Malam ini Endrew mengajak Bella untuk datang di opening restaurant milik temannya, dia memang sengaja mengajak wanita ini untuk lebih dekat dengannya. Awalnya Bella menolak dia bahkan tidak kenal dengan teman Endrew tapi karena dia bosan dan tidak memiliki kegiatan di rumah akhirnya dia menyetujui ajakan Endrew.
Nanti aku jemput jam setengah 7
Itu pesan yang dikirimkan oleh Endrew padanya. Bella lalu segera memilih baju yang nanti akan digunakannya. Dia bingung harus menggunakan baju apa tapi akhirnya dia menjatuhkan pilihannya pada gaun hitam yang simple terlihat elegant ketika dia menggunakannya.
Setelah menyiapkan baju kini Bella turun ke bawah, ini masih jam tiga sore dan Bella ingin santai di pinggir kolam renang miliknya itu. Apalagi mamahnya sudah menyiapkan buah dan jus semakin nikmat lah apa yang kini di lakukan olehnya.
"Mau pergi nanti?" Tanya Eileen pada anaknya.
"Iya sama temen" jawab Bella.
"Temen apa temen hayo?" Goda Eileen pada anaknya.
"Temen amah, ga percaya sih sama anak sendiri" ujar Bella.
"Iya sensi amat kamu" balas Eileen.
Bella lalu memakan buah yang sudah mamahnya potongkan untuknya dia hanya tidak suka jika membahas masalah pasangan karena memang dia belum siap dengan itu semua dia masih menyimpan suatu hal yang kini selalu membayanginya dia bahkan tidak bisa melupakan semua itu setelah sekian lama.
"Mau mamah panggilkan make up artist?" Tanya Eileen.
"Ih nggak usah amah, kan aku bisa dandan sendiri lagi pula simple kok nanti" ujar Bella.
"Mamah kira formal banget" ujar Eileen.
"Bukan kok, opening restaurant aja si" jawab Bella.
Eileen hanya menganggukkan kepalanya dia paham dengan maksud anaknya itu. Dia senang anaknya bisa bersama-sama dengannya sebulan ini. Dia sangat senang dan semakin senang jika anaknya segera mendapatkan pasangan yang terbaik baginya. Walaupun dia sangat menginginkan hal itu tapi dia tau anaknya tidak mau di paksa-paksa karena urusa. Hati memang sangat sensitif bagi setiap manusia.
"Mamah tinggal dulu ya" ujar Eileen karena dia juga harus segera masak untuk makan malam nanti.
"Iya mah" jawab Bella.
Bella sangat senang dengan kondisi disini, dia bahkan merasa nyaman dan memang karena dekat dengan keluarganya selain itu dia bisa lebih tenang berada di sini tanpa merasakan takut yang selalu membayanginya.
Tak terasa kini sudah menunjukkan pukul lima, Bella memutuskan untuk segera mandi dan bersiap siap dandan karena dia pikir lebih baik dia selesai lebih awal dari pada Endrew menunggunya.
Setelah selesai mandi dia langsung berdandan, memoles wajahnya dengan polesan yang natural. Dia tidak suka dengan dandanan yang terlalu mencolok.
Endrew memberi kabar bahwa dia sedang on the way menuju rumah Bella. Bella bersyukur karena dia sudah selesai berdandan dan bersiap siap, dia lalu memutuskan untuk menunggu di bawah agar Endrew tidak terlalu lama untuk menunggunya nanti.
"Amahh Bella berangkat ya" pamit Bella ketika dia mendengar suara mobil Endrew.
"Iya sayang hati hati" jawab Eileen menghampiri anaknya.
Dia bahkan langsung mematikan kompor dan menghampiri anaknya, dia hanya penasaran siapa yang akan pergi bersama anaknya nanti.
"Ih amah masak aja, Bella mau pergi" ujar Bella.
"Orang mau mamah anter kedepan" ujar Eileen berjalan terlebih dahulu membuka pintu.
Dia lalu melihat Endrew yang sudah rapi dehgan memakai jas miliknya, Endrew terlihat tampan dan jujur saja Bella merasa ada yang berbeda dengan senyuman laki-laki yang ada di hadapannya.
"Tante" sapa Endrew.
"Hallo, siapa ya? Tante kok belum pernah tau" ujar Eileen.
"Saya Endrew, paman dari Rachela" jawab Endrew.
"Olalah anaknya Abelano?" Tanya
"Iya Tante" jawab Endrew.
"Udah ayo berangkat" ajak Bella.
"Jagain anak Tante ya Ndrew" ujar Eileen.
"Baik Tante" ucap Endrew.
Mereka lalu meninggalkan rumah Bella dan menuju tempat yang di tuju oleh Endrew. Endrew senang setidaknya ibu Bela sudah menerimanya dengan baik dia hanya harus mencuri hati wanita cantik yang ada di sampingnya ini.
"Cantik sekali kamu" puji Endrew.
"Dasar buaya," balas Bella.
"Kenyataan loh, gila aja sih bukan buaya aku nih" jawab Endrew.
"Bercanda, baperan aja sih" balas Bella.
"Nanti jangan jauh jauh dari aku" ucap Endrew pada Bella.
"Kenapa?" Tanya Bella.
"Banyak buaya yang lebih parah dari aku" ucap Endrew membuat Bella bergidik ngeri.
Tak menunggu waktu lama akhirnya mereka sampai di restaurant yang Endrew maksud, restaurant China dan Jepang yang di padukan apalagi tempat nya sangat bagus dan seakan akan mereka sedang berada di luar negeri saat ini.
"Bagus ya, " puji Bella.
"Ya, kalau nggak bagus mana mau aku investasi" jawab Endrew.
"Sombong"
"Mana ada sombong, aku kan cuma bilang, gemes banget lama lama aku gigit kamu" ancam Endrew.
"Berani?" Tantang Bella.
"Berani lah, nanti tunggu aja tanggal mainnya" ujar Endrew.
"Hii takut" ujar Bella dengan nada meremehkan.
"Ngeselin" tutur Endrew.
Karena kesal dia langsung menggandeng Bella menuju ke dimana kini temannya berada, dia hanya ingin menyapa sebelum menikmati makanan yang nantinya akan di jual di tempat makan ini.
"Weitsss sama calon istri nih bro?" Tanya Kelvin.
"Doakan saja berjalan lancar" ujar Endrew.
Bella hanya tersenyum manis apalagi kini tangannya masih di genggam oleh Endrew dengan erat, dia ingin melepaskan nya tapi Endrew sangat enggan melaporkan tangan halus itu.
"Bentar sayang, maaf ya kelvin mau cabut dulu biasa dia kalau lapar galak" ujar Endrew.
"Hahahah maklum lah, silahkan menikmati ya" ucap Kelvin dan diangguki oleh Bella dan endrew.
Bella kini berjalan dengan kesal karena ucapan dari Endrew, dia kesal karena tidak bisa bebas dan harus ikut Endrew kemana dia pergi.
"Ih ngeselin kenapa sih harus digandeng?" Tanya Bella.
"Kamu nggak lihat pandangan mata mereka, udah mau nerkam kamu saja" ujar Endrew "udah diem aja kali ayo makan"
Endrew mengambilkan makanan yang ingin di coba oleh Bella, kini mood wanita itu sudah membaik karena diberikan makanan yang super lezat seperti ini. Selera Endrew memang tidak mengecewakan sama sekali dia tepat jika berinvestasi di Restauran ini.
"Ga salah sih bakalan rame nih tempat" ucap Bella.
"Iya instingku ga salah kan, aku bilang bakalan rame karena aku tau sendiri prosesnya" ucap Endrew.
"Iya, aku juga harus banyak belajar sama kamu" ujar Bella sambil menganggukkan kepalanya karena sangat menikmati makanan yang dikunyahnya.
Endrew senang melihat Bella yang sangat menikmati makananannya, dia tak menyangka bisa sedekat ini dengan Bella dan bahkan dia juga tadi bertemu dengan mamahnya. Endrew rasa jalannya akan semakin mudah ketika keluarga mereka sudah mau menerima Endrew dengan baik.
Endrew berharap dia akan segera bisa mengikat wanita cantik itu menjadi istrinya, wanita yang akan hidup bersamanya sampai nanti.
Bersambung