18 : Ngerusuh pagi-pagi

431 Kata
Keagan mendorong pintu kamar yang terhubung dengan kamar orang tuanya. Bayi laki-laki yang masih memakai piyama tidur bergambar outerspace itu langsung menghampiri ranjang kedua orang tuanya. Ia menatap ayah dan bundanya yang masih setia berpelukan dibalik selimut. Sedangkan Daffa masih terlelap di alam mimpinya, masih dengan keadan yang half naked. Tangannya memeluk pinggang Reya, sedangkan bibirnya sibuk menciumi d**a Reya.  Keagan naik ke atas ranjang dengan susah payah. Wajahnya berubah menjadi sebal ketika ia melihat sang ayah nemplok di tempat favorit nya. Keagan duduk diatas tubuh Daffa. Lalu menjambak rambut Daffa tanpa perasaan. "Aaw aaaw bunda sakit! Jangan ditarik-tarik gitu sayang aaw!" Reya membuka matanya, lantas tertawa ketika melihat Keagan menjambak rambut Daffa. "Dedek ngga boleh sayang!" Kata Reya. Perempuan itu menarik Keagan. Lantas menaruh Keagan diatas tubuh nya sendiri. "Yah na nen!" [Ayahnya nenen] Reya tertawa lagi. Daffa membuka matanya. Lantas menatap Keagan tajam. "Dedek jambak rambut ayah ya?" "Iya!" Keagan berteriak. Posisi Keagan dan Daffa saling berhadapan lengkap dengan mata mereka yang saling menatap dengan tajam. "Kok dedek nakal sih?" "Yah atal! Nen nya de!" [Ayah nakal, nenen punya dedek] "Enak aja punya dedek! Ini punya ayah!" Daffa beringsut mendekati Reya, lantas memeluk tubuh istrinya dengan erat. Membuat Keagan berteriak dan menarik-narik rambut Daffa kembali. "Yaaaah! Wasssss!" [Ayah! Awas!] "Nggak mau!" Kesal. Keagan menindih tubuh Daffa, lalu memeluk erat Reya. Bahkan bayi laki-laki itu menciumi wajah bundanya dengan sayang. Menimbulkan kekehan geli dari Reya. "Nda was ayahna! De au nen!" [Bunda awasin ayahnya! Dedek mau nenen!] Reya menatap Daffa, berniat agar menyuruh suaminya berhenti meledek Keagan. "Ngga mau ah! Ayah juga mau nenen!" "Nda oyeeeh!" "Boleh wleee!" Bibir bawah Keagan naik ke atas. Siap untuk menangis. Membuat Reya langsung menjauhkan wajah Daffa dari dadanya. Reya akhirnya menaruh Keagan di tengah-tengah antara dirinya dan Daffa. Lalu menyingkap lingerie dan menyusui Keagan. Keagan langsung menghisap p****g Reya dengan ganas. Sebelah tangannya menarik-narik p****g Reya. Membuat Daffa menatap Reya dengan jail. "Jadi enakan diputingin Keagan atau aku?" "Ih apa sih?!" Kata Reya salah tingkah. Daffa menahan tawa. Ia mendekatkan dirinya untuk memeluk Reya dan Keagan sekaligus. "Ya kan aku tanya sayang. Kan aku sama Keagan sama-sama suka muting, makanya aku tanya!" Reya tertawa kecil. Ia mengusap rambut Keagan lalu menatap Daffa. "Nenek-nenek juga tau kalo rasanya nyusuin anak sama suami itu beda! Kalo ditanya rasa, ya, enakan sama kamu lah!" "Jadi kamu ngaku?" "Ngaku apaa?" "Ngaku kalo di anuin sama aku lebih enak!" "Yaiyalah, aneh-aneh aja kamu ini!" Reya menarik hidung Daffa dengan gemas. Lalu selanjutnya hanya diisi dengan obrolan-obrolan kecil mereka. Dengan Daffa yang tidak berhenti menjaili Reya dengan pertanyaan-pertanyaan absurdnya. ••••
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN