Part 12. Security Program

1225 Kata
Ternyata mempelajari tentang pemrograman tidak sebuah yang Arthur kira. Lihatlah pria itu sekarang. Arthur terlihat berbaring di ranjang pamannya dengan wajah yang jelas sekali merasa frustasi. Jangan lupakan juga rambutnya yang acak-acakan. Itu terjadi karena setelah kira-kira hampir 18 jam lamanya Arthur berusaha berkutat dengan kode yang terdiri dari huruf dan angka yang memusingkan, nyatanya ia masih belum berhasil juga membuat program keamanan untuk melindungi akun game nya itu. Semua hal memang hanya mudah saat diucapkan saja. "Lebih baik aku membersihkan kekacauan yang sudah kuperbuat ini. Botol minuman dimana-mana dan juga bekas makanannya yang belum sempat ku cuci," ucap Arthur kemudian berdiri dari duduknya dan pergi ke dapur untuk mengambil kantong plastik hitam besar untuk sampah-sampah botolnya itu. Arthur membersihkan kamar pamannya itu dengan cepat. Setelah selesai dengan sampah botol-botol itu, Arthur terlihat beralih pada piring-piring kotor yang habis digunakannya makan tadi. Selama mencuci piring entah mengapa Arthur merasa tidak tenang. Seperti ada sesuatu yang terlupakan olehnya. 18 jam hanya fokus pada komputer dan belajar tentang pemrograman membuat Arthur merasa pusing. Ia merasa butuh tidur sebentar. Tapi sebelum itu, Arthur ingin mengintip keluar sebentar. Kenapa di luar terdengar lebih senyap dari biasanya. Ke mana semua orang? Arthur sudah memakai maskernya dan bersiap untuk keluar tapi, pintunya tidak bisa dibuka. Seperti sengaja di kunci dari luar. "Ada apa ini? Apakah diberlakukan jam bahaya lagi?" ucap Arthur kemudian membuka maskernya dan terlihat pasrah saat mengetahui dirinya tidak bisa keluar rumah. Beruntung Arthur memiliki persediaan air dan makanan yang cukup banyak. "Tunggu! Kurasa aku tahu harus melakukan apa dengan program keamanan itu," ucap Arthur kemudian terlihat semangat dan langsung berjalan cepat menuju kamar pamannya itu. "Aku selalu membuat kesalahan yang sama sejak pertama kali. Aku akan mencobanya lagi dan kali ini aku pastikan langkahku sudah benar," ucap Arthur kemudian terlihat berkutat dengan keyboard dan komputernya lagi di sana. Arthur memanglah bukan seorang yang jenius tapi dia percaya segala sesuatu bisa dikuasai jika kita bersungguh-sungguh untuk mempelajarinya. Awalnya Arthur mempelajari tentang pemrograman karena ia ingin meretas bank data dunia. Ya, itu terdengar sangat sulit tapi itu bukan hal yang mustahil. Arthur berharap dengan berhasil membuat program keamanan sendiri nanti, setelahnya dia akan bisa membuat kode yang lebih sulit lagi dengan mudahnya. "Selesai! Aku yakin ini akan bekerja!" ucap Arthur antusias dan kemudian terlihat memastikan lagi kabel-kabel yang terhubung pada kaca mata VR nya. "Mari kita coba," ucap Arthur senang kemudian mulai memasangkan program keamanan buatannya itu pada kaca mata VR nya. Selama proses loading, Arthur terlihat gugup dan takut. Entah itu percobaannya yang ke berapa kali tapi ia berharap yang satu ini akan dan harus berhasil bagaimanapun caranya. Saat proses loading hampir selesai, Arthur yang tidak yakin pada dirinya sendiri langsung saja menutup matanya karena takut percobaannya gagal lagi tapi setelah memberanikan dirinya lagi dan akhirnya sedikit mengintip untuk mencari tahu apakah percobaannya itu berhasil atau tidak, Arthur terlihat langsung berteriak senang dan antusias melihat apa yang terjadi pada kaca mata VR nya. "Akhirnya!" ucap Arthur saat melihat gambar perisai berwarna biru di bagian depan kaca mata VR nya yang berarti usahanya yang terakhir kali bekerja dengan baik. "Andai kau berada di sini, Paman. Kau akan bangga melihat pencapaianku ini. Lihatlah aku bisa membuat program yang dulu menurutmu adalah sesuatu yang memusingkan," ucap Arthur sendiri kemudian dengan cepat langsung melepaskan kabel yang terhubung pada kaca mata VR nya dan kemudian dibawanya kaca mata itu berlari menuju ruang game nya. "Kuharap ini memang benar-benar berhasil. Aku tidak mau ada yang menggangguku saat bermain game," ucap Arthur kemudian terlihat langsung memakai kaca mata VR nya dan, "Welcome to the M2..." ●♤♡◇♧● "Astaga! Akhirnya kau online lagi! Aku ingin mengirimkan pesan padamu tapi tidak bisa. Seperti komunikasiku terbatas atau sengaja dibatasi. Entahlah. Lebih baik kita mencari sebuah tempat dulu untuk berbicara sebentar. Ada banyak hal yang ingin ku bagi denganmu," ucap Oroci yang entah mengapa sudah berada di dekat portal kedatangan para player seperti memang tengah menunggunya di sana. "Sudah seburuk itukah kondisi di dalam sini? Aku sedang mencoba sesuatu di dunia nyata jadi maafkan aku, Kawan," ucap Yasha saat berjalan mengikuti temannya itu yang entah akan membawanya ke mana. Dalam perjalanan itu Yasha sengaja ingin melihat ke arah papan skor sebentar untuk memastikan apakah ada player lainnya yang berhasil menyusulnya tapi, nihil. Bahkan nama Fang yang tadinya ada di urutan ke-3, kini menghilang entah karena alasan apa. "Apa yang terjadi pada Fang, Oro?" tanya Yasha terdengar serius membuat Orocichris menatap sekelilingnya terlebih dahulu sebelum akhirnya membisikkan sesuatu padanya. "Dia gugur di dalam level 3, Yasha. Game ini sangat berbahaya. Kurasa kita harus berhenti saja sampai di sini. Aku tidak mau melanjutkan bermain game ini lagi. Ini terlalu berisiko. Padahal kukira Fang akan mudah saja melewati setiap level karena barang-barang canggih yang didapatkannya dari OPEC tapi, nyatanya tetap saja anak itu tidak selamat," ucap Oroci membuat Yasha merasa bingung. "Jadi kau sudah tahu tentang organisasi itu? Ceritakan lebih banyak padaku!" ucap Yasha membuat Oroci langsung menarik tangannya dan mengajaknya berjalan dengan cepat entah akan pergi ke mana. "Tidak di sini. Aku memiliki sebuah tempat persembunyian baru tidak jauh dari sini. Aku juga mau mengenalkanmu pada teman-teman baruku. Ayo!" ucap Oroci terlihat antusias, membuat Yasha sebenarnya tidak begitu yakin apakah yang berada di depannya itu adalah temannya atau bukan. "Hei, Oro. Aku sempat lupa dengan password lemari penyimpananku, kemarin. Bukankah aku pernah memberitahukannya padamu sengaja agar kau bisa membantu mengingatkanku saat aku lupa seperti ini. Kau ingat apa password nya?" ucap Yasha sengaja ingin tahu apakah Oroci yang ada di depannya itu benar-benar adalah temannya atau hanya seseorang yang menyamar sebagai temannya. "Password? Ayolah, kawan. Kita dalam keadaan genting saat ini. Tidak bisakah kau menanyakan hal itu nanti padaku?" ucap Oroci terdengar meyakinkan tapi, "Jika kau memang benar temanku, kau tidak akan pernah menjawab seperti itu. Lepaskan aku, s****n! Siapa kau?!!!" Yasha berusaha melepaskan genggaman orang yang tengah menyeretnya paksa itu. Dan beberapa detik kemudian terlihat orang itu membawanya masuk ke dalam g**g dan kemudian membuka penyamarannya di sana. "Padahal ku kira penyamaran ini akan berhasil. Tapi nyatanya temanmu itu memang terlalu sulit untuk ditiru," ucap orang itu yang entah bagaimana saat ini mampu membuat Yasha cukup kebingungan karenanya. "Fang? Kenapa kau menyamar sebagai Oroci? Kenapa menarikku ke sini?" ucap Yasha terlihat bingung dan sangat membutuhkan sebuah penjelasan tapi, Fang terlihat memasang senyum liciknya seperti biasa sebelum akhirnya menjawab, "Organisasi yang merekrut diriku kini sudah mengupgrade avatarku menjadi bentuk yang hampir sempurna di segala sisi, Yasha. Lihatlah. Bukankah kini avatarku lebih bagus dan terlihat lebih canggih dari sebelumnya?" ucap Fang membuat Yasha hanya menatapnya malas karena jawabannya tadi tidak sesuai harapannya. "Ayolah, Fang. Berhenti bermain-main. Aku masih memiliki banyak urusan lainnya," ucap Yasha terdengar jengah dengan sikap basa-basi Fang itu. "Baiklah-baiklah. Aku akan memberitahumu segala hal yang ingin kau ketahui tapi tidak di sini. Ayo ikut aku," ucap Fang kemudian terlihat berjalan duluan dan entah mengapa tapi Yasha merasa tidak ingin ikut bersamanya. Ada sesuatu yang aneh dan Yasha tidak nyaman dengan situasi yang ada sekarang. "Yasha!! Lari!! Jauhi Fang!!" Mendengar teriakan temannya dari arah belakang, membuat Yasha langsung berbalik dan benar saja di sana ada Oroci. Temannya yang sesungguhnya. Tapi belum sempat Yasha berlari, Fang ternyata lebih licik dan langsung mencengkeram pergelangan tangannya begitu kuat, hingga ia tak bisa pergi selangkah pun dari sana. "Kau tidak bisa pergi ke mana pun, sekarang. Bersiaplah bertemu dengan bos ku," Bersambung...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN