“Saras, pria itu datang lagi.” Salah seorang rekan Saras menunjuk ke arah gerbang toko. Di sana sudah berdiri seorang pria tampan yan siap menjemput kekasihnya. “Jemputan aku sudah datang. Aku pulang dulu ya,” ucap Saras. Ia tersenyum lebar seraya menyambar tasnya. Namun langkah kaki Saras terhenti. Sang rekan memegang lengan Saras dan menahan wanita itu. “Ada apa lagi, Wid?” “Jangan katakana kalau pria itu pacar kamu. Saras, kamu itu sudah punya suami, kenapa masih suka main sama laki-laki lain sih.” “Kamu nggak ngerasain betapa capeknya jadi istri siri. Apa lagi suami aku sekarang sudah punya istri lagi. Sudah hampir tiga minggu dia nggak pulang lagi ke rumah aku. Mungkin masih sibuk dengan istri barunya itu. Jadi kebayang dong betapa kesepiannya aku.” Sang rekan menghela napas, “S