Part 29. Level Eleven : Vampire

2143 Kata
Kemarin Arthur memutuskan beristirahat seharian setelah merampok banyak s*****a koleksi teman-teman barunya itu. Dia pikir dia akan bisa tidur nyeyak dan saat bangun nanti energinya akan kembali penuh dan siap bertarung dengan para musuh di dalam level-level selanjutnya tapi, nyatanya dia selalu dihantui dengan mimpi buruk membuat Arthur menjadi takut untuk memejamkan mata. Jadilah dia menghabiskan sebagian besar waktunya itu hanya untuk makan, makan dan makan. Ya, sepertinya setelah melewati banyak level yang menyuguhkan banyak sekali monster mengerikan, Arthur merasa otaknya menjadi tidak sehat. Atau mungkin itu akibat dari efek kelelahan saja. Entahlah. Namun yang jelas Arthur merasa tersiksa karenanya sungguh. "Sekarusnya aku meminum obat tidur kemarin. Ya, mungkin aja mimpi-mimpi itu tidak akan datang lagi," ucap Arthur sambil terlihat memakan snack nya dengan santai di atas kasur pamannya itu. Ya, Arthur senang sekali berada di sana. Kehadiran pamannya masih bisa dirasakannya di dalam kamar itu. Membuatnya merasa aman dan nyaman berada di sana. "Kurasa aku perlu berolahraga sedikit agar bisa bergerak lebih lincah di dalam game. Aku tidak bisa terus melarikan diri untuk menuju level selanjutnya, 'kan?" ucap Arthur kemudian terlihat meletakkan bungkus snack yang dipegangnya tadi di sembarang tempat dan kemudian bangun untuk pergi melakukan olahraga kecil sebentar di ruang tengah apartemen kecilnya itu karena hanya di sana tempat yang cukup luas di antara ruangan lainnya dan cocok untuk digunakan berolahraga. Arthur hanya melakukan olahraga kecil. Squat, Push Up, Sit Up, Leg Lift, dan masih banyak lagi lainnya. Setelah melakukan olahraga itu hampir 1 jam lamanya, Arthur menyudahi kegiatannya itu dan langsung berbaring telentang di lantai karena merasa kelelahan dan tanpa sadar, dia pun akhirnya ketiduran di sana. Saat tengah malam... Arthur bangun dari tidurnya karena lagi-lagi dia bermimpi buruk. Tapi mimpinya kali ini berbeda. Terlihat Arthur merasa kebingungan setelah bangun dan saat ini sedang duduk di lantai itu. 'Apa itu tadi? Aku bahkan sudah tidak memikirkan mereka lagi tapi, mengapa mereka muncul lagi di dalam mimpiku?' batin Arthur dalam hati. Ya. Arthur tadi memimpikan dua orang yang mungkin saja adalah orang tua kandungnya tapi, entah mengapa itu bukan seperti mimpi. Itu seperti ingatannya sendiri. Seperti dulu sekali dia pernah melihat wajah itu. Dari pada disebut mimpi, itu seperti kilas balik waktu. Seperti mimpi itu adalah bagian dari ingatannya di masa lalu. "Sebaiknya aku mandi saja. Otakku mulai aneh. Lebih baik aku menyibukkan pikiran ini dengan bermain game saja setelah ini," ucap Arthur kemudian bangkit dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Kira-kira 30 menit kemudian Arthur selesai dengan semua kegiatannya. Mandi, mencuci tempat bekas makannya, merapikan tempat tidur pamannya yang berantakan karena ulahnya, dan hal-hal kecil lainnya. "Sudah. Sudah semua. Sekarang ayo kita kembali online karena kurasa semua sudah panik menanti kembalinya aku ke sana," ucap Arthur kemudian dengan cepat memakai kacamata VR nya. "Welcome To The M2..." ●♤♡◇♧● Yasha berjalan melewati portal kedatangan dengan santai seperti biasa dan siapa yang menyangka, jika ada lebih banyak lagi orang yang menyambutnya di sana. Maksudnya adalah memang benar jika sebelumnya memang sudah ada orang-orang yang mengaku sebagi penggemar dan pendukungnya tapi belum sebanyak sekarang. 'Kenapa ada banyak sekali orang? Dan lihatlah, mereka melihatku seolah aku adalah makanan,' batin Yasha dalam hati. "Yasha! Pilih aku sebagai Tim mu di level 15 nanti!" "Aku juga mau Yasha!" "Aku juga Yasha!" Begitulah teriakan banyak orang di sana membuat Yasha akhirnya tahu apa maksud semua orang berkumpul di sana dan seolah menunggu kedatangannya. Ternyata mereka berusaha memperebutkan posisi 4 pemain yang akan diajaknya untuk melaju di level 15 dan selanjutnya nanti. Tapi bukankah itu hanya rumor? Kenapa semua orang sudah tahu dana mempercayainya? 'Firasatku buruk tentang ini? Dengan begini orang-orang jahat itu akan berusaha untuk ikut masuk ke dalam game bersamaku, nanti. Sangat memungkinkan untuk mereka melakukan sabotase. Aku hanya bisa berharap sistem pembentukan Tim nanti akan sangat aman dan tidak bisa dicurangi dengan cara apapun,' batin Yasha dalam hati. Yasha terlihat menatap orang-orang yang meneriakinya itu satu persatu sebelum akhirnya mengeluarkan pengumuman yang sudah mereka tunggu-tunggu sejak tadi. "Tenang kawan-kawan. Tenanglah. Aku akan mendiskusikannya dengan temanku nanti akan mengajak siapa untuk menyelesaikan game ini. Sekarang biarkan aku lewat dan melanjutkan bermain, sementara itu kalian bisa berbicara pada temanku Oroci dan menunjukkan keahlian kalian pada mereka. Jawabanku tergantung padanya juga," ucap Yasha membuat semua orang di sana terlihat senang dan langsung berbalik dan beralih mengerumuni Oroci. Yasha merasa lega karena akhirnya dia terbebas dari orang-orang itu. Diam-diam Yasha akhirnya pergi menuju gerbang utama game Time Lock dan langsung menuju portal bertuliskan nama avatarnya di sana. "Ayo kita lanjutkan game ini," ucap Yasha kemudian dia menghilang begitu saja masuk ke dalam game dan sampailah dia di tempat terakhirnya saat sebelum keluar dari game itu. "Baiklah. Mahluk apa lagi yang sudah kau siapkan, Mark? Sebelumnya di dalam rumah kecil, kau membuatku harus menyelesaikan misi yang cukup rumit. Dan sekarang, Castil sebesar ini? Misi sulit apa yang harus kuselesaikan sekarang?" ucap Yasha terlihat cemberut karena merasa level game ini akan menjadi sulit. Yasha mulai berjalan maju melewati garis aman dan dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling karena takut monster tiba-tiba menyerangnya tanpa aba-aba. "Kenapa ada banyak bangkai kelelawar di sini? Sebenarnya tempat apa ini?" ucap Yasha terlihat bingung melihat pekarangan depan Castil itu terdapat bangkai kelelawar yang berserakan di mana-mana. Yasha terus berjalan menuju pintu Castil besar itu tapi, seekor kelelawar besar terbang dengan cepat ke arahnya dan melukai kepalanya. "Asssshhh...." Yasha merintih kesakitan sambil memegangi keningnya yang ternyata tergores cukup dalam. Benar rupanya. Game itu akan menjadi sangat sulit. Buktinya dia baru saja sampai dan sudah mendapatkan luka. "Apa ini?" ucap Yasha bingung saat menemukan gulungan yang terikat rapi dengan pita, jatuh di dekat kakinya dan ya, tentu saja Yasha langsung mengambil dan membuka gulungan itu. Dan ternyata itu adalah sebuah petunjuk. "Complete the puzzle and try to survive in this level. Good luck..." "Gila. Benar-benar gila. Jadi kemungkinan besar aku akan mati di sini. Baiklah aku akan menggunakan baju berperisai kuat yang kupinjam dari Oroci kemarin," ucap Yasha kemudian mengaktifkan baju perisai yang dimaksudnya tadi melalui jam tangan yang dipakainya dan baju dengan bahan karbon dan serat elastis yang memiliki kekuatan setara dengan perisai yang meski kau terkena bom atom sekalipun, kau masih akan bisa tetap selamat selama memakainya. Hanya saja, baju pelindung yang dipakainya itu juga bukannya tanpa kekurangan. Tentu saja meski terlihat kuat, baju itu memiliki kelemahan sendiri. "Baju perisai sudah, lalu apalagi ya?" ucap Yasha sambil mencari-cari s*****a yang tepat untuk melindungi dirinya. "Melawan kelelawar bisa dilakukan dengan api, 'kan? s*****a ini saja," ucap Yasha kemudian memutuskan untuk membawa s*****a flamethrower yang menurutnya bisa diandalkan. Flamethrower adalah s*****a yang bisa menyemburkan api besar yang bisa membakar apapun yang terkena s*****a itu dengan cepat. Merasa sudah siap, akhirnya dia langsung berjalan maju dan memutuskan untuk masuk ke dalam Castil itu mencoba mencari puzzle yang dimaksud petunjuk tadi, harus diselesaikannya di dalam level ini. Tapi baru saja membuka pintu Castil itu, lagi-lagi kelelawar menyerangnya secara tiba-tiba tapi, kali ini tidak hanya satu. Tapi banyak sekali. Beruntung ukuran kelelawar itu tidak seperti yang pertama menyerangnya tadi. "Bagus sekali. Awan mendung, udara terasa lembab dan sekeliling tempat ini yang sedikit berkabut. Sudah seperti sarang Vampir saja," ucap Yasha saat melihat kepergian kawanan kelelawar yang membuatnya terkejut tadi, entah akan pergi kemana mereka. Yasha melanjutkan langkahnya masuk ke dalam Castil itu dan tentu saja seperti pengalamannya dulu, lagi-lagi pintu itu tertutup. Tanda jika dia tidak bisa keluar kecuali menyelesaikan misi di dalam sana dengan baik dan benar. "Kumohon, misinya kali ini harus mudah," ucap Yasha penuh harap dan mulai berjalan sambil berjaga-jaga jika ada kelelawar lain yang akan menyerangnya lagi. Setelah berjalan lebih masuk ke dalam, Yasha melihat di ruang tengah Castil itu terdapat meja bundar besar yang berlubang di beberapa bagiannya. "Apa aku harus mencari barang-barang ini?" ucap Yasha bingung sambil terlihat menyentuh ukiran meja besar itu sambil mengamatinya dengan serius. "Apa ini?" ucap Yasha terlihat penasaran saat menemukan sebuah foto yang terlihat usang yang tergeletak di lantai di bawah meja besar itu. Yasha melihat foto itu dengan hati-hati. Itu adalah sebuah potret sepasang kekasih yang sepertinya saling menyayangi satu sama lain. Yasha membalik foto itu dan dibaliknya tertulis tanggal yang Yasha kira adalah sebuah petunjuk jadi ia mencoba mengingat tanggal itu dengan baik. "Ada 3 lubang untuk meletakkan sesuatu di sini. Sepertinya benda itu cukup besar. Jadi seharusnya akan mudah saja ditemukan," ucap Yasha kemudian berniat melanjutkan perjalanannya kembali setelah meletakkan foto tadi di tempat semula tapi, Kriettt.. Yasha tidak sengaja menginjak sesuatu di lantai dan tiba-tiba, muncul sebuah proyeksi gambar yang entah berasal dari mana. Bukan gambar. Proyeksi itu menayangkan sebuah video yang memperlihatkan sepasang kekasih dalam foto tadi. Keduanya terlihat mesra dan bahagia sekali. Tapi ditengah video itu, terlihat seorang pria yang terlihat seperti seorang raja tiba-tiba datang dan memisahkan keduanya dengan cara yang kejam. Sang wanita di bunuh dan sang pria akhirnya bunuh diri karena tidak sanggup kehilangan wanitanya. Video itu berakhir begitu saja dan seketika suara musik menegangkan terdengar menggema di seluruh penjuru Castil itu membuat Yasha menjadi takut. Dan setelahnya terlihat kawanan kelelawar yang banyak sekali terbang mendekat ke arahnya dan Yasha sudah siap dengan flamethrower nya tapi, belum sempat dia menembakkan senjatanya itu, kawanan kelelawar itu lebih dulu berubah menjadi sosok manusia yang setelah Yasha amati dengan sungguh-sungguh, ternyata itu adalah orang yang sama seperti di dalam foto dan tayangan yang baru saja disaksikannya tadi. Tapi, bagaimana bisa pria itu masih hidup jika tadi dia melihatnya sendiri jika sepasang kekasih itu sudah tiada diwaktu dan tempat yang sama? "Selamat datang di Castilku," ucap pria di depannya itu membuat Yasha mundur beberapa langkah karena merasa pria itu berbahaya. "Siapa kau?" tanya Yasha sopan kepada pria itu tapi dia sama sekali tidak mendapatkan jawaban apapun. "Lihatlah kalender itu? Tanggal berapa menurutmu sekarang? Ini adalah malam kebangkitan kekasihku Liona! Dan waktunya tinggal sedikit lagi tapi, aku masih belum bisa menemukan bagian-bagian tubuhnya untuk kusatukan kembali," ucap pria pucat yang seperti mayat itu kepada Yasha membuatnya langsung melihat kalender harian sobek dan juga sekalian jam dinding yang ada di sana. 'Tanggal di dalam foto tadi 15 juni dan sekarang adalah 14 juni. Jam menunjukkan hari akan malam jadi waktuku kira-kira hanya 8 jam sebelum tengah malam,' batin Yasha dalam hati. "Kau harus membantuku menemukan bagian-bagian tubuhnya itu dan jika berhasil maka akan kuberikan kunci ini sebagai imbalannya," ucap pria itu kemudian menunjukkan sihir dengan menunjukkan sebuah kunci yang tiba-tiba muncul dan melayang di telapak tangannya. "Dan jika aku tidak berhasil? Apa yang akan terjadi," ucap Yasha penasaran membuat pria itu tersenyum lebar dan memajukan kepalanya ke arahnya. Pria pucat itu terlihat menunjukkan gigi taringnya pada Yasha dan tentu saja akhirnya dia tahu jika dia tidak bisa menyelesaikan misi itu dengan baik, maka dia akan mengalami penderitaan yang tidak terkira. 'Padahal aku tidak sengaja mengatakan soal Vampir tadi. Dan ternyata ucapanku itu benar-benar langsung menjadi kenyataan. Aku benar-benar berada di sarang Vampir saat ini,' batin Yasha dalam hati. Setelahnya pria yang ternyata adalah Vampir itu kembali berubah bentuk menjadi sekumpulan kelelawar-kelelawar kecil yang kemudian pergi terbang entah ke mana. "Huh... itu tadi menyeramkan sekali," ucap Yasha kemudian terlihat bingung harus kemana sekarang tapi, terlihat sebuah pintu tiba-tiba terbuka tidak jauh dari tempatnya di sana membuat Yasha langsung berjalan mendekati pintu itu karena ia yakin pintu itu pasti terbuka karena sebuah alasan. "Kurasa aku harus masuk ke dalam sini," ucap Yasha kemudian masuk ke dalam sana tanpa ragu sedikitpun dan setelah masuk ke sana dia langsung sampai di sebuah pemukiman yang ramai sekali penduduk. Tapi tepat setelah masuk s*****a flamethrower yang dipegangnya tadi langsung menghilang. Mungkin untuk sementara waktu selama dia ada di sana. Suasana di sana terlihat menyenangkan sekali. Anak-anak berlarian ke sana kemari dan para penduduk di sana terlihat bahagia. Matahari bersinar dengan terik seolah tengah tersenyum melihat bagaimana tentram dan damainya suasana pemukiman itu. 'Pantas saja Vampir itu tidak bisa mengumpulkan potongan tubuh kekasihnya sendiri. Dia, 'kan tidak bisa berjalan di bawah terik matahari,' batin Yasha dalam hati. Yasha kemudian terlihat berjalan-jalan dan melihat-lihat di sana. Pakaian yang dikenakan para penduduk di sana mengingatkan Yasha pada peradaban jaman dulu, saat para raja masih berkuasa dan membayar pajak adalah merupakan sebuah keharusan bagi setiap orang. "Kenapa aku di sini? Dan apa yang harus kulakukan sebenarnya di sini?" ucap Yasha bingung kemudian memutuskan untuk terus berjalan dan tanpa sengaja dia menabrak seorang wanita yang terlihat berlari tergesa-gesa seperti tengah dikejar oleh seseorang. "Apa kau tidak apa-apa? Ada apa?" ucap Yasha kemudian terlihat membantu wanita yang jatuh karena menabraknya itu tapi saat itu juga Yasha langsung merasa tidak asing dengan wajah wanita itu. "Maafkan aku," ucap wanita itu mungkin merasa bersalah karena sudah menabraknya sebelum akhirnya wanita itu kembali berlari entah karena menghindar dari kejaran siapa. Yasha memutuskan untuk kembali berjalan dan melanjutkan perjalanannya tapi, dia langsung saja berhenti di tempatnya dan berbalik mencoba mencari jejak ke mana kiranya wanita tadi itu berlari pergi. "s**l! Dia kekasih Vampir itu! Aku harus mengikutinya," Bersambung...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN