Part 27. Level Ten : Wild Boar

1107 Kata
Yasha memang masih merasa tidak enak hati tapi, dia masih harus terus melangkah maju untuk menyelesaikan game ini. Dia tidak mau istirahat. Jika dia nanti offline, itu hanya akan membuat pikirannya semakin kacau karena dia tidak memiliki pengalih perhatian. Lebih baik dia terus bermain game seperti itu. Biarkan tubuh dan pikirannya lelah. Itu adalah cara yang terbaik untuk melupakan segala masalah yang ada. Yasha kembali berdiri setelah tubuhnya tadi sempat luruh dan jatuh. Dan terlihat kini jam tangannya sudah kembali. Itu berarti level ini akan bisa dengan mudah dilewatinya karena dia bisa menggunakan senjatanya kembali. "Ya, kurasa semuanya lengkap. Ayo kita lanjutkan perjalanan ini," ucap Yadha setelah melihat isi inventorinya masih lengkap dan tidak berkurang sedikitpun. Merasakan ada sesuatu yang aneh, Yasha langsung mengambil machine g*n nya dari dalam inventorinya, sebelum akhirnya mulai berjalan menyusuri level baru itu. Dengan perlahan dan tetap berhati-hati. Waspada adalah yang paling penting. Lokasi level game itu kali ini berada di padang savana yang luas dengan rumput ilalang kering panjang yang menutupi kawasan itu. Angin bertiup kencang memberikan sensasi menyegarkan tapi, Yasha tidak mau lagi terkecoh. Dia yakin sesuatu berbahaya akan muncul sebentar lagi. 'Kira-kira mahluk apa yang akan kulawan di sini? Jika tempatnya terbuka seperti ini, maka pintu menuju level selanjutnya pasti ada di sekitar sini,' batin Yasha dalam hati. Yasha melihat ke sekelilingnya. Kanan, kiri, depan dan belakangnya. Tapi dia tidak menemukan pintu itu di mana pun. 'Ini artinya aku tidak bisa langsung melarikan diri begitu saja dari sini. Ada sebuah misi yang harus kuselesaikan,' batin Yasha dalam hati. Yasha terlihat memasang kuda-kuda penuh saat melihat rumput ilalang di sekitarnya bergerak. Sesuatu terlihat bergerak dengan cepat menuju ke arahnya dan sepertinya tidak hanya satu. Merasa terkepung, Yasha kemudian berniat menghidupkan mode terbang pada sepatunya tapi terlambat. Dia terlihat sudah diserang lebih dulu. "Babi hutan?????Dengan tanduk sebesar itu???!!" Yasha yang tadi jatuh tersungkur demi menghindar dari serangan babi hutan hitam besar yang melompat ke arahnya. Karena merasa terdesak, Yasha sekali lagi berusaha menghidupkan mode terbang pada sepatunya dana kali ini berhasil. Tepat sebelum babi hutan lainnya juga ikut menyerangnya. "1... 2... 3... 4... total semua babi hujan liat berwarna hitam itu ada tujuh ekor babi. Banyak sekali," ucap Yasha setelah menghitung ada berapa banyak babi hutan yang menyerangnya di sana. "Apa dengan s*****a ini aku bisa mengalahkan mereka?" ucap Yasha kemudian mengarahkan machine g*n nya pada para babi itu dan ternyata tidak berpengaruh. "s**l. Begini lagi. Tunggu! Apa itu?" ucap Yasha kecewa karena tidak bisa menggunakan senjatanya lagi, tapi di saata yang bersamaan dia tak sengaja melihat jika salah satu dari babi hutan itu membawa sesuatu di tanduk yang berada di dekat hidung mereka. "Kurasa itu sebeuah kunci. Lagi-lagi aku harus menggunakan pedang dan parang. Baiklah," ucap Yasha kemudian menukar machine g*n nya dengan sebuah samurai yang panjang dan tajam. Sebenarnya Yasha memilih s*****a itu untuk memudahkan menyelesaikan misinya saja. Karena dia pikir akan sulit mendekati babi hutan itu mengingat jika dia yang mendekat maka, dia yang akan diserang dengan banyak babi sekaligus. "Semoga saja ini mudah," ucap Yasha kemduian terlihat sudah bersiap mengejar babi hutan yang berlari menjauh dari sana dengan membawa kunci itu bersamanya. Yasha tentu saja masih tetap menggunakan mode terbang untuk mengejarnya. Dia tidak memiliki pilihan lain selain itu. Dan siapa sangka, jika babi lainnya juga ikut mengejarnya di belakang. Jadilah kini terjadi adegan kejar-kejaran yang lucu sekali di antara mereka. Yasha mengejar satu babi yang membawa kabur pergi kunci, sedangkan dia sendiri dikejar 5 ekor babi lain yang masih mengincarnya sebagai musuh dan sasaran empuk. Yasha tidak mengerti kenapa babi itu berlari seolah tahu jika dia membawa sesuatu yang penting dan akhirnya Yasha memutuskan untuk berhenti sebentar dan berpikir. "Tunggu. Tadi ada 7 ekor babi. Di sana satu yang berlari membawa kunci dan di sini ada lima mengejarku. Lalau mana satu lagi?" ucap Yasha kemudian berusaha mencari-cari babi yang hilang dari kawanan itu dan ketemu. Babi itu terlihat dengan santai duduk seolah tengah menunggu sesuatu. "Kenapa dia berbeda? Kenapa dia tidak berniat mengejarku juga?" ucap Yasha bingung tapi kemudian setelahnya ia memilih untuk kembali mengejar babi hutan yang membawa kunci itu sebelum berlari semakin jauh nanti. "Ada sesuatu yang aneh. Tapi aku tidak tahu apa," ucap Yasha kemudian kembali melirik ke arah babi hutan yang terlihat masih bersantai dan tidak beranjak sedikitpun itu dari tempatnya. Aneh bukan? Saat babi lain berlarian mengejarnya babi itu tetap bersantai di tempatnya. 'Bagaimana jika semua babi yang tengah mengejarku ini adalah pengalihan perhatian dan sebenarnya babi yang diam itu adalah kunci yang sesuangguhnya?' batin Yasha dalam hati. Yasha benar-benar bingung. Dia berharap bisa menemukan petunjuk sekarang. Tapi dia akan mencoba untik mendapatkan kunci itu dulu. Barulah nanti dia memikirkan yang lainnya. Dengan kecepatan turbo akhirnya Yasha langsung melesat menyusul babi hutan itu dan dengan mudahnya Yasha memotong tanduk yang terlihat sebuah kunci tergantung di sana. Yasha langsung turun dan mengambil tanduk yang jatuh di tanah itu tapi, sebuah hal aneh terjadi. Tanah yang dipijaknya itu bergetar di saat yang bersamaan setelah dia memegang kunci itu di tangannya. Merasakan ada keanehan yang terjadi lagi dan lagi akhirnya Yasha kembali terbang dan ternyata para babi yang mengejarnya tadi kini sudah pergi. Tidak. Lebih tepatnya menghilang entah ke mana. "s**l! Aku benar. Babi itu adalah pengalih perhatian semata," ucap Yadha merasa kecewa saat mendapati kunci yanga da di tangannya itu hancur dan berubah menjadi gumpalan tanah tak berguna. "Sekarang ke mana aku harus mencari babi yang terus diam tadi? Sebenarnya kemana perginya mereka secara tiba-tiba tadi?" ucap Yasha bingung kemudian memutuskan untuk terbang mengelilingi tempat itu dan ternyata, "Para babi pun memiliki raja?" ucap Yasha terlihat setengah tak percaya saat melihat sekumpulan babi duduk bersimpuh di depan babi besar berwarna cukup berbeda dari yang lainnya dan juga berukuran lebih besar yang tengah duduk di sebuah kayu yang terlihat seperti singgasana. 'Cukup kreatif juga,' batin Yasha dalam hati. Yasha merasa aneh, saat suasana di sekitarnya itu berubah menjadi mencekam seketika membuat dia yang tadi berniat untuk turun langsung menjadi urung. 'Itu dia! Pintunya adalah singgasana dari babi itu! Pantas saja aku mencarinya kemana pun tapi tidak bisa menemukannya tadi,' batin Yasha merasa senang karena menemukan apa yang sudah dicarinya sejak tadi. Tapi meski sudah menemukan pintu menuju level selanjutnya, Yasha masih merasa kebingungan bagaimana caranya untuk mendekat ke sana dan secepatnya dia ingin pergi menuju level selanjutnya. Yasha berpikir jika dia mendekat, dia akan diserang oleh banyak babi di sana karena pasti sang raja babi itu akan menjadi tersinggung dan tidak terima dia mendekati singgasananya begitu saja. Yasha berpikir keras. Dia mencari sebuah ide yang bagus untuk menyelesaikan level ini tanpa terluka ataupun melukai. Tapi apa dan bagaimana? 'Aku tahu harus melakukan apa,' Bersambung...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN