Reindra keluar dari mobilnya, berjalan menuju pintu dan mengetuk pintu berdesain minimalis yang ia belikan untuk Saras. Walau Saras hanya dibikahi secara siri, namun Reindra tetap memberikan haknya sebagai istri. Baik itu berupa tempat tinggal yang layak dan nafkah lahir serta batin. Tidak lama, pintu pun terbuka. “Mas Rei?” Saras cukup kaget atas kedatangan suaminya itu. Saras kaget karena baru saja ia melepas kepergian Boi dari rumahnya. Tanpa mejawab, Reindra masuk ke dalam rumah. Ia menatap meja tamu. Ada dua minuman kaleng di sana sebab Saras memang belum sempat membereskannya. “Ada tamu?” tanya Rei. “Oiya ... Tadi teman aku datang, Mas. Biasalah, mau pinjam uang. Katanya anaknya sedang sakit, jadi butuh uang untuk berobat,” bohong Saras. “Memangnya nggak pakai BPJS?” “Nggak ta