Reindra melangkah ke balkon kamar rawat inap. Ia menatap layar ponselnya sesaat, sudah tujuh panggilan tidak terjawab dari ibunda Nela. Reindra menghela napas sesaat, lalu ia menekan nomor itu hingga terhubung. “Halo …,” terdengar suara seorang wanita paruh baya dari balik panggilan suara. “Bu, apa kabar?” tanya Reindra, ramah. Ia sangat berhati-hati dengan kata-katanya. “Ibu baik, Alhamdulillah … Kamu sendiri bagaimana?” Tampaknya ibunda Nela masih bisa bersikap tenang. Sangat berbeda dengan putrinya. “Alhamdulillah, baik juga, Bu. Maaf tadi Rei tidak sempat mengangkat telepon ibu. Rei sedang di rumah sakit.” “Di rumah sakit? Memangnya siapa yang sakit?” “Ayunda … Ia baru saja mengalami pendarahan hingga pingsan.” “Ayunda pendarahan?” “Iya, Bu … Oiya, ibu tadi mau membicarakan ap