Forza Shanum Adhitama

462 Kata
Forza biasa aku di panggil, aku anak pertama dari pasangan Hendrik Adhitama dan Fatma Wirakusuma. Adikku 2 Firza Adhitama dan Fahri Adhitama, saat ini aku masih menjadi mahasiswi di sebuah Universitas ternama di Jakarta jurusan Kedokteran. Perkuliahan awal semester 5 dimulai hari ini, aku berjalan dengan santainya menuju kelas di Fakultas Kedokteran. “Forza!” teriak Abell sahabatku, aku pun menoleh ke belakang “Berisik.” Kataku “Gue kira habis liburan pas ketemu bisa manis sedikit nyatanya makin anyep banget, Lu nggak kangen sama gue? Jahara banget lu jadi sohib.” Sungut Abell “Hmm tapi nggak mesti teriak begitu kali.” omelku karena sohibku yang satu ini memang susah banget buat nggak teriak. “Eh Za lu tahu nggak kalau di semester ini Pak Gavin Mahendra bakal ngajar kelas kita?” wajarlah ngajar diakan dosen, hadeh sohibku ini aneh gituan saja di tanyain. “Terus kenapa kalau ngajar kelas kita? Wajar kali kan dosen.” Kataku. “Lu lupa Za? Waktu Mos lu selalu dapat perhatian pak Gavin, sampai sekarang beliau sering curi – curi pandang buat perhatiin lu.” Ini terus yang di bahas sampai bosen banget dengarnya. “Terlalu berlebihan lu bel, semua sama kali diperhatiin sama itu dosen.” Kilahku, Abell saja yang pikirannya terlalu ribet. “Gue heran sama lu Za, gue curiga lu nggak normal deh apa lagi penampilan lu yang begini makin kuat keraguan gue.” Coba itu, sohib apaan omongannya bikin dongkol, malah meragukan gue yang jelas – jelas perempuan normal. “s****n lu bel, gue normal ya wanita tulen.” Omelku sambil menoyor kepalanya. “Kalau normal kenapa lu nggak ada rasa tertarik sedikit pun sama 4 dosen most wanted yang pada di gilai mahasiswi itu?” taya Abell. “Gue di sini tujuannya kuliah cari ilmu bukan cari cem – ceman kayak lu bel.” Jawabku. “Woooyyy pada ngomongin apaan sih serius amat.” Sapa Nadia yang mendekat di ikuti Adit di belakangnya, mereka berdua juga sohibku. “Ngomongin Forza yang nggak normal haha.” Jawab Abell sambil tertawa, kupret bangetkan dia ini. “Kupret lu.” Jawabku. “Emang kenapa kok nggak normal, gue kepo nih?” ya ampun ini Nadia ngapain juga kepo sih sama omongan nggak penting Abell “Nggak normal karena nggak pernah naksir cowok, bahkan sama Pak Gavin saja dia nggak doyan coba.” Jawab Abell yang makin membuatku gemas ingin ku lempar ke kutub utara. “Jahat lu Bel, Forza bukannya nggak normal tapi kurang sedikit normal saja makanya nggak doyan cowok haha.” Adit sama Abell masuh pagi begini sudah bikin badmood saja. “Kurang asem lu pada.” Aku berjalan masuk ke kelas dan memilih duduk di bangku paling akhir dan pojok. “Za! Yaelah gitu aja ngambek lu.” Teriak Abell.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN