Kami tiba di desa itu. Hanya satu jam perjalanan dari Bunker kami dan tidak terlalu banyak orang yang tinggal di sana. Mungkin hanya puluhan kepala keluarga. Ada beberapa orang komunis yang sedang duduk bersantai-santai di sebuah warung , dan kami membunuh mereka semua. Semua orang panik waktu mendengar suara tembakan , namun Rio menembakkan senapan bolt actionnya ke udara seraya berteriak dalam bahasa Inggris
“ SEMUANYA TENANG!!!! ATAU SAYA TEMBAK ANAK-ANAK KECIL INI “
Aku mengartikan apa yang Rio katakan ke bahasa Filipina dan mereka semua mengangkat tangan. Benny dan Togar mengumpulkan semua warga desa di lapangan sedangan aku dan Rio mengecuk tiap rumah , dari pintu ke pintu. Akhirnya kami tiba di rumah anggota partai komunis Filipina yang aku lihat di foto itu. Istrinya masih muda dan anaknya laki-laki dan masih bayi. Aku tak percaya aku akan melakukannya namun , apa yang mereka lakukan benar-benar tidak bisa diampuni. Ada satu pintu yang terkunci , dan ketika aku membukanya
“ Leni? “
“ David?”
Aku menemukan Leni. Kami langsung berpelukan . Leni menangis dan aku ikut menangis. Aku bertanya di mana yang lain namun ia menggeleng kepala dan menangis. Leni bilang mereka diperkosa di hutan namun dia , dia tidak diperkosa karena mereka ingin menjadikan Leni sebagai alat untuk menyebarkan berita-berita palsu ke dunia maya. Leni cantik , dan mereka ingin memanfaatkannya. Seperti yang mereka lakukan sebelumnya.
“ Bro... kita udah dapet Leni... apa gak sebaiknya , kita pulang? “ aku membujuk Rio untuk membatalkan rencana kami namun ia sangat tidak setuju
“ Elo tahu apa yang udah mereka lakuin ke temen-temen kita? Demi Tuhan Komunis itu tempatnya di neraka brother. Nyawa dibayar nyawa . Seperti rencana kita , mereka mau teror? Mereka akan tahu apa itu teror . Kalo lu gak kuat, SANO! BALEK , KAU KACUKAN (n*****t ) SAMO LENI DI BUNKER! THREESOME SEKALIAN SAMO l***e JEPANG ITU! KAMPANG KAU YE!”
Dan dia justru memaki-makiku. Aku menggeleng kepala dan memutuskan untuk tidak ikut campur. Aku membatalkan keinginanku untuk menghukum orang-orang ini. Aku menghidupkan motorku dan berkendara pulang ke bunker. Tak lama aku mendengar suara tembakan dan hanya tuhan yang tahu , berapa orang yang mereka bunuh , berapa orang yang mereka perkosa.
Aku tiba di Bunker sebelum matahari terbenam , mereka semua terkejut waktu aku membawa Leni pulang. Dengan pulangnya Leni , maka kami semua sudah lengkap , mengingat sahabat-sahabat Leni diperkosa dan dibunuh di hutan oleh Markus dan kompotannya. Ketiga sahabatku pulang saat tengah malam , dan mereka berbisik kalau aku melewatkan pesta yang paling menyenangkan seumur hidup mereka.
Akhirnya hal terakhir yang harus aku lakukan adalah membawa mereka pergi dari pulau ini , dan kembali ke Mindanao. Aku berkendara sendiri , menuju resort yang jaraknya 64 kilometer atau kurang lebih satu setengah sampai dua jam berkendara dari posisi kami. Aku membawa uang kurang lebih 5000 peso. Dan saat aku berkendara , aku melihat desa yang terbakar , mayat-mayat yang dibariskan , dan orang tua yang menangisi anaknya
“ Anakku! ....... Ya Tuhan.... anakkuuuuuu “
Aku sangat prihatin dengan mereka semua. Aku lalu berpikir , seperti inilah perasaan orang tua teman-temanku ketika tahu anak mereka tewas dengan cara yang mengenaskan. Mereka menimang anak mereka , mengasuh dan membesarkan mereka , hanya untuk ditelanjangi , dikebiri , lalu dibunuh sehina-hinanya , dan dijadikan makan malam. Kejiwaanku semakin terguncang. Dan ditengah lamunanku , dua helikopter tiba-tiba melintas di atasku , helikopter milik angkatan bersenjata Filipina , yang menelantarkan kami di pulau ini
“ Perhatian-perhatian kepada seluruh Warga! Dihimbau untuk tidak berpergian sendirian pada malam hari , dan dihimbau untuk menyerahkan senjata masing-masing ke pos keamanan terdekat , atau kepada prajurit disekitar anda. Pembangkang dan pemberontak akan ditembak ditempat! Saya ulangi.... “
“ Huuuuuu ! Huuuuuu! “
“ Imperialis!! Pembunuh!!”
" l***e AMERIKA KALIAN!"
“ k****l!”
Mereka tidak begitu menyukai tentara-tentara ini. Aku hidupkan motorku dan kembali berkendara ke resort tujuanku ini. Satu jam kemudian , aku tiba di tepi pantai , di mana resort itu berada , dan aku melihatnya dari kejauhan.
Jauh dari pantai itu , aku melihat kapal induk milik Angkatan Laut Filipina , Tarlac class Landing Platform , yang dirakit oleh PT PAL Indonesia. Kapal induk itu pasti mengangkut dua helikopter yang aku lihat sebelumnya. Membuat mereka dapat meluncurkan air support ke seluruh penjuru pulau.
“ Hey Boi! Nyasar lu?! “
Resort itu sangat luas dan dijaga oleh belasan orang bersenjata AK-15. Aku harus membayar 1000 peso untuk masuk dan aku tidak mau berdebat dengan mereka. Aku parkirkan motorku , dan berjalan ke belakang resort , di mana dermaga seharusnya berada. Aku tidak melihat ada perahu di sana. Aku sadar aku telah menemui jalan buntu.
Aku duduk di pinggir kolam renang di dekat dermaga , dan melihat b******n-b******n tua bersenang-senang dengan gadis-gadis berbikini dengan tubuh dan muka seperti model. b******n-b******n ini , mungkin pejabat lokal , pengusaha perkebunan dan peternakan lokal , atau perwira-perwira angkatan darat. Yang pasti dikala orang di luar sana saling membunuh satu sama lain , mereka bersenang-senang memuaskan nafsu mereka.
“ oi! Begundal yang di sana itu? Bisa kau usir saja? Menganggu pemandangan sekali!”
Salah satu b******n itu ingin mengusirku. Geram , aku cabut pistolku dan kutodongkan ke kepalanya
“ Kau punya masalah denganku? “
Dan seluruh senjata langsung diacungkan ke arahku. b******n itu terdiam. Suasana seketika hening. Lalu seorang gadis tinggi dengan kimono mandi berwarna hitam menghampiri dan melerai kami.
“ Tenang , teman-teman. Dia temanku “
Tentara-tentara bayaran itu mendengarkan ucapannya. Ia raih tanganku , lalu menurunkan pistolku dan berbisik
“ ikut aku “
Aku menurutinya. Ia membawaku masuk ke resort itu , dan naik ke lantai dua menuju kamar yang sangat luas. Ia memintaku untuk menutup pintu kamar dan menguncinya. Ia mengambil sebuah teko , lalu menuangkan dua cangkir teh , kemudian ia kembali menghampiriku dan memberikan salah satu cangkir yang ia pegang
“ Kamu orang Indonesia itu kan? Aku Magdalena. Aku lihat kamu party sama temen-temen kami di pantai. Waktu itu , aku juga lagi party di yacht punya papa aku. “
Aku mengangguk. Ia pernah melihatku sebelumnya. Ia tersenyum lalu meneguk secangkir teh yang ia pegang sampai habis. Ia lalu duduk di atas kasur dan menyalakan tv.
“ duduk aja , santai aja “
Ia duduk di sebuah sofa mini di dekat kasurnya. Ia kembali menoleh ke arahku dan kembali melayangkan pertanyaan.
“ Kamu mau apa di sini? Mana temen-temen kamu?”
Aku menceritakan semuanya padanya kalau kami ditangkap , dan disiksa sangat keji , sampai ke bagian di mana kami harus menyelamatkan teman-teman kami. Aku memberitahu dia kalau aku ke mari untuk menjari jalan keluar dari pulau ini.
“ Telat sayang. Gak ada yang bisa keluar dari pulau ini kecuali kalo kamu tentara atau pejabat. Dan itu pun tidak sembarangan. “
Lalu ia berdiri dari kasur menatapku dengan tatapan menantang , lalu ia angkat kakinya dan meletakkannya tepat di batang kemaluanku.
“ Tapi aku bisa bantu kamu kok. Tapi kamu , harus tidur sama aku “
Lalu ia melepaskan kimononya , memamerkan tubuh indahnya di depan mataku. Mataku seketika menjelit , dan penisku seketika mengajung sekeras-kerasnya. Aku tidak bisa menolak permintaannya karena siapapun pasti ingin tidur dengan gadis sesempurna Magdalena. Tapi setelah aku melihat foto Magdalena dengan seorang pria menyeramkan berkumis tebal , aku sadar kalau ia bisa saja istri muda pejabat , atau bahkan boss mafia , sehingga aku sadar aku bisa kena masalah yang lebih besar jika semua orang tahu aku tidur dengannya.
“ Sorry aku buru-bu...”
“Eiiitss! Kalau kamu berani keluar, aku bakal teriak kalau kamu mau perkosa aku “
Dan jika itu terjadi , aku bisa ditembak di tempat. Aku angkat kedua tanganku , lalu kuremas kedua buah dadanya dengan gemas , menandakan aku menerima tawarannya. Ia dudukkan tubuh indahnya itu ke pangkuanku , lalu kami pun b******u seliar-liarnya. Bibir kami saling mengecup , lidah kami saling melilit dan jemari kami saling meraba satu sama lain.
Ia lucuti pakaianku , lalu ia remas dan ia kocok penisku sekencang-kencangnya. Dengan ganasnya bibirnya terus melumat ganas bibirku , dan aku pun segera melepaskannya , lalu melahap lehernya dengan nafsu. Ia mendesah keenakan. Ia biairkan lidahku menjilat-jilat lehernya , dan sambil mendekap punggungku dengan tangan kanannya , ia mempercepat tempo kocokannya . Ia tuntun kepalaku ke telinganya dan aku pun mulai mencumbu , dan memainkan lidahku di sana. Aku susupkan jemariku ke lubang vaginanya , lalu aku masukkan dan mulai mencolok-coloknya dengan ganas.
“ ohhhhh ahhhh ahhh yeaaah oh yeaaahhh “
Ia mendongakkan kepalanya dan mendesah begitu keras. Ia jepit kedua tanganku dan tangannya mulai gemetar. Kocokannya semakin cepat , dan kami pun kembali b******u liar sambil memainkan jemari-jemari kami. Tak lama , kami berdua berdiri lalu ia mendorong tubuhku ke atas kasur. Ia menindih tubuhku lalu memborgol kedua tanganku di atas kasur. Ia borgol kedua kakiku dan ia tatap mataku dengan tatapan menantang
“ You’re mine..... “
Ia kembali mengocok-ngocok penisku dengan ganas. Ia hisap buah zakarku , dan menjilat-jilatnya dengan lidahnya. Lidahnya kemudian naik hingga bertemu dengan kepala penisku. Ia putar-putarkan lidahnya di kepala penisku , lalu ia mulai melahap dan mengulumnya. Ia hisap penisku dengan ganas sambil mengocok-ngocoknya liar.
Bibirnya bermain-main cukup lama , dan ia tampak sangat menikmatinya. Ia hisap setiap sisi penisku dengan liar , ganas , tanpa memberi ampun sedikit pun. Saat penisku rata dengan air liurnya , ia genggam penisku , lalu ia duduk tepat di atas selangkanganku. Ia tutup mataku dengan kain, lalu ia mulai memasukkan penisku ke dalam vaginanya dan mulai menggenjotnya.
“ YESS!! YESS!! MMHHH YEAAAHHH!! AHHH!!! AHHH!NGGHHh”
Ia menggenjot penisku dengan kecepatan penuh. Aku tidak melihat apa yang terjadi , namun ia benar-benar memberiku kenikmatan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Aku menikmati permainannya, sambil berusaha keras untuk tidak merusaknya. Bibirnya kembali menghisap bibirku , lalu menjelajah kesekujur tubuhku dan tak lama ia melolong panjang dan kami pun o*****e berbareng-barengan.
Ia lepaskan kain yang menutupi mataku lalu ia memijit-mijit dan kembali memainkan jemarinya di batang kemaluanku . Ia pasang sebuah c**k-ring di buah zakarku sehingga kedua biji pelirku mengencang lalu dengan genitnya ia berbisik ia ingin memberikanku sensasi o*****e yang belum pernah aku rasakan. Lalu ia pasangkan satu cincin lagi di batang kemaluanku dan ia pun mengelus-ngelus kedua biji zakarku dengan gemas.
Ia kembali mengocok-ngocokku pelan , sambil meremas pelan kedua biji pelirku. Sentuhan jemarinya terpusat di kepala penisku dan ia seperti menikmati apa yang ia lakukan. Kedua tangannya lalu memompa-mompa pelan batang kemaluanku secara bergantian , dan sesekali jemarinya kembali menyentuh dan meremas biji pelirku. Penisku kembali memerah dan menegang sempurna , dan sambil mendesah-desah nakal , jemarinya memompa-mompa penisku dengan kecepatan penuh. Ia tekan buah zakarku dan tak lama penisku meledak untuk yang kedua kalinya.
Permainannya masih belum selesai. Sambil tertawa centil ia lahap penisku dan mengulumnya dengan perlahan-lahan. Ia cabut penisku dari mulutnya lalu ia guncang kembali dengan jemari lentiknya. Ia genggam buah zakarku dan sesekali ia gelitik kepala penisku , atau ia kecup dengan gemas. Jemarinya terus memompa naik turun membuatku merasakan seperti apa sensasi post orgasm torture. Ia lahap penisku lalu ia pompa hingga aku lemas dan pasrah dengan permainan liarnya. Tak lama , penisku meledak untuk yang ketiga kalinya dan ia menelan semuanya.
“ Kamu punya nyali juga ya.... aku suka main dengan kamu . Mau lagi? “
Aku menjawab ya dan ia tertawa genit. Ia memelukku erat dan membiarkanku mengambil nafas untuk ronde ke empat. Saat penisku sudah kembali berdiri di genggaman tangannya , ia menungging di atas kasur dan membiarkanku menyodok-nyodok k*********a dari belakang. Aku menggenjotnya dengan kecepatan penuh, dan sore itu menjadi sore yang penuh dengan siksa dan kenikmatan untuk kami berdua.
Sambil memelukku di atas kasur , ia lalu bercerita jika ia adalah istri muda dari bandar narkoba internasional dan ia kesepian karena suaminya meninggalkannya di pulau ini. Suaminya pulang ke Mexico enam bulan yang lalu , meninggalkan Magdela di resort ini . Resort ini milik suaminya dan merupakan tempat untuk menyimpan narkoba yang mereka jual. Tidak ada yang berani menyentuh atau tidur dengannya karena tidak ingin berurusan dengan suaminya. Aku menelan ludah karena aku mungkin akan terkana masalah saat keluar dari kamar ini. Ia menikahi Magdalena , perempuan cantik dari pulau ini , hanya untuk ditinggalkan di resort ini.
Namun sayangnya akhirnya ia mengaku kalau ia sebenarnya tidak tahu bagaimana cara keluar dari pulau ini. Ia hanya mengerjaiku demi ingin merasakan sensasi bagaimana rasanya bermain-main dengan remaja sepertiku. Namun ia memberitahuku kalau ia punya teman yang mungkin bisa membantuku keluar dari pulau ini. Seorang mantan tentara SAS , yang tiba di pulau ini dua tahun yang lalu. Lena memberitahuku di mana ia tinggal , dan aku pun segera mencatatnya sebelum pamit pulang.
“ sering-sering dong mampir ke sini. Supaya aku gak bosen “
Ia mengajakku untuk mampir sesekali jika aku punya waktu , dan aku berjanji akan datang kembali kalau aku punya waktu.