Gavin membawa Forza ke sebuah ruang rawat inap khusus penderita kanker, “Kita mau ketemu sama siapa mas?”
“Nanti juga kamu lihat, ayo masuk.” Gavin membuka pintu dan Forza mengikutinya masuk ke dalam.
Di Bed terbaring seorang laki – laki yang tidak berdaya, Forza mendekat dan betapa terkejutnya dia saat melihat wajah yang terbaring lemah.
“A..ayah?” cicit Forza dan pria itu membuka matanya perlahan.
“Forza.”
Gavin menyentuh ke dua bahu Forza, “Maafkan Ayah Za kita akan menikah dan mas nggak mau masih ada ganjalan di hati kamu, mas mau kita menikah dengan restu Ayahmu, sudah cukup beliau mendapat hukuman dari kalian. Maafkan mas baru memberitahumu jika Ayah sakit kanker sudah masuk stadium 4, mas sudah tahu setahun yang lalu Dimas yang memberitahu mas. Maafkan Ayah dan urus masa tua beliau jangan sampai kamu menyesal karena tidak mengurusnya, Firza sudah tahu dan setiap ada waktu dia ke sini sekarang giliran kamu membuka hatimu untuk memaafkan dan menerima Ayah kembali.” Forza tertegun mendengar penuturan Gavin, air matanya lagi – lagi lolos tak terkendali.
“Mendekatlah, peluk Ayah dan maafkan hm.” Pinta Gavin, Forza mengangguk dan mendekat ke Ayahnya.
“Ayah.” Forza menangis dipelukan Ayahnya, “Maafkan Forza yah.”
“Ayah yang minta maaf sama kamu nak, Ayah banyak salah sama kamu.” Ayah Forza menangis.
“Ayah bahagia mendengar kamu akan menikah nak, Ayah merestui kalian berbahagialah, nak Gavin titip Forza sayangi dan cintai dia jangan membuat kesalahan seperti Ayah.”
“Insya Allah Gavin akan terus berusaha membahagiakan Forza, Firza dan Fahri Ayah tidak perlu khawatir, Gavin sangat mencintai putri Ayah ini,”
“Ayah percaya nak, berbahagialah kalian berdua hingga maut yang memisahkan.”
Gavin tersenyum bahagia, tugasnya menyatukan kembali antara Ayah dan putrinya sudah bisa ia lakukan.
❤❤❤❤
Hari yang di tunggu Gavin dan Forza akhirnya datang juga, hari ini dengan menjabat tangan Ayah Hendrik Adhitama Gavin melangsungkan ijab qobul dengan satu kali tarikan nafasnya.
"Bismillahhirohanirohim, Ananda Gavin Mahendra bin Ardan Mahendra saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri kandung saya yang bernama Forza Shanum Adhitama binti Hendrik Adhitama dengan mas kawin satu set perhiasan dan seperangkat alat sholat di bayar tunai."
"Saya terima nikah dan kawinnya Forza Shanum Adhitama binti Bapak Hendrik Adhitama dengan mas kawin tersebut di bayar tunai."
"Bagaimana saksi? Sah?"
"Sah."
"Sah."
"Alhamdulilah, Baarakallahu laka wa baarakaa alaika wa jamaa bainakumaa fii khoir.” Penghulu melantunkan do'a - do'anya untuk pengantin baru, dan semua yang hadir mengaamiinkannya.
Forza datang dengan di apit Tante Arum dan Tante Diva, dia sangat cantik dengan kebaya berwarna putih senada dengan yang Gavin kenakan, rias paes ageng sesuai permintaan mamah Ranti makin mempercantik penampilannya, Gavin yang tampan dengan beskap dan blangkonnya sangat serasi dengan Forza.
Gavin memandang wajah gadis yang amat sangat dia cintai, mengulurkan tangannya yang di sambut Forza kemudian di kecup punggung tangan pria yang saat ini sudah menjadi suaminya, Gavin tersenyum.
Tangan kanan Gavin menyentuh puncak kepala Forza dan melantunkan do'a, "Allahumma inni as’aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa ‘alaih. Wa a’udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha ‘alaih." kemudian dia mengecup dengan sayang dahi wanita di depannya yang saat ini sudah bergelar Nyonya Forza Gavin Mahendra.
Selanjutnya acara tukar cincin dan juga foto bersama keluarga dan para sahabat yang datang menghadiri acara sakral itu.
Penantian lama Gavin berbuah manis karena akhirnya dia bisa memiliki gadis yang ia cinta sepenuh hati, saat ini mereka sedang berada di atas pelaminan menyalami tamu undangan yang datang begitu banyaknya.
Forza sangat cantik menggunakan gaun berwarna Mocca yang sangat pas untuk tubuhnya, make up yang tidak terlalu tebal, rambut yang di sanggul dan diberi mahkota ala princess membuatnya makin cantik sangat serasi dengan Gavin yang memakai tuxedo warna senada gaun Forza. Mereka benar – benar best couple membuat tamu undangan yang hadir kagum dengan pasangan pengantin yang sedang berbahagia itu.
Dhika, Reno dan Dimas naik ke atas pelaminan memberikan ucapan selamat untuk sahabatnya itu, “Selamat brother sudah sold out, bahagia dunia akherat.” Kata Reno mewakili ke dua temannya, “Ini ada hadiah dari kita bertiga, semoga kalian berdua senang menerimanya.”
“Terima kasih, brother.” Mereka pun bergantian saling berpelukan, sedangkan dengan Forza mereka hanya berjabat tangan.
Begitu juga dengan ke empat sahabat Forza yang datang, mereka mengucapkan selamat pada kedua mempelai dan berfoto.
Selesai acara resepsi Gavin langsung membawa Forza ke sebuah rumah yang baru dia beli untuk kado pernikahannya, Rumah 2 lantai dengan gaya Classic, Forza tampak bingung karena baru melihat rumah itu, “Rumah siapa mas?” tanya Forza.
“Rumah kita sayang, mulai sekarang kita akan tinggal di sini bersama Firza dan Fahri, rumah ini hadiah dari mas untuk kamu.”
“Kamu ini kalau apa – apa terlalu berlebihan mas ngapain sih buang – buang duit buat beli rumah kan kita bisa tinggal di rumah peninggalan bunda.” Omel Forza, Gavin menyentil dahi Forza.
“Aaww sakit mas, baru juga nikah sudah KDRT.” Forza mengusap dahinya dengan kesal.
“Kamu ini yah bukannya kasih mas peluk dan cium malah marah, rumah peninggalan bunda kan bisa buat Firza atau Fahri kalau mereka sudah menikah, mas sudah nabung buat beli rumah khusus untuk istri mas yang cerewet ini, ayo masuk jangan marah – marah ingat sekarang malam pertama kita.” Goda Gavin dengan menaik turunkan alisnya membuat pipi Forza langsung merona.
Mereka memasuki rumah, “Kamar kita ada di atas kita langsung ke kamar aja ya liat – liatnya besok pagi saja mas gerah banget pengin mandi.” Forza mengangguk.
Sesampainya di kamar Gavin langsung masuk kamar mandi untuk membersihkan diri, tak lama dia keluar hanya menggunakan handuk. Forza yang baru pertama kali melihat Gavin hanya memakai handuk merasa gugup, jantungnya berdebar makin cepat.
“Mandi sana, sekalian ambil wudu kita Shalat isya berjamaah biar mas yang siapin.” Forza mengangguk, “Kamu kenapa sih dari tadi diam saja, jangan bilang kamu gugup hm.” Gavin tersenyum dengan jahilnya.
“Siapa yang gugup, aku ... aku sariawan malas bicara.” Jawab Forza asal.
“Oh sariawan, ya sudah buruan mandi nanti mas obatin.” Gavin mengerlingkan matanya membuat Forza makin salah tingkah dan buru – buru masuk kamar mandi.
Forza keluar kamar mandi sudah mengenakan piyama, “Sudah wudu?” tanya Gavin saat melihat istrinya keluar dari kamar mandi.
“Sudah mas.” Jawab Forza.
“Kita Sholat Isya lanjut sunah 2 rokaat ya.” Forza mengangguk saja.
Selesai Sholat Gavin balik badan menghadap Forza mengulurkan tangannya, Forza pun mencium punggung tangan Gavin.
Forza membereskan perlengkapan Sholatnya sedangkan Gavin sudah duduk bersandar di ranjang sambil memainkan ponselnya.
“Bahagia banget sampai senyam senyum gitu.” Tegur Forza sambil merebahkan tubuhnya di samping Gavin.
“Mas baru buka Hp, ternyata banyak banget notifnya, lihat nih tadi mas pasang foto kita di i********: yang lagi pegang buku nikah comentnya lucu – lucu hastagnya juga aneh banget.” Gavin memberikan ponselnya pada istrinya yang langsung di terima.
“Kamu followersnya banyak amat mas sampe jutaan, kamu selebgram?” kaya Forza.
“Kalau selebgram mas sering terima endorskan, tapi mas nggak terima endors mereka yang pada follow sendiri, tapi punya mas masih kalah sama punya Dhika.”
“Ternyata suami aku banyak banget ya fansnya nggak cuman di dunia nyata bahkan dunia maya juga bejibun.”
“Kamu saja yang nggak mau follow mas, padahal mas follow kamu. Harusnya kamu bangga suamimu ini terkenal.”
“Biasa aja tuh.” Jawab Forza mengembalikan ponsel Gavin dan menarik selimut bersiap untuk tidur namun langsung di tarik lagi sama Gavin.
“Mau ngapain tarik selimut?” tanya Gavin sambil mengangkat satu alisnya.
“Tarik selimut bobo manis dong.” Jawab Forza, Gavin meletakkan ponselnya di nakas.
Gavin mendekat, memerangkap Forza yang ada di bawahnya bola mata hitamnya menatap Forza lekat dan penuh hasrat, ”Enak saja, jangan pura – pura lupa Nyonya Gavin Mahendra, kita sudah sunah dua rokaat mas mau minta hak mas sekarang, boleh?” tanya Gavin dengan senyum termanisnya yang membuat siapapun yang melihatnya akan terpikat dan Forza hanya bisa mengangguk saja, di tolak pun percuma karena pria di atasnya pasti akan memaksa mencari berbagai cara.
Dan malam ini pun menjadi malam yang bersejarah dan malam yang panjang untuk mereka berdua, malam penyatuan di antara mereka berdua, jiwa raga Forza sudah menjadi milik Gavin seutuhnya.