●♤♡◇♧●
Yasha terus berlari berusaha menghindari orang-orang yang ternyata sejak tadi masih mengejarnya itu.
Yasha tidak mengerti bagaimana semua ini bisa terjadi. Kenapa kacamata VR nya tidak bisa dilepas seolah sistem sudah memblokir jalannya untuk kembali offline.
Jadilah sekarang Yasha terlibat kejar-kejaran dengan 3 orang pria yang berpakaian mirip petugas Ruler di dunia nyata.
'Sebenarnya apa salahku? Kenapa mereka mengejarku?' batin Yasha dalam hati.
Melihat barisan kerumunan tak jauh di depannya membuat Yasha merasa bersyukur. Tak mau membuang waktu, Yasha langsung bergegas menghampiri kerumunan itu dan sengaja tidak menyamar agar orang-orang di sana tetap mengenalinya. Dengan begitu Yasha berharap orang-orang yang mengejarnya tadi tidak akan berani mendekatinya.
"Wow... lihatlah siapa yang berada di antara kita, kawan! Yasha! Pemecah rekor satu-satunya orang yang bisa sampai level 4 sejauh ini. Katakan bagaimana caramu melakukannya, teman? Apa rahasianya?" ucap salah seorang di antara banyak orang di sana membuat Yasha terlihat tersenyum dan,
"Tidak ada yang mudah, kawan. Aku bahkan hampir saja mati. Apakah ada tempat bagus untuk kita semua mengobrol di dekat sini? Aku yang traktir," ucap Yasha terdengar senang karena memang ya, setelah melihat ketiga orang yang mengejarnya tadi berbalik dan pergi, dia merasa lega. Sangat lega.
Dia akan aman sementara waktu ini. Tapi bagaimana dengan nanti?
'Kurasa aku harus menghubungi Oroci,' batin Yasha dalam hati kemudian terlihat mengotak-atik jam tangan miliknya.
Karena takut jaraknya dan Oroci terlalu jauh, akhirnya Yasha memutuskan untuk mengirimkan pesan pada temannya itu untuk segera datang ke lokasi yang ditulisnya di bawah pesan itu. Saat itu juga dan dengan cepat.
Yasha berharap temannya itu menerima pesannya dan segera datang.
Sungguh Yasha tidak tahu harus bagaimana lagi, jika temannya itu tidak kunjung datang atau mungkin tidak mau membantunya. Namun meski setelah melewati semua hak buruk itu, Yasha merasa sedikit beruntung mengetahui jika tubuhnya sudah mulai pulih berkat bantuan dokter tadi.
Memang tidak diragukan lagi. Kemampuan dokter itu sangat luar biasa.
'Semoga dokter itu baik-baik saja. Aku bersyukur memiliki banyak orang yang masih mau membantuku di sini,'
• • • • •
Di sebuah tempat yang tidak diketahui...
"Bagaimana perkembangan pendekatan kalian? Apakah berhasil mendapatkan player berbakat itu untuk bergabung bersama kita?" ucap seseorang pada bawahannya itu dengan nada santai dan tenang yang justru membuat siapa pun yang mendengarnya justru merasa takut.
Ya. Seperti badai yang tiba-tiba datang ditengah cuaca yang cerah. Begitulah kira-kira sosok bos itu. Suasana hatinya sama sekali tidak bisa ditebak.
"Maaf bos tapi, kami kehilangan dia. Dia lebih cerdik dari yang kami kira dan-"
"Dasar bodoh! Kalian memang sangat bodoh! Aku meminta kalian untuk mendekatinya. Bukan untuk mengejarnya seolah berusaha menangkapnya. Jika sudah seperti ini, rencanaku akan semakin sulit lagi. Dia akan menjadi lebih waspada dan terus menghindari kalian setiap waktu. Bodoh sekali! Bodoh!"
Ketiga orang itu hanya bisa mengangguk sat melihat bos mereka itu mengamuk. Ya. Itu sudah sangat biasa terjadi.
"Sekarang biarkan dia merasa aman terlebih dahulu. Jangan melakukan apa pun sementara waktu ini. Biarkan kehidupan normalnya kembali dan-"
"Kami sudah memblokir aksesnya untuk offline, Bos. Kami melakukannya karena-"
Belum sempat bawahannya itu menyelesaikan ucapannya, si Bos langsung melempar benda yang berada di dekatnya itu pada para bawahannya itu dan ketiga orang itu tidak bisa melakukan apa pun selain pasrah dan menerima.
"Memblokir akses untuk offline? Itu akan membuatnya semakin tidak bisa mempercayai kita jika pada akhirnya! Buka akses blokir itu sekarang juga! Dan jangan lakukan hal apa pun lagi tanpa konfirmasi padaku terlebih dahulu! Sekarang pergilah!"
Ketiga orang bawahan tadi langsung pergi dan menyisakan si Bos saja di sana.
Pria itu kemudian terlihat duduk di kursi kebesarannya sambil menatap layar monitor tipis yang menampilkan hologram foto-foto hasil penyelidikan anak buahnya itu.
'Menarik. Yang satu ini cukup mampu membuatku terkesan,'
• • • • •
"Hei! Yasha!"
Mendengar suara Oroci dari kejauhan membuat Yasha langsung mencari temannya itu dan mengangkat tangannya tinggi memberikan kode kepada temannya itu agar Oroci menghampirinya di sana.
"Katakan ada apa kawan? Apa yang terjadi? Kau baik-baik saja?" tanya Oroci beruntun terlihat khawatir padanya membuat Yasha langsung mengajak temannya itu pergi ke tempat yang lebih tenang untuk berbicara berdua.
"Ada tiga orang asing yang mengejarku. Pakaiannya terlihat seperti Ruler, Oro. Kau tahu siapa mereka?" ucap Yasha membuat Oroci terlihat melihat sekelilingnya sebentar sebelum menjawab.
"Entahlah, Yasha aku tidak begitu yakin siapa mereka tapi, kemarin ada beberapa orang yang juga datang padaku dan Fang. Mereka menawarkan kerja sama yang menurutku cukup aneh karena mereka bilang jika aku bisa memenangkan game Time Lock maka, apa pun hadiah yang kudapatkan akan menjadi milik bersama. Kurasa itu akan sangat merugikan, 'kan? Tapi Fang langsung saja setuju setelah orang-orang itu mengatakan jika dia akan dapat menikmati fasilitas game yang sangat mewah dan canggih di tempat mereka," ucap Oroci membuat Yasha tampak berpikir sebentar di sana.
"Jadi mereka mengincar hadiah dari game Time Lock ini alih-alih berusaha menyelamatkan diri dengan menghentikan bom ini? Apa kau tahu hadiah apa saja yang akan kita terima nanti, Oro? Aku hanya tahu jika nanti kita akan mendapatkan uang juga kunci yang akan menyelamatkan dunia. Hanya itu," ucap Yasha membuat Oroci menggeleng kecil tanda tidak tahu juga.
"Aku belum tahu sekarang tapi aku bisa mencari tahunya nanti. Butuh waktu memang, tapi bersabarlah," ucap Orocichris terdengar meyakinkan dan jika sudah seperti itu, Yasha yakin temannya itu pasti sudah memiliki rencana sendiri.
"Baiklah. Aku percaya padamu. Dan ya. Aku ingin mengatakan sesuatu penting lainnya," ucap Yasha membuat Oroci kembali terlihat menatapnya serius.
"Mereka tadi memblokir akses offline ku. Kurasa mereka orang yang berbahaya, Oro. Karenanya setelah ini aku akan mencoba lagi untuk melepas kaca mata VR ku dan jika ternyata berhasil terlepas, kurasa aku akan terus offline sementara waktu ini. Kau berhati-hatilah dan kabari aku perkembangan penyelidikanmu, ya," ucap Yasha membuat Oroci mengangguk pasti dan,
"Tentu saja. Jaga dirimu," ucap Oroci membuat Yasha merasa sangat lega dan akhirnya langsung melepas kaca mata VR nya dan berhasil.
●♤♡◇♧●
"Itu tadi mengerikan! Membayangkan aku akan terjebak di sana selamanya membuatku semakin yakin dan ingin mempelajari tentang pemrograman dengan lebih serius lagi. Kurasa akan bagus jika membuat serverku aman dari orang luar. Maksudku, kita bisa membuat perisai pelindung yang mencegah orang luar melakukan hal seperti tadi. Memblokir akses offline seseorang secara diam-diam dan paksa, itu merupakan bentuk peretasan yang termasuk kejahatan ilegal, 'kan?" ucap Arthur langsung meletakkan kaca mata VR nya dan dengan raut wajah yang sedikit takut dan panik.
Ia kemudian terlihat berjalan menuju dapur dan langsung meminum air mineral berharap dirinya bisa sedikit merasa tenang setelahnya di sana.
"Kenapa bermain game yang seharusnya menyenangkan, menjadi hal yang menakutkan diwaktu yang bersamaan? Apa yang terjadi sebenarnya?" ucap Arthur yang terlihat masih memikirkan kejadian tadi dan kemudian melamun.
Dalam lamunannya Arthur memikirkan sebuah ide bagus yang kira-kira akan membantunya menyelesaikan masalahnya ini. Ide untuk membuat orang-orang tadi berhenti mengejarnya dan juga ide untuk membuatnya bisa menyelesaikan game Time Lock itu dengan lebih mudah.
'Pertama yang harus kulakukan adalah mempelajari tentang pemrograman ini terlebih dahulu. Memastikan keamanan serverku terlindungi agar orang-orang itu tidak bisa lagi melakukan hal buruk seperti tadi padaku lagi. Aku harus bisa bertahan dan melindungi diriku sendiri,'
Bersambung...