Part 22. Horse

1276 Kata
Misi pencarian s*****a istimewa itu pun akhirnya dimulai. Setelah tadi Yasha berunding dengan Cedric dan juga beberapa orang penting lainnya, akhirnya kini Yasha tahu harus melakukan apa dan bagaimana. Akhirnya setelah sejak tadi dia kebingungan, sekarang untuk pertama kalinya dia merasa yakin dan tahu apa perannya di dalam level ini. Seperti dalam sebuah drama, Yasha merasa dialah pemeran utamanya di sana. Dan misinya adalah mengalahkan Leviathan raksasa yang ganas itu bagaimanapun caranya. Sungguh game ini terasa semakin sulit di setiap levelnya. Hal itu membuat Yasha menjadi ragu apakah dia bisa menyelesaikan game ini atau tidak. Rasa percaya dirinya semakin hari semakin menurun. Tapi meski begitu, setidaknya dari pada menyerah, Yasha akan mencoba untuk memenangkan game ini dengan sekuat tenaga. "Waktu kita hanya dua hari dua malam sebelum bulan purnama itu terjadi dan air pasang akan terjadi lagi. Karenanya kita harus membagi tugas saja. Kau harus memastikan orang-orang di sini aman dengan membawa mereka ke tempat yang tinggi. Jauhkan semua orang dari pantai," ucap Yasha pada Cedric membuat sosok Centaur satu-satunya di dalam kelompok berunding itu terlihat langsung mengutarakan keberatannya di sana. "Lalu kau? Maksudmu kau akan pergi sendiri untuk mencari pedang itu? Tidak. Aku akan ikut padamu," ucap Cedric mengajukan dirinya untuk membantu tapi, "Dengarkan aku, mereka di sini membutuhkan seseorang yang paham benar bagaimana cara mengalihkan perhatian Leviathan itu jika saja nanti aku tidak bisa kembali tepat waktu. Kumohon mengertilah," ucap Yasha mencoba meyakinkan Cedric jika dia pasti bisa mencari s*****a itu sendiri. "Kau harus kembali bagaimanapun caranya. Kami membutuhkanmu di sini. Baiklah berhati-hatilah dalam perjalananmu. Jaga peta ini baik-baik. Menurut legenda hanya keturunan raja Eskedon yang bisa membaca peta itu. Seperti tulisan di dalam peta ini, takdir yang akan menuntunmu menemukan jalannya," ucap Cedric menyerahkan sebuah gulungan yang masih berupa kertas kosong dengan tulisan satu kalimat kecil di bagian atasnya. Ya. Tulisan 'takdir yang akan menuntunmu menemukan jalannya'. "Baiklah. Jaga semuanya di sini sampai aku kembali dan aku pasti akan kembali. Aku akan mengembalikan kehidupan bebas kalian kembali. Aku berjanji akan berusaha sekuat tenagaku. Aku akan pergi sekarang," ucap Yasha kemudian terlihat memasukkan peta yang tengah dipegangnya itu ke dalam tas kain yang didapatnya dari meminjam pada Cedric tadi. Selain peta, Yasha juga membawa beberapa barang yang menurutnya akan berguna dan bisa dijadikannya sebagai s*****a di dalam perjalanannya nanti saat menjelajahi berbagai medan yang entah akan seperti apa nanti. Dan petualangannya pun dimulai. Tapi sebelum melanjutkan perjalanannya, sebenarnya Yasha merasa haus dan lapar di kehidupannyatanya di sana. Karenanya Yasha ingin mencoba sesuatu terlebih dahulu sebentar. "Jika perkiraanku benar, karena jamku sudah hilang dan aku tidak bisa melakukan apa-apa, karenanya seharusnya di dalam level ini akhirnya aku bisa menggunakan mode pause untuk pertama kalinya. Akhirnya Mark memberi sedikit kemudahan setelah semua kesulitan yang kualami di dalam game ini. Mari kita coba," ucap ucap Yasha kemudian terlihat meraba bagian depan kacamata VR nya dan menekan sebuah tombol pause yang tentu saja dia sudah sangat hafal di mana letaknya. "Berhasil!!!!" ucap Yasha saat leihat sekelilingnya terlihat berhenti bergerak. Seperti angin yang semula bertiup sedikit kencang. Orang-orang yang terlihat melambaikan tangannya di atas bukit itu kepadanya, deburan ombak yang tadinya terdengar keras, kini di sana terdengar senyap dan semuanya dalam posisi tetap diam di tempatnya. Seolah waktu berhenti. Bukan seolah lagi. Waktu memang sudah berhenti di dalam game itu. "Aku hanya akan pergi sebentar. Sungguh," ucap Yasha kemudian terlihat meraba telinganya dan ity berarti di dunia nyata Arthur sudah bergerak untuk melepaskan kacamata VR nya. ●♤♡◇♧● Perlu diketahui jika mode pause ini sangat-sangatlah berguna. Mengapa? Karena para pemain tidak harus melakukan transisi antara online dan offline hanya untuk mengambil minum dan makan. Mereka bisa melakukan semua hal itu tanpa harus khawatir proses gamenya akan hilang karena mereka nanti bisa kembali melanjutkan game nya dengan posisi dimana terakhir kali mereka meninggalkan game itu. Arthur terlihat berlari menuju dapur dan mengambil makanan dan air mineral secukupnya dari sana. Dibawanya semua itu ke dalam ruang game dan dia terlihat langsung menghabiskan semua itu dengan rakusnya hingga tak tersisa. "Aku akan sekalian minum Vitamin karena aku merasa level ini akan berlangsung lama sekali," ucap Arthur kemudian terlihat membereskan bekas makannya di sana. Arthur terlihat terburu-buru kali ini karena memang dia ingin segera kembali untuk melanjutkan game nya tadi. Karena semakin cepat semakin baik. "Selesai. Ayo kita kembali bermain," ucap Arthur setelah selesai meminum vitaminnya dan tentu saja setelahnya dia kembali ke ruang game nya untuk kembali online. ●♤♡◇♧● Yasha langsung kembali melanjutkan game nya setelah tadi dia menonaktifkan tombol pause dan semuanya masih sama seperti terakhir kali saat dia tinggalkan tadi. "Kau pasti bisa! Kami percaya padamu!" Yasha tersenyum kecil mendengar Cedric menyemangatinya di sana. Yasha terlihat mengangguk pasti dan kemudian langsung berjalan cepat menuju pantai karena, menurut Cedric, untuk bisa mengetahui isi peta itu, Yasha harus membasahi petanya menggunakan air laut terlebih dahulu. "Yang benar saja. Untuk melihat peta saja, itu sudah menantang maut namanya. Jika Leviathan itu mengetahui keberadaanku saat aku nanti berusaha membasahi peta ini dengan air laut, maka tamat riwayatku," ucap Yasha terlihat khawatir dan bersamaan dengan dirinya yang akhirnya sampai di bawah. Sekarang Yasha hanya perlu berjalan beberapa meter ke depan kemudian membasahi petanya itu dengan air laut tapi tidak semudah itu, Yasha merasa harus memastikan situasi dan kondisi aman terlebih dahulu di sana. Dia tidak ingin menyia-nyiakan perjalanan dan usahanya yang sudah jauh-jauh sampai di level 9 itu, dan ternyata perjalanannya harus berakhir hanya karena tindakan cerobohnya sendiri yang membiarkan Leviathan itu dengan mudah menyerangnya. "Kurasa aman. Mungkin Leviathan itu sedang tidur," ucap Yasha kemudian terlihat mengeluarkan petanya dari dalam tas. Setelahnya Yasha berjalan mendekati hati-hati mendekati laut dan membasahi petanya sebentar sebelum akhirnya dia berlari menjauh kembali dari sana. Sosok Leviathan akan pergi ke dalam kedalaman lautan yang jauh tepat 2 hari sebelum bulan purnama terjadi. Tulisan itu muncul pertama kali sebelum akhirnya berubah menjadi peta penunjuk yang tentu saja membuat Yasha terdiam cukup lama karena ternyata dia harus melewati lautan untuk sampai ke tempat yang ditunjukkan peta terletak di pulau yang ada jauh di seberang sana. 'Lalu aku harus bagaimana, sekarang?' batin Yasha dalam hati. Tidak ada cara lain selain percaya pada peta yang dipegangnya itu. Jika memang Leviathan itu sedang pergi maka pasti benar begitu adanya. "Baiklah, aku akan berusaha percaya jika Leviathan itu sudah tidak ada lagi di sini tapi sekarang bagaimana aku bisa menyeberangi lautan luas ini sedangkan aku tidak memiliki sampan ataupun kapal yang cukup cepat untuk membawaku pergi ke sana. Aku harus menemukan sebuah cara. Waktuku tidak tidak banyak," ucap Yasha terlihat panik tapi, saat dia melihat peta itu sekali lagi, ada sebuah simbol seperti gambar kuda yang terletak di tengah lautan. Entah apa itu maksudnya ada monster berbentuk kuda yang akan mengahadang jalannya nanti atau bisa juga itu adalah bantuan untuknya. Entahlah, Yasha tidak bisa berpikir jernih. "Suasana malam di sini terasa menyeramkan," ucap Yasha kemudian memutuskan untuk berjalan mengitari pesisir pulau ini karena ia berpikir mungkin saja akan menemukan sesuatu yang akan membantunya melalui perjalanan sulit ini tapi, Mendengar suara yang sedikit aneh, membuat Yasha mengurungkan niatnya untuk mengitari pulau itu. Dia terlihat berjalan mendekati lautan dan suara aneh itu terdengar semakin jelas. "Suara apa itu?" ucap Yasha penasaran dan kemudian memutuskan untuk menaiki batu karang yang cukup tinggi didekatnya sana dan agar bisa melihat dengan jelas apa yang ada di tengah lautan sana menggunakan teleskop antik yang dipinjamkan Cedric kepadanya. Yasha tidak percaya ternyata teleskop itu benar-benar memiliki jarak pandang yang luar biasa jauh, persis seperti yang dikatakan Cedric. "Apa itu?" ucap Yasha saat melihat sesuatu bercahaya bergerak ke sana kemari seperti tengah bermain di lautan sana. "Tunggu! Itu kuda! Kuda yang bisa berjalan di atas air!" Bersambung....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN