bc

Love Forza

book_age4+
1.7K
IKUTI
8.9K
BACA
stalker
love-triangle
possessive
CEO
doctor
drama
sweet
campus
first love
lecturer
like
intro-logo
Uraian

Cinta, bagi Forza kata itu hanya penuh kesakitan hingga ia tak ingin mengenal apa itu cinta, ia tak akan sanggup jika harus merasakan pedihnya cinta seperti yang Bundanya rasakan.

Namun semua berubah saat kehadiran seorang pria yang dengan gigihnya selalu meyakinkan jika cinta itu tak selalu menyakitkan, seorang pria yang menjanjikan begitu banyak kebahagiaan untuknya. Di saat Forza benar – benar merasakan indahnya cinta di situ ia di uji dengan kehilangannya.

Forza merasakan sakit kehilangan cintanya, tanpa Forza sadari ada seseorang yang sudah lama mencintainya dalam diam hadir dalam kehidupannya, dengan ketulusannya perlahan ia memberikan kebahagiaan untuk Forza, kembali memberikan warna pada hidupnya.

Ini kisah tentang Forza, seorang gadis yang tidak mempercayai cinta namun di cintai dengan tulus dan begitu dalam oleh dua pria hebat, dua pria yang berhasil merubah persepsi Forza tentang cinta.

“Jangan tawarkan aku cinta, aku pasti menolaknya karena aku membenci cinta dan tak mempercayai yang namanya cinta. Bagiku cinta itu sama saja menyakiti.” Forza Shanum Adhitama

“Silahkan kamu terus menolak cintaku, seribu kali kau tolak maka sejuta kali aku akan terus meyakinkanmu. Karena hanya kamu yang berhasil membawa lari semua hatiku tanpa tersisa sedikitpun.” Gavin Mahendra

“Hakikat cinta yang sesungguhnya bagiku adalah mengikhlaskan dan menyerahkan semuanya kepada Penguasa alam semesta, yaitu Allah. Cinta itu keikhlasan, di dalamnya tidak pernah mengenal paksaan atau pun rasa pelampiasan, aku ikhlas asal kau bisa bahagia dengannya.” Pradhika Abhimanyu.

chap-preview
Pratinjau gratis
Forza Shanum Adhitama
Forza biasa aku di panggil, aku anak pertama dari pasangan Hendrik Adhitama dan Fatma Wirakusuma. Adikku 2 Firza Adhitama dan Fahri Adhitama, saat ini aku masih menjadi mahasiswi di sebuah Universitas ternama di Jakarta jurusan Kedokteran. Perkuliahan awal semester 5 dimulai hari ini, aku berjalan dengan santainya menuju kelas di Fakultas Kedokteran. “Forza!” teriak Abell sahabatku, aku pun menoleh ke belakang “Berisik.” Kataku “Gue kira habis liburan pas ketemu bisa manis sedikit nyatanya makin anyep banget, Lu nggak kangen sama gue? Jahara banget lu jadi sohib.” Sungut Abell “Hmm tapi nggak mesti teriak begitu kali.” omelku karena sohibku yang satu ini memang susah banget buat nggak teriak. “Eh Za lu tahu nggak kalau di semester ini Pak Gavin Mahendra bakal ngajar kelas kita?” wajarlah ngajar diakan dosen, hadeh sohibku ini aneh gituan saja di tanyain. “Terus kenapa kalau ngajar kelas kita? Wajar kali kan dosen.” Kataku. “Lu lupa Za? Waktu Mos lu selalu dapat perhatian pak Gavin, sampai sekarang beliau sering curi – curi pandang buat perhatiin lu.” Ini terus yang di bahas sampai bosen banget dengarnya. “Terlalu berlebihan lu bel, semua sama kali diperhatiin sama itu dosen.” Kilahku, Abell saja yang pikirannya terlalu ribet. “Gue heran sama lu Za, gue curiga lu nggak normal deh apa lagi penampilan lu yang begini makin kuat keraguan gue.” Coba itu, sohib apaan omongannya bikin dongkol, malah meragukan gue yang jelas – jelas perempuan normal. “s****n lu bel, gue normal ya wanita tulen.” Omelku sambil menoyor kepalanya. “Kalau normal kenapa lu nggak ada rasa tertarik sedikit pun sama 4 dosen most wanted yang pada di gilai mahasiswi itu?” taya Abell. “Gue di sini tujuannya kuliah cari ilmu bukan cari cem – ceman kayak lu bel.” Jawabku. “Woooyyy pada ngomongin apaan sih serius amat.” Sapa Nadia yang mendekat di ikuti Adit di belakangnya, mereka berdua juga sohibku. “Ngomongin Forza yang nggak normal haha.” Jawab Abell sambil tertawa, kupret bangetkan dia ini. “Kupret lu.” Jawabku. “Emang kenapa kok nggak normal, gue kepo nih?” ya ampun ini Nadia ngapain juga kepo sih sama omongan nggak penting Abell “Nggak normal karena nggak pernah naksir cowok, bahkan sama Pak Gavin saja dia nggak doyan coba.” Jawab Abell yang makin membuatku gemas ingin ku lempar ke kutub utara. “Jahat lu Bel, Forza bukannya nggak normal tapi kurang sedikit normal saja makanya nggak doyan cowok haha.” Adit sama Abell masuh pagi begini sudah bikin badmood saja. “Kurang asem lu pada.” Aku berjalan masuk ke kelas dan memilih duduk di bangku paling akhir dan pojok. “Za! Yaelah gitu aja ngambek lu.” Teriak Abell.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Siap, Mas Bos!

read
19.0K
bc

My Secret Little Wife

read
115.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
201.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
218.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook