Ayunda baru saja mengantar ke dua buah hatinya ke sekolah mereka. Beruntung Eril dan Nabila membawa semua seragam sekolah mereka di dalam koper hingga ke duanya tidak perlu izin sekolah. Baru saja Ayunda berniat masuk lagi ke dalam mobilnya, seseorang memegang lengan kanan Ayunda. Ayunda tersentak, menoleh dan langsung melepaskan genggaman itu dari tangannya. “Mas Rei ... Ngapain kamu ke sini, Mas? Bukan’kah aku sudah katakan jangan susul aku ke sini, sebab aku tidak mau nanti ada yang salah paham.” Ayunda berusaha menghindar. “Nda, aku mau bicara sama kamu. Sekalian kita harus pergi ke suatu tempat. Ini sangat penting dan mendesak.” “Apa maksud kamu, Mas?” “Nda, kamu jangan pura-pura tegar begitu. Aku tahu kamu sedang dalam masalah besar. Tinggalin saja mobil kamu di sini, kita akan