Part 17. Level Seven : Dragon

2237 Kata
"Astaga! Jadi level 7 ini aku akan berhadapan dengan naga?!!!!" Yasha melihat pemandangan yang entah membuatnya harus merasa takjub atau takut saat itu. Terlihat banyak sekali naga berukuran besar di dalam lembah itu. Ada yang beterbangan ke sana kemari dan ada juga yang hanya duduk di dekat air terjun. Yasha melihat ada sebuah jalan yang akan membawanya turun dari bukit itu di arah sebelah kirinya dan tanpa banyak berpikir lagi dia akhirnya langsung saja berniat untuk turun akan tetapi, "Tunggu! Kurasa di antara yang lainnya itu yang paling besar, 'kan? Apa dia pimpinan dari para naga ini? Tapi tunggu, tidak semua hal yang besar itu memiliki arti demikian. Sudahlah. Aku harus turun dulu," ucap Yasha kemudian terlihat turun melewati anak tangga di pinggiran bukit itu yang menurutnya cukup terjal dan berbahaya karena jalurnya yang memang hanya diperuntukkan untuk satu orang saja. Karena takut jatuh, Yasha memutuskan untuk berjalan sambil meraba-raba dinding bukit bebatuan itu dan saat di tengah jalan, ternyata terjadi sesuatu yang tidak terduga sama sekali di sana. "Apa petunjuk ini muncul karena sentuhan tanganku?" ucap Yasha merasa sedikit aneh saat muncul sebuah tulisan yang sedikit bercahaya pada dinding bukit yang dirabanya itu dan saat tadi Yasha memindahkan tangannya, tulisan itu langsung menghilang. Yasha akhirnya kembali meraba dinding bukit itu karena merasa tulisan yang muncul tadi adalah sebuah petunjuk mengenai apa misinya di dalam level 7 ini. "Di antara para naga yang perkasa ini, ada satu naga istimewa yang memiliki petunjuk bagaimana cara pergi ke level selanjutnya," Yasha terlihat berhenti membaca sebentar karena berusaha untuk lebih mengerti isi petunjuk itu lagi sebelum dia melanjutkan membaca kelanjutan isi petunjuknya. "Sayangnya para naga ini tidak bisa dibunuh. Jadi cobalah berteman dengannya untuk memperoleh petunjuk itu. Tapi tetap saja berhati-hatilah, para naga ini sangat berbahaya. Dan yang paling penting adalah jangan sekalipun lengah, berusahalah untuk tetap hidup," Yasha terdiam sebentar setelah membaca dan mencerna baik-baik isi petunjuk itu. "Apa ini?! Berteman dengan para naga? Ayolah! Mana bisa naga di ajak berteman? Aku sendiri pun merasa takut jika harus mendekati mereka. Bagaimana jika mereka menyerangku dulu sebelum aku bisa menawarkan pertemanan pada mereka? Tapi aku sebenarnya sedikit penasaran dengan apakah benar jika naga menyemburkan api? Karena kita sudah berada di sini, jadi sekalian saja kita cari tahu," ucap Yasha kemudian melanjutkan perjalanannya untuk turun ke lembah penuh naga itu. "Tunggu! Apakah inventoriku sudah kembali? Aku sungguh butuh s*****a saat ini," ucap Yasha kemudian mengecek inventorinya dan ternyata, "Apa ini? Di dalam level ini aku hanya diberikan parang saja? Hei! Setidaknya berikan aku bom! s**l sekali!" ucap Yasha kecewa saat melihat di dalam inventorinya hanya terdapat parang saja. Hanya satu s*****a itu saja yang kembali. Yang lainnya masih menghilang entah ke mana. "Tapi dari pada tidak ada sama sekali, kurasa parang saja juga tidak masalah," ucap Yasha kemudian terlihat menutup kembali inventorinya dan langsung melanjutkan perjalanannya yang tinggal sedikit lagi sampai di bawah. Ya, Yasha tadi tidak mengambil parangnya dulu atau bisa dibilang belum. Dia tidak mau para naga melihatnya sebagai ancaman jika dia membawa s*****a sekarang. Tapi, meski tidak membawa s*****a pun, Yasha memang sudah terlihat seperti ancaman karena dia manusia satu-satunya di sana. Sesampainya di lembah penuh naga itu, Yasha terlihat kebingungan karena tidak tahu akan pergi ke mana dan harus ke mana mengingat betapa luasnya tempat di dalam level 7 ini. "Ke kanan atau ke kiri?" ucap Yasha terlihat bingung harus mengambil jalan mana yang benar. Dan ditengah kebingungannya itu, siapa yang menyangka jika tiba-tiba ada seekor anak naga yang berjalan ke arahnya dengan begitu cepat. Tentu saja Yasha panik karena mengira anak naga itu akan memakannya. Meski masih kecil, anak naga itu terlihat 3x lebih tinggi darinya. Akhirnya Yasha langsung berlari berusaha menghindar dari anak naga yang masih terus mengejarnya itu. "Astaga! Apa aku terlihat seperti makanan? Meskipun sebutannya masih anak naga, tapi dia sudah sebesar itu," ucap Yasha dengan wajah yang terlihat jelas sekali takut dan penuh kekhawatiran. Yasha tidak tahu harus bagaimana. Dia berlari melewati kawanan naga besar yang terlihat tengah bersantai. Sungguh, suasana semakin mengerikan saja setiap detiknya karena dia takut naga lainnya juga ikut mengejarnya. Dan benar saja, ada anak naga lainnya yang ikut mengejarnya di sana. "Apakah para anak naga menganggapku serangga yang bisa mereka makan? Aku harus ke mana sekarang?" ucap Yasha semakin panik saat terlihat para anak naga itu mulai tidak sabaran dan mencoba terbang untuk mendahuluinya. Yasha merasa sedikit beruntung karena para anak naga itu tampak masih kesulitan untuk terbang. "Kurasa itu jalan keluar untukku," ucap Yasha saat melihat ada sebuah Goa yang ukurannya sepertinya tidak akan muat untuk para anak naga yang tengah mengejarnya itu. Yasha langsung masuk ke sana tanpa berpikir panjang dan akhirnya ia langsung saja merasa lega setelah anak naga itu terlihat berhenti mengejarnya dan pergi dari sana. "Baguslah mereka pergi karena aku lelah sekali tapi, di mana aku sekarang? Tempat apa ini?" ucap Yasha terlihat bingung saat melihat Goa yang dimasukinya itu. Goa itu tidak terlihat menyeramkan ataupun gelap seperti Goa lainnya. Di sana terlihat cukup indah karena di sepanjang dinding Goa itu, terdapat batuan berkilau yang bercahaya menerangi lorong Goa yang gelap itu. Karena penasaran dengan apa yang ada di ujung Goa ini, akhirnya Yasha memutuskan untuk terus berjalan masuk meski tidak yakin Goa itu akan membawanya ke mana. "Astaga! Kau mengejutkanku," Yasha merasa konyol saat dia tadi merasa terkejut hanya karena ulah kelelawar yang terbang tiba-tiba ke arahnya. Meski sedikit ragu karena ia merasa semakin dalam dia memasuki Goa itu, semakin dingin suhu yang dirasakannya tapi, Yasha tidak bisa berbalik dan keluar begitu saja dari sana. Yasha takut dia sudah berjalan setengah jalan dan sebentar lagi akan sampai. Jadi ia memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya. "Kurasa itu jalan keluarnya," ucap Yasha saat melihat cahaya yang berada tak jauh di depannya itu. Karena tidak mau membuang waktu akhirnya dia langsung berlari untuk bisa sampai ke ujung Goa itu dan, "Wowwww..." Yasha merasa takjub melihat tempat apa yang sudah didatanginya itu. Seluruh tempat itu ter selimuti oleh es yang entah bagaimana bisa seperti itu, tapi meski begitu, tanaman di sana masih tetap berwarna hijau dan hidup seperti biasa. Begitu juga dengan kolam air. Masih tetap mengalir deras dan tidak berubah menjadi es. Hal itu membuat Yasha menjadi penasaran. Apa yang sebenarnya sudah terjadi? Yasha masih terlihat tak percaya dengan tempatnya dia berada sekarang. Dia masih terus saja melihat sekelilingnya dan juga bagian atap tempat itu dengan mata yang berbinar senang seolah ia baru pertama kalinya melihat semua itu. Dan memang benar jika itu adalah pertama kalinya melihat keindahan yang menakjubkan seperti itu di dalam hidupnya. Tapi kesenangan itu nyatanya tidak bisa berlangsung lama karena, Duk. Tubuh Yasha terbentur sesuatu di belakangnya saat dia tadi berjalan mundur, tapi Yasha terlihat tidak berani bergerak sedikit pun karena saat dia berniat berbalik tadi, dia mendengar suara helaan nafas yang cukup besar yang ia bisa menebaknya berasal dari.... "Matilah aku," ucap Yasha kemudian memberanikan diri untuk berbalik dan, Benar saja dugaannya. Ia tidak sengaja menabrak seekor naga tadi. Tapi beruntung naga itu tengah tertidur pulas. Naga itu terlihat berwarna hitam pekat dan sungguh terlihat kontras sekali dengan tempat itu. 'Sebaiknya aku pergi sebelum naga itu bangun dan menyadari keberadaanku di sini,' batin Yasha dalam hati. Yasha kemudian berjalan dengan hati-hati menjauhi naga itu dengan berjalan mundur tapi, entah kesialan tengah mengincarnya atau apa tapi nyatanya Yasha tidak sengaja terpeleset dan jatuh ke dalam kolam air itu membuat suara gaduh tercipta dan tentu saja naga tadi akhirnya bangun dan menyadari keberadaannya di sana. Yasha kira ukuran naga itu tidaklah besar, tapi ternyata setelah naga itu sepenuhnya bangun, ukurannya besar sekali. Lebih besar dari anak-anak naga yang mengejarnya tadi. "Jangan mendekat!" ucap Yasha panik saat naga itu terlihat mendekatkan kepalanya seperti hendak menyakitinya di sana tapi, Bukannya menyakitinya, naga itu terlihat hanya mengendusnya setelah itu kembali ke posisinya semula. "Apa kau sedang menertawakanku karena jatuh dan basah seperti ini?" ucap Yasha kesal saat melihat ekspresi naga itu yang terlihat menatapnya remeh dan juga tertawa kecil tanda bahagia melihatnya dalam kesulitan. "Setidaknya kau tidak semenyeramkan yang kukira. Syukurlah," ucap Yasha kemudian mencoba untuk bangun dan sialnya dia kembali jatuh lagi untuk kedua kalinya. Melihat Yasha jatuh terus menerus, sepertinya membuat si naga iba terbukti dengan akhirnya dia membantu Yasha keluar dari kolam itu menggunakan ekornya. "Terima kasih, ya," ucap Yasha kemudian berlari melarikan diri dari sana dan berniat masuk kembali ke jalan yang dilewatinya tadi untuk sampai ke sana tapi, Sebuah bongkahan es besar jatuh dari atas dan menutup jalan keluarnya dari sana membuat Yasha merasa seperti akan menangis. Siapa yang tidak akan menangis saat mengalami kondisi sepertinya yang terjebak berdua saja di tempat asing bersama seekor naga yang bisa kapan saja melukai atau mungkin memakannya hidup-hidup. Yasha yang merasa frustasi akhirnya memilih duduk dan berpikir bagaimana caranya keluar dari sana dan menyelesaikan misi di dalam level itu secepatnya. "Hei! Kau mau ke mana? Jangan tinggalkan aku sendirian!" Yasha langsung mengikuti ke mana naga itu pergi karena seperti pepatah mengatakan, lebih baik berusaha untuk mempercayai orang yang sudah mengenal tempat itu dengan baik, dari pada mencoba bertahan hidup sendirian tapi akhirnya mati. Yasha berlari karena naga itu terlihat berjalan cepat berusaha menyusul naga yang sepertinya akan meninggalkannya itu tapi ternyata, "Untuk apa ikan ini?" tanya Yasha bingung saat melihat sesuatu yang dijatuhkan oleh naga itu tepat di depannya. "Aku tidak butuh makan. Aku hanya harus keluar dari sini. Apa kau tahu di mana jalannya?" ucap Yasha mencoba berbicara pada naga itu dan berharap naga itu akan mengerti tapi, Naga itu terlihat berjalan pergi lagi dan kali ini Yasha memutuskan untuk tidak mengikutinya. Dia merasa seperti seseorang yang bodoh dan terlalu berharap banyak pada seekor naga besar yang tentu saja tidak tahu apa pun itu. Tapi harus bagaimana lagi jika tidak seperti itu? Dia hanya sedang berusaha untuk keluar dari tempat itu. Pikirannya sudah buntu sekarang. Yasha lagi-lagi dibuat terkejut saat naga itu kembali menjatuhkan sesuatu di depannya tapi kali ini Yasha merasa tertarik pada benda itu. "Buku apa ini? Besar sekali?" ucap Yasha kemudian langsung tergerak untuk membuka buku besar dan tebal yang tadi dibawakan naga itu padanya. Di halaman pertama, dijelaskan mitologi tentang naga dan juga apa saja jenis kekuatan mereka. Yasha merasa bingung saat membaca bab itu karena dijelaskan di sana naga memiliki 2 kekuatan yang berbeda dan sangat bertolak belakang. Api dan es. Yasha melirik sebentar naga hitam yang berada tak jauh darinya itu. Naga itu terlihat sedih sambil menatap bayangannya di air membuat Yasha merasa bersalah karena sudah berteriak padanya tadi. Yasha terus membaca buku itu dan ternyata naga dengan kekuatan api sudah jarang ditemui. Dijelaskan juga jika para naga itu cukup istimewa karena memiliki banyak kekuatan lainnya yang masih menjadi misteri. Karena merasa sudah cukup tahu banyak, akhirnya Yasha memutuskan menyudahi acara membacanya dan memilih berjalan mendekati naga itu berusaha menghibur naga itu. "Jadi sudah sejak kapan kau tinggal di sini sendirian? Apakah para naga yang mengasingkanmu atau kau yang memilih bersembunyi di sini? Tapi kenapa?" ucap Yasha penasaran tapi naga itu hanya diam saja dan terus menatap bayangannya di air. "Aku tahu kau memang sedikit menyeramkan, tapi aku yakin kau bisa melakukan hal hebat seperti yang naga lainnya kawan. Kau hanya belum mengetahui dan menyadarinya saja," ucap Yasha membuat naga itu menatapnya sebentar dan, Naga itu terlihat menyemburkan api dan setelahnya sesuatu disemburnya itu berubah menjadi es dengan cepat. Yasha menelan ludahnya susah melihat itu tapi dia berjanji pada diri sendiri untuk tidak takut. "Apimu berwarna biru. Tunggu sebentar. Aku akan menunjukkan sesuatu padamu," ucap Yasha kemudian berjalan mengelilingi tempat itu terlihat mencari sesuatu. Sementara naga itu hanya diam menonton apa yang Yasha lakukan dan juga menunggu pria itu sampai selesai. Yasha mencari kayu kering sebanyak mungkin dan kemudian setelah selesai mengumpulkan kayu yang dibutuhkannya, Yasha mencoba membuat api di sana dengan menggesekkan 2 batu yang tadi ditemukannya saat mencari kayu hingga akhirnya terciptalah api setelah Yasha berusaha dengan keras dan melewati segala kesulitan. "Kau lihat api ini? Memang kebanyakan warnanya adalah kuning dan orange tapi lihat lebih dekat. Saat api itu menjadi lebih besar dan menyalak, lihatlah ujungnya. Akan berwarna biru keunguan. Kurasa melihat dari sini saja kita sudah tahu kalau level apimu dan api naga lainnya saja sudah berbeda. Maksudku seharusnya apimu jauh lebih hebat, kawan. Percayalah pada teoriku ini," ucap Yasha berusaha menjelaskan di sana dan terlihat naga itu menatapnya dengan kepala yang miring ke kanan yang berarti jika naga itu tidak mengerti apa-apa dan merasa bingung. "Sudahlah. Kau tidak harus mengerti semua penjelasanku ini tapi percayalah satu hal jika kau itu lebih istimewa dan lebih kuat dari yang lainnya. Jangan mengurung dirimu sendiri di sini. Kau harus menunjukkan pada kawananmu kalau kau tidak kalah dari mereka," ucap Yasha kemudian memilih untuk duduk di dekat perapian yang tadi dibuatnya karena merasakan hangat. Dan melihat ikan-ikan yang diberikan naga tadi padanya terlihat berserakan dimana-mana, akhirnya Yasha langsung mengambil dan mencuci ikan-ikan itu sebelum membakarnya di atas api. "Kurasa aku harus berusaha bertahan hidup di sini. Terima kasih makanannya," ucap Yasha kemudian memakan ikan bakarnya dengan penuh semangat membuat naga itu terlihat tertarik dan mendekat ke arahnya. Naga itu ikut memakan ikan yang berserakan di sana secara langsung dan dalam keadaan mentah. "Kurasa kita bisa menjadi teman, bagaimana menurutmu?" ucap Yasha menawarkan pertemanan pada naga itu dan dibalas naga tadi dengan melemparkan satu ikan segar yang mendarat tepat di atas kepalanya. Naga itu terlihat tertawa saat melihat Yasha kejatuhan ikan seperti itu dan alih-alih marah, Yasha ikut tertawa setelahnya. "Kurasa itu tandanya kau setuju," Bersambung...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN