Reindra mulai menghilang dari pandangan ke dua orang tua Nela. Sang ayah kembali menghisap rokoknya dan menghembuskan kepulan asap tebal ke udara. Apa yang sudah disampaikan oleh sang menantuu, cukup menganggu pikirannya saat ini. “Surti, panggilkan Nela ke sini,” perintahnya. Surti mengangguk lalu bangkit dari kursi dan berjalan masuk ke dalam rumah yang masih terkesan tradisional dari luar namun cukup mewah di bagian dalam. Rumah yang terkesan tradisional namun tertata rapi, bersih dengan perabotan asli dari kayu jati berkualitas. Surti melangkah ke sebuah kamar yang memang diperuntukkan untuk Nela. Mengetuk pintu itu beberapa kali lalu mencoba memutar gagang pintu memastikan jika pintu kamar itu tidak terkunci. Pintu kamar itu memang tidak terkunci. Ia mendapati sang anak tengah sib