Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Eril dan Nabila sama-sama sudah terlelap. Rasa lelah menghinggapi ke duanya sehingga tanpa sadar mereka sama-sama terlelap di ruang tengah kamar yang sudah disewa oleh Reindra. “Mas, aku mau bawa Nabila ke dalam kamar dulu. Nanti aku akan bangunkan Eril dan menyuruhnya masih ke dalam kamar,” ucap Ayunda. Ia sendiri juga sudah berkali-kali menguap karena rasa kantuk juga menghinggapi dirinya. “Tidak usah, Nda. Eril biar aku gendong saja ke dalam kamar.” “Tapi Eril berat lo, Mas.” Reindra terkekeh ringan, “Kamu meragukan kekuatan aku, Nda?” “Bukan begitu, Mas.” “Kamu tenang saja, Nda. Jangankan Eril seorang, kalian bertiga saja bisa aku angkat secara bersamaan.” Ayunda tersenyum mendengar pernyataan Reindra, “Ya sudah, kalau begitu angkat s