Part 18. Become Bestfriend

1934 Kata
"Kurasa kita harus memilih sebuah nama untukmu agar kita bisa berkomunikasi dengan mudah. Bagaimana jika aku memanggilmu Rio?" ucap Yasha pada naga itu yang ternyata dibalas oleh naga itu dengan membuat Yasha basah kecipratan air. Alih-alih marah, Yasha malah terlihat tertawa di sana. Menurutnya naga yang satu itu berbeda dari yang lainnya. Jika naga lainnya terlihat agresif dan menyeramkan, juga akan langsung mengejarnya karena menganggapnya sebuah ancaman, tapi naga yang satu itu terlihat lebih ramah dan bahkan mudah saja diajaknya berbicara. Tapi menurutnya hal itu juga akhirnya menjadi kelemahan dari naga itu. Yasha percaya kekuatan seseorang berasal dari tekad dalam diri seseorang. Dan mungkin mengenai naga, Yasha mengira sikap agresif dan impulsif adalah merupakan hal dasar yang diperlukan seekor naga sebelum akhirnya dia membentuk dan menemukan kekuatan sejatinya. "Hei! Apa kau bisa marah padaku? Cobalah sekali saja untuk berusaha menganggapku sebagai ancaman dan kau seolah ingin sekali melukaiku," ucap Yasha mencoba untuk membantu naga itu untuk menemukan jati dirinya. Siapa tahu berhasil, 'kan? Naga yang diajaknya bicara itu hanya menatapnya bingung dan ya, Yasha tidak menyalahkan naga itu sama sekali karena memang mau bagaimana lagi. Berbicara dengan naga dan berharap mereka mengerti hanyalah fantasinya belaka. "Baiklah perhatikan aku. Maksudku marah adalah seperti ini. Saat seseorang menendangmu seperti ini? kau akan merasa kesakitan dan berteriak pada orang itu seperti ini, Roarrrrrrrrr," Yasha seperti berbicara dan mencoba menjelaskan sesuatu pada anak kecil sekarang ini. Bagaimana mengatakannya? Yasha ingin melihat naga itu memiliki sedikit saja perasaan kesal dan juga amarah di dalam hatinya dan apakah nantinya akan ada yang terjadi setelahnya? Ataukah ternyata dugaan dan teorinya itu salah? Entahlah. Karenanya untuk mengetahuinya, Yasha berusaha membujuk naga itu sekuat tenaga agar melakukan seperti yang dilakukannya tapi tidak berhasil sama sekali. "Sudahalah. Terserah padamu saja. Kurasa aku akan terjebak selamanya di sini," ucap Yasha yang sudah merasa putus asa di sana dan kemudian terlihat berbaring di tanah yang tertutup es itu berharap kepalanya yang serasa seperti mendidih itu akan segera dingin setelahnya tapi, Entah bagaimana bisa terjadi sesuatu yang sungguh mengejutkan sekali. Langit-langit Es tempat itu seketika runtuh dan terlihat seekor naga perkasa menerobos masuk ke dalam sana dengan mudahnya. Ukuran naga itu jauh lebih besar dari naga yang sudah menjadi temannya itu jadi, Yasha merasa sedikit khawatir. Beruntung tadi dia berhasil menghindar dengan cepat karena jika tidak, dia pasti sudah terluka parah karena tertimbun reruntuhan langit-langit es itu, sekarang. 'Kira-kira apakah Rio bisa terbang, ya? Di dalam situasi seperti ini hal yang paling benar untuk dilakukan adalah melarikan diri,' batin Yasha dalam hati. Yasha sendiri saat ini terlihat bersembunyi di balik badan teman naganya itu. Rio terlihat menggeram tanda tidak suka pada naga besar yang tadi berani menerobos masuk tanpa ijin ke dalam sana dan ya itu wajar sekali. Ketika rumah tempat tinggalmu di acak-acak, respon seperti itu adalah hal yang wajar saja. Naga besar itu terlihat seperti tengah berusaha mengintimidasi Rio dan seolah ingin membuat Rio tunduk kepadanya. Namun Rio sendiri terlihat seolah tengah berusaha keras menolak perintah dan keinginan naga itu terhadapnya. Bagaimana menjelaskannya, ya? Yang terjadi di hadapan Yasha sekarang adalah semacam telepati antara sesama naga. Yasha mengira naga besar yang menerobos masuk tadi adalah pimpinan dari kawanan naga lainnya dan mengetahui benar jika masih tersisa satu naga lagi yang belum tunduk dan mematuhi perintahnya. Dan sekarang itulah hal yang tengah dilakukannya mencoba menjadikan satu naga tersisa itu agar tunduk juga kepadanya. Melihat temannya kesulitan seperti itu, Yasha tentu saja tidak mau tinggal diam saja. Melihat masih banyak ikan yang berserakan di dekatnya, akhirnya Yasha mengambil satu dari sekian banyak dari ikan itu dan langsung melemparnya ke arah naga besar yang terlihat jahat itu. Sepertinya Yasha harus mendapatkan penghargaan karena ketepatan lemparannya itu karena terlihat ikan tadi mendarat di leher naga itu. Sedikit lagi memang terkena kepala naga itu tapi ya, menurutnya usahanya sudah lebih dari sekedar lumayan. Naga itu kini terlihat menatap Yasha terlihat marah dan tidak terima karena perlakuan tidak sopannya tadi. Mengetahui jika sekarang dia menjadi sasaran selanjutnya dari naga itu, ia tentu saja berniat melarikan diri dari sana tetapi terlambat. Naga besar itu lebih dulu menyerangnya dengan menggunakan ekor berdurinya yang panjang membuat Yasha terlempar cukup jauh dan membentur dinding bebatuan Goa itu dengan sangat keras. Tentu saja Yasha merasa sangat kesakitan hingga akhirnya dia jatuh ke dalam kolam dalam keadaan yang terlihat mengenaskan. Dan tampaknya Rio tidak terima saat melihat naga besar yang ada di depannya itu melukai Yasha. Terbukti dengan Rio yang awalnya tadi terlihat terintimidasi dan takut oleh keberadaan naga besar di depannya itu kini mulai melangkah maju dan memasang sikap menantang pada naga yang lebih besar darinya itu. Yasha melihat itu dengan perasaan senang meski tubuhnya terasa sakit di mana-mana. Menurutnya itu awal yang bagus. Menjadi berani adalah hal yang sangat dibutuhkan Rio saat ini. Tubuh Rio terlihat mengeluarkan cahaya biru kehijauan yang sangat aneh. Menyusul duri yang berada di sepanjang ekor sampai punggung Rio yang terlihat bercahaya biru terang sekali di sana. Yasha merasa sangat penasaran sebenarnya apa yang terjadi pada temannya itu. Rio terlihat menggeram dan menyalak pada naga besar di depannya itu. Naga besar tadi terlihat bingung saat melihat Rio berubah seperti itu dan karena ruangan cukup sempit, membuat naga besar tadi terlihat tidak bisa bergerak ke mana-mana. Yasha merasa lega Rio bisa mengendalikan dirinya dengan baik dan tidak terpengaruh oleh intimidasi naga besar itu lagi. Dan saat-saat yang Yasha tunggu akhirnya terjadi. Rio terlihat menemukan kekuatannya. Atau mungkin bisa dikatakan sebaliknya. Kekuatan itu yang akhirnya menemukan pemilik sejatinya. Setelah seluruh tubuh Rio sudah ter selimuti total oleh cahaya, setelahnya naga itu terlihat menengadah ke atas dan membuka mulutnya. Cahaya biru seperti s*****a laser yang mematikan keluar dari mulutnya itu seolah dengan cahaya itu ia dapat membelah langit dengan itu. Saat-saat itu hanya berlangsung sebentar saja. Rio kini terlihat menatap naga besar yang tadi sudah berusaha mengintimidasinya itu dan sepertinya apa pun yang dipikirkan Rio saat ini adalah hal yang buruk. Yasha yang menyadari itu tentu saja langsung berusaha untuk mencegah apapun yang akan dilakukan Rio pada naga besar itu. "Jangan bunuh dia. Kumohon," ucap Yasha mencoba menghentikan Rio dan benar saja, teman naganya itu terlihat menatapnya di sana. Rio terlihat sangat berbeda dengan sebelumnya. Sorot mata naga itu tak lagi bersahabat seperti sebelumnya. Melihat perhatian Rio tertuju padanya, naga besar tadi terlihat berniat melarikan diri dari sana tapi Rio dengan cepat menyadari itu dan, Yasha merasa terkejut saat Rio mengeluarkan suara yang cukup memekakkan telinga siapa pun yang mendengarnya. Tapi nampaknya suara itu cuku membuat naga besar tadi terlihat terpengaruh. Naga besar yang tadi terlihat berdiri dengan perkasa dan gagah terlihat menjadi sedikit menunduk, seperti seseorang yang tengah memberikan hormat kepada pimpinannya. Yasha sedikit demi sedikit mencoba mengerti apa yang terjadi di antara Rio dan naga besar itu tapi sungguh, tubuhnya masih terasa sakit bahkan jika dia hanya digunakannya bergerak sedikit saja. Fokusnya terpecah antara harus berusaha menangani rasa sakit yang di sekujur tubuhnya dan juga mencoba membaca situasi yang terjadi di sana. Tapi entah bagaimana bisa Rio menyadari kondisinya yang tengah kesakitan itu. Rio terlihat meletakkan kakinya di air yang mengalir di dekatnya itu dan saat air bekas cucian kaki Rio itu mengenai tubuh Yasha, dia langsung merasa rasa sakit yang tadi dirasakannya itu berangsur menghilang. Yasha terlihat mencoba berdiri dan ternyata tubuhnya sudah terasa kembali pulih seperti sedia kala. Setelah bisa kembali berdiri, Yasha terlihat mencoba berjalan mendekati Rio di sana dan siapa yang menyangka jika teman naganya itu terlihat sedikit membungkukkan badannya seolah menyuruhnya untuk naik ke punggungnya. Meski awalnya ragu, tapi Yasha terlihat tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti keinginan Rio di sana. Setelah Yasha berhasil naik ke punggung Rio, teman naganya itu terlihat langsung membawanya terbang pergi keluar dari tempat itu diikuti oleh naga besar yang sudah berhasil dibuat tunduk oleh Rio tadi. Setelah berhasil keluar dari tempat yang berada di tengah-tengah lembah naga itu, Rio langsung membawa Yasha terbang mengelilingi lembah penuh naga itu seolah tengah mengajak naga lainnya ikut terbang bersamanya dan benar saja kini di belakang Rio terdapat seperti pasukan naga tengah berkonvoi di udara bersama dengan mengikutinya dari belakang. Yasha sebenarnya tidak begitu mengerti apa yang terjadi tapi setelah melihat semua itu, Yasha yakin jika Rio kini sudah menjadi pimpinan para naga yang ada di sana. Itu bagus. Sangat bagus. Akhirnya Yasha bisa membuat naga yang awalnya terkurung di dalam sebuah gua kecil, menjadi bebas dan juga menemukan jati dirinya yang sesungguhnya. Rio terlihat berhenti terbang dan langsung bertengger di atas batu yang cukup tinggi di sana, membuat naga lainnya yang ikut terbang bersamanya tadi juga ikut berhenti dan terlihat duduk di bawah sana. Para naga itu terlihat menatap Rio penuh minat dah setelahnya yang terjadi adalah, Rio dan semua naga yang ada di sana mengeluarkan suara khas naga yang terdengar saling bersahutan. Yasha rasa itu adalah semacam cara berkomunikasi mereka. Setelah melakukan komunikasi yang menurut Yasha hanya sebentar sekali itu, Rio terlihat mengajaknya kembali terbang tapi kali ini tidak ada lagi naga yang mengikuti mereka seperti tadi. "Kau hebat sekali, Kawan. Aku bangga kepadamu. Kerja bagus," ucap Yasha memuji keberhasilan teman naganya itu. Rio terlihat terbang melesat cepat sekali entah akan membawa Yasha ke mana. Hingga terlihat Rio akhirnya menukik turun dan berhenti juga di area lapangan hijau yang luas sekali yang terlihat sebuah pintu berada di tengah-tengah lapangan itu yang Yasha duga akan membawanya menuju level selanjutnya. "Jadi, di sinilah rupanya kita harus berpisah, Kawan," ucap Yasha setelah dia turun dari punggung Rio. Terlihat sekali jika Yasha nampak sedih di sana karena harus berpisah dengan naga yang dirasanya baru beberapa jam lalu menjadi temannya itu, tapi kini keduanya harus terpaksa berpisah. Rio yang sepertinya mengerti jika Yasha bersedih langsung terlihat mengeluarkan sesuatu dari dalam mulutnya dan ternyata itu adalah sebuah kartu bergambar dirinya sendiri yang sengaja diberikannya untuk Yasha. "Untuk apa ini?" ucap Yasha saat setelah mengambil kartu bergambar yang diberikan oleh teman naganya itu. Karena tidak mungkin menunggu teman naganya itu menjelaskan, akhirnya Yasha mencari tahu apa sebenarnya kartu itu dengan membalik kartu itu berharap dia menemukan sesuatu dan benar saja. Ada sebuah tulisan singkat di belakang kartu itu. "You can call me back..." Yasha sebenarnya tidak mengerti apa maksudnya tapi, tiba-tiba saja kartu itu perlahan menghilang dan Yasha tentu saja menjadi panik. Dibukanya inventori miliknya dan ternyata semua senjatanya sudah kembali tapi Yasha terlihat tidak peduli sama sekali. Karena Yasha membuka inventorinya tadi guna untuk mencari kartu naga yang tadi dipegangnya itu dan mengira mungkin saja berada di dalam sana dan ternyata benar saja, Kartu naga itu terletak di jejeran senjatanya yang lain dan terdapat tulisan 'Spesial Weapon Master' diatasnya. Itu berarti Yasha bisa memanggil naga itu lagi saat menghadapi pertempuran sulit yang tidak bisa dilewatinya sendirian. "Terima kasih, Rio. Ini sangat berarti," ucap Yasha terlihat senang dan Rio di sana langsung mengangguk sebagai jawaban dan mendorongnya menggunakan kepalanya meminta agar Yasha segera masuk ke dalam pintu itu. Yasha pun menurut. Dia terlihat langsung membuka pintu dan berniat untuk langsung masuk menuju level selanjutnya tapi, "Senang mengenalmu meski hanya sebentar, Rio," ucap Yasha terlihat memeluk leher teman naganya itu erat sebelum akhirnya berlari masuk ke dalam pintu itu dan setelah masuk ke dalam sana, pintu itu seketika menghilang. Yasha tidak tahu level 7 bisa menguras emosinya hingga seperti itu. Berteman dengan naga seperti itu adalah pengalaman yang tidak akan bisa dilupakan Yasha seumur hidupnya. Dengan cepat Yasha mencoba menangani perasaannya dan langsung menyimpan progres game nya itu di tempat save. Dilihatnya sekeliling tempat baru yang merupakan arena level 8 itu dengan cukup teliti. "Lendir apa ini?" ucap Yasha bingung saat melihat banyaknya lendir menjijikkan di sekitarnya dan itu langsung membuatnya teringat pada, "Apakah mungkin ini adalah lendir sapi raksasa?" Bersambung...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN