Setelah selesai makan kini Bella dan Endrew memutuskan untuk pulang. Karena ingin mengambil hati orang tua Bella kini Endrew memutuskan untuk membelikan makanan sebagai buah tangan mereka.
"Orang tua kamu suka makan apa?" Tanya Endrew.
"Kenapa?" Tanya Bella balik.
"Nggak enak aja lah, kalau nggak beliin buat orang tua kamu" jawab Endrew.
"Padahal mah nggak papa" ujar Bella.
"Martabak atau roti bakar?" Tanya Endrew.
"Martabak aja" jawab Bella.
Endrew menganggukkan kepalanya dia akan mampir untuk membeli martabak spesial untuk orang tua wanita yang di sayangnya itu.
"Kamu mau yang mana? Spesial aja ya? Cukup buat sekeluarga?" Tanya Endrew ketika sampai di penjual martabak.
"Cukup kok" jawab Bella.
Endrew lalu memesan martabak yang sesuai dengan apa yang di ucapkannya itu. Dia senang hubungannya semakin membaik dan dia akan mencoba untuk semakin lebih dekat dengannya.
Sampai saat ini Endrew masih menahan dirinya entah nanti jika kesabarannya sudah habis mungkin dia akan menggunakan cara lain agar Bella mau menerimanya sebagai calon suaminya.
"Udah?" Tanya bella ketika melihat Endrew berdiri dari duduknya.
"Udah kayaknya, itu" jawab Endrew lalu menunjuk penjualnya yang kini sudah berada didepannya.
"Oh yaa" jawab Bella.
Setelah itu mereka memutuskan untuk pulang, walaupun rasanya sangat gemetar dan lumayan takut menghadapi keluarga Bella tapi dia tidak akan menyerah karena mamah Bella pun menerimanya dengan baik.
Bella memang sengaja tidak menawari endrew mampir kedalam rumahnya, dia hanya malas jika nantinya Endrew terlalu lama dan orang tuanya memanfaatkan ini semua untuk membuatnya lebih dekat.
"Nggak di tawarin masuk nih" ujar Endrew basa basi.
"Udah malam ih, sana pulang" ucap Bella.
"Mana ada baru jam setengah sembilan" ujar Endrew ngeles.
Mereka akhirnya beradu mulut dan membuat Eileen datang dan akhirnya memutuskan untuk mempersilahkan Endrew masuk kedalam rumah. Dia memang sengaja karena dia tau ini merupakan suatu hal yang jarang terjadi ketika melihat anaknya di dekati oleh orang lain.
"Masuk masuk, ada tamu kok di usir nggak baik" ujar Eileen.
"Gapapa Tante, tadi Endrew beli martabak buat Tante" ucap Endrew.
"Oh ya baik kali kamu, makasih banyak ya" ucap Eileen pada Endrew.
Akhirnya Endrew bisa masuk kedalam rumah dan diikuti Bella yang merenggut, Bella belum siap jika harus menjawab banyak pertanyaan yang mungkin nantinya akan membuatnya bingung membuat suatu alasan. Pasalnya ini baru pertama kali dia membawa laki laki masuk kedalam rumahnya dan hal ini sangat berbeda dan entah dia pasrah jika nanti mamah dan papahnya menganggap jika dia dan Endrew ada suatu hubungan di dalamnya.
"Nak Endrew," sapa papa Bella menyambutnya dengan baik.
"Selamat malam om, maaf ya ngajak Bella ga ijin dulu" ucap Endrew.
"Nggak papa kok kan tadi istri Om dah bilang kalau kalian sedang pergi ke pembukaan restaurant" ujar papah Bella.
"Iya om" ucap Endrew.
Suasana terasa hening setelah obrolan terakhir itu, Bella memutuskan untuk pamit kembali kekamarnya terlebih dahulu dengan alasan dia ingin berganti baju yang nyaman.
Kini Bella serasa terbebas dari lingkungan yang menyeramkan baginya, dia bahkan tidak tau apa yang kini Endrew katakan pada kedua orang tua Bella. Dari awal Endrew tidak ada maksut main main dengan wanita itu, kini dia bahkan memberanikan diri untuk meminta ijin mendekati Bella pada kedua orang tua wanita itu.
"Om, maaf sebenarnya saya mau minta ijin untuk mendekati Bella" ucapan Endrew membuat kedua orang itu terdiam.
"Apa yang kamu katakan benar? Kenapa kamu mau mendekati Bella? Kalian sudah kenal berapa lama?" Tanya papah Bella dengan tegas.
"Saya memang baru kenal beberapa bulan ini , tapi sejak awal saya sudah jatuh hati dengan Bella. Saya ingin serius dan memperjuangkan dirinya" jawab Endrew tanpa rasa takut.
"Saya setuju, tapi jika sampai kamu menyakiti anak saya maka kamu akan tau sendiri akibatnya" ujar papah Bella.
"Makasih om, saya akan mencoba lebih dekat dan mengambil hati Bella. Jujur saja mendekatinya sangat sulit dan dia sangat menutup diri walaupun saya sudah dekat dengannya pun saya masih belum bisa apa yang ada di dalam hatinya. Dia benar benar menutup hatinya" curhat Endrew.
"Om tau anak om memang seperti itu, kamu harus sabar menghadapi nya" saran papah Bella.
Endrew menganggukkan kepalanya, dia setuju dengan apa yang diucapkan oleh papah Bella padanya. Memang dia harus sabar untuk mengambil hati wanita yang kini berada di dalam hatinya itu, walaupun dia tau awalnya sulit tapi dia akan tetap berusaha sampai titik darah penghabisan nya.
"Kok diem?" Tanya Bella yang baru selesai berganti baju dan menghapus make up nya.
"Kan baru selesai ngobrol" jawab papah Bella.
"Ya udah saya pamit pulang ya, om tante" ujar Endrew.
"Akuu jadi invisible ya? Kenapa nggak di pamitin?" Tanya Bella sangat polos.
"Hahaha maaf ya nak Endrew, Bella mah sukanya gitu" ujar Eileen pada Endrew.
Bella akhirnya mengantarkan Endrew sampai depan rumahnya, dia memang tidak tau apa yang laki laki disampingnya ini bicarakan dengan orang tuanya tapi entahlah dia harap semuanyq yang terbaik baginya. Dia juga nggak mau ambil pusing dengan semuanya.
"Aku pulang dulu ya" pamit Endrew.
"Ya , hati hati" jawab Bella.
"Nggak di kasih kecupan ini?" Goda Endrew.
"Yee situ siapa? Kecupan kecupan!!! Sana kecupan sama Dugong" sembur Bella sontak membuat Endrew ketawa.
Sungguh laki laki ini tertawa puas bahkan entah kenapa terlihat berkali kali lipat lebih tampan dari sebelumnya.
"Woihh ngalamun, kesanbet tau rasa" ujar Endrew dia menepuk bahu Bella pelan.
"Ih ngagetin!" Kesal Bella.
"Lha kamu malam malam ngalamun kesambet tau rasa kamu" peringat Endrew "aku pulang dulu"
"Iya, hati hati" jawab Bella.
Setelah Endrew meninggalkan rumah dia langsung masuk kedalam rumahnya, mamah dan papahnya masih mengobrol dan dia berpamitan untuk kembali ke kamarnya, dia memang capek dan ingin istirahat terlebih dahulu.
Sedangkan kedua orang tuanya kini sedang membicarakan masalah Endrew dan Bella, memang dua orang itu sudah sangat cukup umur untuk saling menikah tapi yang namanya takdir tak ada yang tau nanti akhirnya bagaimana tapi dua orang ini berharap Endrew yang nantinya bisa membahagiakan anaknya sampai nanti.
Dia tau kelurga Abelano seperti apa dan mereka pikir Endrew adalah orang yang tepat Untuk mendampingi anaknya. Apalagi ketika melihat Endrew orang yang sabar hal ini semakin membuat mereka yakin jika memang ini yang terbaik bagi Bella.
"Semoga ini yang terakhir pah, mamah harap Bella bisa bahagia" ujar Eeilen.
"Papah juga harap begitu, semoga kali ini kita tidak salah pilih ya... Sudah cukup kita dulu membuat keputusan yang salah hingga membuat Bella seperti ini" ujar suami Eeilen mengingat masa lalu.
Mereka saling berpelukan dan kembali mengenang semua kesalahan masa lalu yang mereka perbuat. Mereka berjanji akan menjadi orang tua yang terbaik bagi anaknya dan mereka berdoa ini suatu hal yang tepat bagi Bella.
Bersambung