"Ayaaahhh!" Bilqis berlari ketika Adnan baru saja turun dari mobilnya, dan pria itu segera menyambut sang putri yang melompat ke pelukan. "Ugh! Anak ayah, kangen sekali!" Dia memeluknya erat-erat untuk menyalurkan kerinduan yang begitu besar pada anak itu. "Ayah datangnya kemalaman, aku hampir aja tidur." Bilqis mulai mengomel. "Iya, maaf." "Dari tadi dia bolak-balik terus padahal baru saja sembuh. Sudah Mama larang juga masih tetap saja tidak mau mendengar." Kamila, ibu mertuanya muncul dari dalam rumah dan Adnan segera mencium punggung tangannya. "Iya, Ma. Maaf ada sesuatu yang harus saya kerjakan terkebihbl dahulu." Dia segera mencari alasan. "Iya, tidak apa. Hanya saja Bilqis sangat merindukanmu." Adnan hanya tersenyum. "Baiklah, kita pulang atau mau menginap?" tawarnya pada Bil