihasilkan bom itu cukup luar biasa. Dan jika buah cherry berwarna merah, bom itu berwarna hitam.
Disimpannya s*****a itu di dalam inventorinya sebelum ia akhirnya melanjutkan perjalanannya untuk mencari jalan keluar dari tempat itu tapi,
Dari kejauhan sana Yasha mendengar suara memekik kesakitan entah berasal dari laba-laba atau kumbang tanduk tadi.
Karena merasa waktunya terbatas, akhirnya Yasha berniat mengacuhkan suara itu dan memilih pergi dari sana untuk mencari jalan keluar.
"Pintunya terkunci! Bagaimana cara membukanya?" ucap Yasha setelah menemukan jalan keluar yang dicarinya itu.
Sekali lagi suara memekik kesakitan terdengar tapi kali ini lebih keras membuat Yasha yang penasaran dengan apa yang terjadi langsung bergegas untuk melihat lokasi dimana laba-laba dan kumbang tanduk tadi bertarung dana ternyata,
Laba-aba yang menangkapnya tadi terlihat terlilit jaringnya sendiri dan tidak bisa bergerak sementara kumbang tanduk itu terlihat seperti mengincar sesuatu yang berada di belakang laba-laba itu.
"Telur? Jadi itu laba-laba betina? Atau mungkin laba-laba jantan yang menjaga anaknya? Entahlah," ucap Yasha sedikit tidak percaya.
Kini dia tahu kenapa laba-aba itu agresif. Ayolah, semua orang tua pasti berusaha melindungi anaknya, 'kan? Anggap saja laba-aba betina tadi mengira Yasha musuh berbahaya dan akhirnya membuat pertemuan pertama mereka dibumbui sedikit aksi menegangkan.
"Aku akan membantunya meloloskan diri," ucap Yasha kemudian terlihat mencari sebuah cara untuk mengalihkan perhatian kumbang tanduk itu agar melihat ke arahnya.
Yasha menemukan batu kerikil di dekat kakinya dan langsung digunakannya untuk melempari kumbang tanduk itu.
"Hei! Raksasa pemakan anak kecil! Aku di sini!"
Usahanya itu berhasil. Kini kumbang tanduk itu menatapnya dan sedetik kemudian hewan itu langsung terbang ke arahnya membuat Yasha terkejut setengah mati.
'Benar. Aku melupakan fakta yang satu itu. Tentu saja dia bisa terbang,' batin Yasha dalam hati.
Yasha langsung melangkah mundur menjauhi kumbang tanduk itu.
Karena panik Yasha mengambil senjatanya secara acak dan kebetulan s*****a yang diambilnya adalah s*****a laser.
Ditembaknya kumbang itu menggunakan s*****a laser itu tapi, karena kulit kumbang itu keras, sinar Laser itu terlihat tidak berguna dan malah memantul kembali hampir saja mengenainya.
Beruntung Yasha langsung menghindar sehingga sinar laser itu mengenai pohon yang ada di belakangnya.
"s**l. Aku harus melakukan apa untuk bisa membuatnya tumbang?" ucap Yasha bingung sambil melihat-lihat ke dalam inventorinya guna mencari s*****a yang cocok untuk melawan kumbang itu.
Tapi baru saja dia ingin mengambil s*****a baru, kumbang di depannya itu terlihat seperti hendak membuka mulutnya dan sedetik kemudian suara yang memekakkan telinga terdengar, membuat Yasha menutup telinganya karena sungguh, itu terasa menyakitkan sekali.
Dan sepertinya kumbang itu lebih cerdik dari perkiraannya. Begitu melihatnya tak berdaya kesakitan, kumbang itu terlihat langsung terbang ke arahnya dan menggunakan tanduknya sebagai s*****a untuk menabraknya dan membuatnya terlempar cukup jauh ke belakang, hingga tubuhnya menabrak batang pohon besar.
"Arrrrghhhhh!"
Yasha kesakitan lagi untuk sekian kalinya. Dan serangan tadi membuat ketahanan tubuhnya berkurang 10%. Ya, jika terus membiarkan kumbang itu menyerangnya, dia akan sekarat dan mati di dalam level 3 ini.
Yasha terlihat berusaha bangun dan bersamaan dengan itu, kumbang tanduk itu terlihat terbang mendekat ke arahnya lagi membuat Yasha bersikap waspada.
"Kau mau mengeluarkan suara lagi? Kurasa aku tahu bagaimana cara mengatasimu," ucap Yasha kemudian mengambil sesuatu dari dalam inventorinya.
"Mungkin ada alasannya s*****a ini ada di pintu pertama. Mungkin ini sengaja disiapkan untuk menghancurkanmu jadi, makan ini!"
Yasha memanfaatkan peluang dimana kumbang tanduk itu membuka mulutnya tapi belum sempat kumbang itu mengeluarkan suara, Yasha terlihat lebih dulu melemparkan bom cherry tadi ke dalam mulut kumbang itu kemudian dia berusaha berlari sejauh mungkin dari sana dan,
Boom
Bom itu meledak lebih cepat dari perkiraannya membuat tubuh Yasha terpental cukup jauh dan lagi-lagi dia menabrak batang pohon besar namun kali ini lebih keras dari yang pertama.
Yasha melihat kepala kumbang tanduk tadi sudah hancur, membuatnya merasa lega karena usahanya tidak sia-sia. Namun ketahanan tubuhnya berkurang lagi 20% membuatnya cukup sekarat di sana.
'Aku harus beristirahat dulu sebentar setelah ini. Jika level 3 membuatku sekarat seperti ini, aku yakin level 4 akan lebih sulit lagi,' batin Yasha dalam hati.
Yasha kemudian terlihat berjalan untuk mencari laba-aba yang tadi hendak diselamatkannya itu dengan berjalan pelan dan terseok-seok karena tubuhnya sedikit lemah.
Sesampainya di tempat laba-laba itu, Yasha langsung mengeluarkan s*****a lasernya dan memotong jaring-jaring yang melilit laba-laba itu dengan hati-hati mengingat posisinya yang cukup jauh dari laba-laba itu.
"Selesai. Ternyata kebaikan tak selalu berbuah manis. Kenapa aku harus repot menolong laba-laba yang tadi hendak menjadikanku makanannya? Bagaimana jika laba-laba itu kembali menangkapku lagi?" ucap Yasha takut dan memilih duduk bersandar pada pohon berusaha memulihkan dirinya sebentar.
Tapi lagi-lagi ketenangannya seketika lenyap dan berganti perasaan panik saat melihat laba-laba yang sudah diselamatkannya tadi berjalan cepat ke arahnya membuat Yasha yang kurang perhitungan akhirnya terlambat melarikan diri.
"Ayolah! Kau laba-laba baik, 'kan? Setidaknya meski tidak bisa terima kasih, harusnya kau bisa melepaskanku. Aku sudah menolongmu tadi dan-"
Ucapan Yasha terhenti saat melihat laba-laba di depannya itu terlihat menggigit satu kakinya sampai terputus, membuat Yasha tidak mengerti apa yang terjadi.
Tapi setelah kaki laba-laba itu terputus dan jatuh ke tanah, beberapa detik kemudian terlihat kaki itu berubah menjadi sebuah kunci yang Yasha duga adalah kunci pintu untuk melanjutkan perjalanannya ke level selanjutnya.
"Woah... terima kasih laba-laba baik. Aku pergi dulu sekarang," ucap Yasha kemudian mengambil kunci itu dengan cepat dan bergegas pergi ke pintu yang ditemukannya tadi secepat yang dia bisa.
'Apa tidak ada item untuk mengembalikan kebugaran tubuhku di sini? Seharusnya ada agar aku tidak perlu keluar dari dalam game untuk sekedar memulihkan diri,' batin Yasha dalam hati.
Saat sudah menemukan pintu yang dicarinya, Yasha langsung menggunakan kunci yang dimilikinya itu untuk membuka pintu dan,
Klik
Pintu itu terbuka sebentar begitu saja membuat Yasha langsung masuk ke dalam dan melanjutkan perjalanannya.
"Wah... tempat apa ini? Indah sekali," ucap Yasha kagum saat melihat tempat apa yang ada di depannya saat ini.
"Tunggu! Jika ada taman bunga dengan bunga-bunga yang berukuran besar seperti ini maka, pasti ada....'
Yasha langsung melihat ke atas saat mendengar suara hewan yang benar dugaannya berada di sana itu, membuat Yasha langsung berlari menuju tempat save dan memilih beristirahat dulu dengan keluar dari dalam game itu dan berniat melanjutkan level 4 nanti saja.
'Lebah! Aku harus melawan lebah raksasa!'
Bersambung...