Yasha terlihat langsung menyimpan progres game nya di tempat save seperti biasa sebelum dia nanti melanjutkan game nya.
"Apakah aku harus terus melanjutkan game nya atau tidak?" ucap Yasha terlihat menimbang-nimbang keadaan dan akhirnya dia memutuskan untuk,
"Kurasa aku masih bisa melanjutkan satu level lagi. Ayo kita selesaikan level ini," ucap Yasha kemudian terlihat langsung melangkah maju untuk melihat tempat apalagi yang akan dijelajahinya kali ini di dalam level baru ini.
Yasha melihat sekelilingnya itu dan entah mengapa dia merasa udara di sekitarnya terasa begitu segar.
"Apakah udara yang segar ini dikarenakan oleh jenis pohon yang ada di sini berbeda dengan hutan yang ada di dalam level sebelumnya?" ucap Yasha sambil mengamati sekitarnya dengan lebih teliti dan serius lagi.
Yasha terus berjalan mengikuti instingnya yang entah akan membawanya ke mana itu. Sejauh ini semuanya terlihat baik-baik saja dan belum terlihat tanda-tanda musuh yang akan melawannya di dalam level ini.
Selain udara yang segar, Yasha juga bisa menikmati kicauan burung yang terbang bebas dengan langit yang terlihat cerah sekali di atas sana.
"Sebenarnya tempat apa ini?"
Yasha bingung saat ternyata jalannya harus terhenti karena tidak ada jalan lain lagi selain masuk ke dalam sebuah Goa yang terlihat cukup sempit, tepat di depannya itu saat ini. Melihat sebuah Goa seperti itu, dia masih merasa trauma karena sebelumnya masuk ke dalam Goa, membuatnya akhirnya terjebak bersama seekor naga.
"Aku masuk saja," ucap Yasha percaya diri dan kemudian masuk ke dalam sana.
Yasha terlihat berjalan dengan hati-hati karena Goa yang dimasukinya kali ini tampak sangat gelap sekali. Karenanya dia berniat mengambil sebuah alat yang bisa menerangi jalannya dari dalam inventorinya tapi,
"Ke mana jamku? Tidak mungkin itu jatuh, 'kan? Oh, s**l! Sejak kapan hilang? Kenapa aku baru sadar sekarang?" ucap Yasha panik sambil melihat ke bawah berharap jamnya itu jatuh saja dari pada hilang.
"Sebelumnya isi inventoriku saja yang hilang? Tapi sekarang kenapa jamnya juga ikut menghilang?" ucap Yasha benar-benar merasa kebingungan.
Pasalnya dia pasti membutuhkan s*****a meski hanya sebuah pisau sekalipun jika memang arena bertarungnya adalah kawasan terbuka seperti ini. Dan gawatnya, bagaimana bisa dia mendapatkan s*****a jika jam nya saja entah hilang kemana.
"Karena terbuai keindahan alam tadi, aku jadi terlalu asyik sendiri dan menjadi tidak fokus. Memang benar jika kita harus menikmati keindahan dengan seperlunya saja. Jika berlebihan pasti akan berakibat fatal seperti ini," ucap Yasha terlihat kecewa dan putus asa. Tapi akhirnya dia berusaha untuk tetap tenang dan tetap berpikiran positif.
Yasha yakin dia akan menemukan sebuah cara untuk melawan monster apa pun yang akan ditemuinya meski ia masih belum memiliki s*****a apa pun sekarang.
Yasha terus berjalan menuju ujung pintu Goa itu dengan perasaan sedikit waswas karena sekali lagi dia masih merasa trauma karena kejadian terakhir kali.
"Kenapa tanah tempatku berpijak terasa berbeda," ucap Yasha terlihat berhenti sejenak dan menunduk untuk mengambil tanah yang ada di bawahnya itu dan terlihat dia mencoba merasakan tekstur tanah itu dengan serius karena di sana terlalu gelap untuknya bisa melihat dan tahu apa itu.
"Kurasa ini pasir. Tunggu? Ini seperti pasir pantai," ucap Yasha kemudian terlihat bergegas berdiri lagi dan berjalan cepat untuk segera mencari jalan keluar dari sana.
Yasha merasa senang saat melihat cahaya diujung sana dan dengan cepat dia berlari menuju ke arahnya dan siapa yang menyangka jika hal ajaib terjadi padanya.
Sekeluarnya Yasha dari dalam Goa itu, kini penampilannya terlihat berubah drastis. Yang tadinya dia berpakaian biasa saja kini dia dilengkapi baju perisai seperti seorang kesatria yang gagah berani.
Tangannya juga terlihat di lengkapi sarung tangan kain juga ada gelang besi yang entah akan berfungsi untuk apa.
Selain itu di tangan kirinya, kini juga sudah terdapat busur yang terlihat cantik dan antik lengkap dengan tas yang berisi anak panah yang sudah tertata rapi di belakang punggungnya.
"Wow... dari mana asal semua ini?" ucap Yasha terlihat mencoba menarik tali busurnya dengan perasaan senang.
"Aku belum pernah memanah sebelumnya tapi ya, panah saja sudah bagus dari pada tidak ada s*****a sama sekali," ucap Yasha kemudian menyudahi bermain-mainnya dengan busur tadi dan beralih melihat sekelilingnya dengan tatapan bingung.
"Ternyata benar. Tadi aku menginjak pasir pantai," ucap Yasha kemudian mulai berjalan menyusuri daerah pantai itu dengan tetap memasang sikap waspada dan hati-hati.
Ya. Yasha merasa jika sudah mendapatkan s*****a seperti itu berarti dia semakin dekat dengan musuhnya. Karenanya dia berhati-hati.
Yasha terus berjalan sambil melihat sekelilingnya dan saat mendengar sesuatu yang aneh dia langsung bersembunyi di balik bebatuan karang yang ada di dekatnya itu dan mencoba mencari tahu suara aneh apa dan berasal dari mana itu.
"Ternyata hanya burung,"
Yasha menghembuskan nafasnya merasa lega karena ternyata tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan di sana. Dia hanya terlalu paranoid.
Yasha kemudian berniat melanjutkan perjalanan untuk melihat kawasan itu lebih jauh lagi tapi, terdengar suara aneh lagi tapi yang satu ini, membuat Yasha merasa adalah merupakan masalah serius yang sebenarnya.
Yasha kembali bersembunyi dan terlihat mencari tahu suara apa itu dan dia sungguh tak percaya dengan apa yang dilihatnya kali ini.
Ternyata suara yang didengarnya tadi adalah desisan ular laut yang terlihat menyerupai naga yang ukurannya sungguh sangat besar sekali.
'Kurasa aku benar-benar akan mati di dalam level kali ini. Bagaimana bisa mengalahkan ular menyerupai naga sebesar itu hanya dengan busur dan anak panah seperti ini. Sebaiknya aku lari saja, sebelum ular itu mengetahui keberadaanku,' batin Yasha dalam hati.
Yasha sudah bersiap pergi dari sana tapi, niatnya itu terhenti saat melihat ke mana ular laut itu pergi.
Yasha melihat ular laut raksasa itu ternyata tengah mengincar seseorang yang nampaknya saat ini tengah berendam di sana. Yasha tidak bisa melihatnya dengan begitu jelas tapi dia yakin jika itu adalah seorang manusia.
Kebingungan kembali melanda Yasha di sana. Dia bingung harus melarikan diri dari sana atau menolong orang yang menjadi incaran ular laut itu terlebih dahulu.
'Dari pada mati sia-sia di tempat ini. Lebih baik aku berbuat baik dengan menolong orang itu lebih dulu,' batin Yasha dalam hati.
Yasha kemudian terlihat menyiapkan busur dan anak panahnya bersiap membidik ular laut itu dari posisi yang menurutnya sudah bagus saat ini.
"Semoga saja berhasil," ucap Yasha kemudian memastikan arahnya sudah tepat sekali lagi dan,
Syutttttt
Yasha langsung melepaskan anak panah itu dan terlihat mengenai tertancap sempurna di dekat area mata ular laut raksasa itu.
Anehnya setelah anak panah itu tertancap, suara seperti hitungan mundur sebuah bom terdengar dan,
"Lari!!!!!! Keluar dari air!!!!"
Yasha berteriak mencoba memperingatkan orang yang tadi coba diselamatkannya itu sebelum akhirnya dia sendiri juga berlari untuk menyelamatkan diri.
"Gawat! Dia melihatku dengan tatapan marah. Aku harus ke mana sekarang?" ucap Yasha panik tapi beberapa saat kemudian perasaan paniknya itu berubah menjadi lebih panik lagi saat melihat ternyata orang yang dikiranya tadi adalah seorang manusia yang tengah berendam di laut, bukanlah manusia seutuhnya seperti yang dia kira.
Duarrr
Terdengar suara ledakan dari arah lain membuat Yasha melihat ke arah ular laut raksasa itu dan ternyata panahnya yang tertancap pada ular itu tadi terlihat meledak dan setelahnya terlihat ular laut raksasa itu masuk ke dalam laut dan tak terlihat lagi.
"Kurasa kau berhasil membuatnya pergi untuk sementara waktu ini," ucap seorang pria yang bertubuh setengah kuda tak jauh darinya itu membuat Yasha langsung memasang sikap siaga dan mundur beberapa langkah menjauhinya.
Ya. Manusia setengah kuda. Atau di dalam legenda Yunani dikenal sebagai Centaur.
"Aku bukanlah orang yang harus kau takuti di sini. Dan tatapanmu padaku yang seperti itu sungguh sangat menyinggungku," ucap sosok Centaur itu membuat Yasha merasa bersalah dan akhirnya meminta maaf karenanya.
"Kau mau ke mana? Kumohon maafkan aku. Bukankah kau juga berhutang ucapan terima kasih padaku?" ucap Yasha terlihat mengejar sosok Centaur itu dan berusaha membuatnya berhenti.
Setelah mendengar ucapan Yasha, sosok Centaur itu terlihat berhenti dan berbalik menatap Yasha.
"Berterima kasih? Kepadamu? Kenapa harus begitu sedangkan itu seharusnya memang sudah menjadi tanggung jawabmu," ucap sosok Centaur itu membuat Yasha merasa bingung.
"Kewajibanku? Tunggu! Aku memang sedang bermain game dan ya, aku harus menyelesaikan tantangan ini tapi___"
"Apa yang sedang coba kau katakan padaku sebenarnya? Kau adalah pemimpin kami di sini, karenanya itu sudah menjadi tanggung jawabmu untuk melindungi kami para rakyat dari amukan Leviathan yang jahat itu," ucap sosok Centaur itu lagi membuat Yasha terlihat langsung berhenti berjalan setelah mendengarnya.
"Aku? Pemimpin?"
Bersambung...