Part 21. The Gifted

1341 Kata
"Aku? Pemimpin?" Yasha terlihat tidak percaya dengan apa yang dikatakan sosok Centaur itu padanya. "Sebenarnya ada apa denganmu ini?" Ayolah kita pergi dan menemui semua orang yang sudah menantimu kembali sejak tadi," ucap Centaur itu mengajak Yasha untuk pergi bersamanya dan tentu saja dia tidak punya pilihan lain selain mengikuti ke mana Centaur itu akan pergi. Yasha masih tidak mengerti apa yang sebenarnya sudah terjadi. Jika diingat-ingat lagi, tadi dia hanya berjalan melewati Goa dan setelah keluar dia diberikan semua perlengkapan kesatria pemanah ini. Tapi yang Yasha tidak mengerti lagi adalah bagaimana bisa dia memanah dengan akurat seperti itu sedangkan itu baru kali pertamanya. Caranya memanah tadi seolah Yasha sudah bisa dan sangat mengetahui benar bagaimana cara melakukannya. Seolah itu sudah menjadi keahliannya sejak lama. 'Apa di dalam level ini aku sedang Cosplay menjadi seorang kesatria pemanah hebat?' batin Yasha dalam hati. "Lihat! Pangeran mahkota sudah pulang!" Yasha tersadar dari lamunannya saat Centaur itu terdengar mengumumkannya pada orang-orang yang ada di sana. "Apa mereka adalah rakyatku? Apakah masih ada lagi? Ke mana yang lain?" tanya Yasha karena hanya sedikit orang saja di sana sedangkan Centaur tadi mengatakan soal rakyat. Atau mungkin dia sudah salah dengar tadi? "Hanya tinggal kami yang tersisa. Apa kau lupa? Leviathan ganas tadi sudah membantai klan kita saat terjadi air pasang karena badai besar saat itu. Termasuk orang tuamu juga. Bukankah kau pergi sejak bulan lalu guna mencari cara untuk mengalahkan Leviathan ganas itu? Kau sudah kembali jadi katakan padaku apa caranya? Kami membutuhkan kepastian agar segera terbebas dari rasa takut ini," ucap Centaur itu membuat Yasha bingung harus menjawab apa di sana tapi, melihat wajah orang-orang yang terlihat menatapnya penuh harap membuat Yasha akhirnya angkat bicara. "Jujur saja aku belum menemukan cara apa pun tapi aku berjanji akan membebaskan kalian dari perasaan takut ini. Kalian akan bebas sebentar lagi. Percayalah padaku," ucap Yasha yang entah yang dikatakannya itu benar atau tidak tapi, "Kami percayakan hidup kami kepadamu, Pangeran mahkota," ucap salah seorang pria dengan membungkuk padanya membuat Yasha membalas membungkuk juga dan barulah setelahnya orang-orang yang tadi mengerumuninya itu terlihat kembali melakukan aktivitasnya yang tadi tertunda karena kedatangannya. "Cedric! Kemarilah! Aku ingin membahas sesuatu denganmu!" teriak seseorang di sana dengan melambaikan tangannya pada sosok Centaur yang berada di dekatnya itu membuat Yasha akhirnya tahu siapa nama sosok Centaur itu. "Kau tunggulah di dalam tenda itu. Kita akan membahas strategi bersama nanti. Aku akan segera kembali," ucap Cedric membuat Yasha mengangguk mengerti dan membiarkan saja dia pergi. Ya. Lagi pula Yasha masih membutuhkan ruang sendiri untuk mencerna semua yang terjadi. Dia masih bingung dengan semua hal ini. Sangat-sangat bingung. Setelah kepergian Cedric tadi, Yasha akhirnya langsung berjalan ke arah tenda yang ditunjuk Cedric tadi agar dia menunggunya di sana. "Di sini sudah seperti tempat pengungsian saja. Cedric bilang tadi klan ini telah dibantai habis oleh Levianthan tadi. Pasti rumah mereka juga hancur saat itu. Sebagai gantinya mereka membangun tenda sebagai pemukiman sementara di sini. Tapi bukankah ini terlalu dekat dengan pantai? Bagaimana jika terjadi air pasang lagi?" ucap Yasha berbicara sendiri dan terlihat pusing bukan main saat harus memikirkan semua permasalahan itu sedangkan dia sendiri tidak mengerti sama sekali sebenarnya apa misinya di dalam level ini. Saat di dunia nyata, dia berusaha keras untuk menyelamatkan nyawa orang-orang di seluruh dunia dari bom yang sedang melakukan hitung mundur di dekat inti bumi tepat di bawah mereka. Dan sekarang lihatlah nasibnya. Dia kembali harus berusaha lagi dan lagi untuk menyelamatkan nyawa banyak orang meski sedang berada di dalam game sekalipun. Tapi dia bisa mengerti sedikit demi sedikit dengan apa yang ingin di sampaikan Mark kepadanya di dalam level itu. Seseorang yang memiliki kekuatan, seseorang yang dikaruniai dengan bakat tertentu, haruslah bisa menjadi orang yang dapat diandalkan dan berguna bagi orang di sekitarnya. Karena apalah arti keahlian dan kekuatan yang dimilikinya jika semua itu tidak digunakannya untuk menolong orang. "Apa semua ini?" ucap Yasha terlihat bingung saat melihat isi tenda itu ternyata di luar ekspektasinya begitu dia sudah masuk ke dalam sana. Terdapat beberapa lukisan besar yang sudah terlihat pudar tertata rapi di atas meja. Yasha berjalan mendekat untuk melihat lebih jelas dan ternyata setelah beberapa menit melihat-lihat lukisan itu secara menyeluruh, Yasha yakin itu adalah gambaran sejarah dari klan tempatnya terdampar ini. Ya. Anggap saja begitu. "Kurasa ada lukisan yang hilang di sini. Tepat di sini. Ada penggalan kisah yang hilang. Dan menurutku itu yang paling penting," ucap Yasha saat mencoba untuk mengerti isi sejarah dalam lukisan yang terlihat bersambung itu. Selesai dengan lukisan itu, Yasha terlihat melihat-lihat benda lainnya yang ada di sana satu-persatu. Dari semua benda yang sudah dilihatnya di sana, ada sebuah benda yang cukup membuat Yasha tertarik, membuat Yasha langsung mengambilnya dan siapa yang menyangka jika sesuatu yang ajaib terjadi setelah dia mengambil benda itu dari tempatnya. Benda yang diambil Yasha itu adalah berupa bola kristal yang tepat setelah disentuhnya tadi, bola kristal itu terlihat mengeluarkan cahaya dan memberikan sensasi sengatan kecil padanya. Setelahnya tubuh Yasha terasa tersedot masuk ke dalam kecil dan tiba-tiba saja dia kini sudah sampai di sebuah tempat asing. "Kita tidak bisa terus begini. Kita harus mendapatkan pedang Zakura secepatnya. Tidak ada cara lain untuk mengalahkan Leviathan selain dengan menggunakan pedang itu," Yasha tidak mengerti sebenarnya apa yang terjadi tapi melihat orang-orang di depannya itu yang terlihat tengah berunding bersama tapi tidak ada satu pun dari mereka semua yang menyadari keberadaannya di sana, itu berarti Yasha tengah mengalami yang namanya perputaran waktu. Dia sedang diperlihatkan kejadian di masa lalu, sekarang ini. Dia tidak pergi ke mana-mana tapi ingatannya yang tengah mengalami sedikit sihir di sana. Yasha memutuskan untuk memperhatikan semua percakapan yang didengarnya di sana dengan serius karena mungkin saja semua pertunjukan masa lalu itu merupakan sebuah petunjuk untuknya juga. "Tidak. Itu akan terlalu lama jika kita harus mencari pedang Zakura lebih dahulu karena waktu kita tidak banyak. Bulan purnama ke lima di tahun ini akan segera tiba satu minggu ini. Kita harus mencari cara lain untuk mengalahkan Leviathan itu tanpa pedang itu," "Ada satu cara lain sebenarnya. Yaitu membunuhnya dengan tombak Garuda. Itu pasti akan berhasil," "Baiklah. Kerahkan semua orang dan kita berkumpul di dekat batu karang besar di pinggir pantai setelah semua persiapan nanti selesai," "Hei! Kau baik-baik saja? Apa yang terjadi? Kenapa kau mengambil benda terlarang ini? Beruntung kau tidak mati karena sudah menyentuhnya," ucap Cedric terlihat mengambil alih bola yang dipegangnya itu dan meletakkan kembali pada tempatnya menggunakan sebuah kain yang entah didapatkannya dari mana. Yasha terlihat berusaha mengatur nafasnya karena setelah sadar karena setelah dia kembali tadi, sensasi seperti tersedot ke dalam sebuah lubang kecil terasa lebih menyakitkan dari yang pertama kali dia alami tadi. "Maaf aku tidak tahu," ucap Yasha terlihat menjawabnya dengan terbatuk membuat Cedric langsung memberikannya segelas minuman di sana. Yasha meminum air itu sampai habis dan akhirnya dia bisa merasa sedikit lebih baik setelahnya. "Bisakah aku bertanya sesuatu, Cedric?" ucap Yasha membuat Cedric menatapnya penasaran. "Ada apa?" ucap Cedric terlihat serius. Tidak. Wajahnya memang sudah seperti itu sejak pertama kali Yasha bertemu dengannya tadi. "Bisakah jelaskan mengenai pedang Zakura dan juga tombak Garuda padaku? Siapa kesatria yang sudah menggunakan s*****a itu dan dimana s*****a itu sekarang?" tanya Yasha beruntun dan entah mengapa di sana membuat Cedric langsung saja tertawa dan terlihat menatapnya aneh. "Kau ini pangeran mahkota yang bagaimana? Kau melupakan segala hal tentang klanmu sendiri dan mengenai kedua s*****a hebat itu, itu adalah s*****a legendaris yang kekuatannya sungguh luar biasa karena s*****a itu adalah pemberian langsung dari dewa. Sayangnya, setelah pertempuran besar yang dilakukan oleh ayahmu, raja Eskedon, tombak Garuda itu hancur dan hanya tersisa bagian kecil ini saja dari s*****a itu. Dan mengenai pedang Zakura, itu adalah pedang istimewa yang keberadaannya masih menjadi misteri sampai sekarang. Tapi menurutku, jika kita bisa menemukannya, pasti Leviathan jahat itu akan bisa kita kalahkan dengan mudah," ucap Cedric membuat Yasha terlihat mengangguk paham dan mulai mengerti semuanya sekarang. 'Baiklah. Jadi misiku sekarang adalah mencari pedang istimewa itu? Tapi harus ke mana aku mencarinya? Dan apakah waktunya cukup? Ataukah aku harus mencari cara lain saja untuk mengalahkan mahluk bernama Leviathan itu? Aku bingung sekali,' Bersambung...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN