"Lucas?" gumam Elena sambil mengerutkan keningnya. Dia sangat-sangat terkejut.
Lucas tidak menjawab. Tatapannya kosong menatap Elena.
"Sedang apa kau disini? Apa kau dan b******n itu bersekongkol membuat Letty sengsara?!" bentak Elena.
Lucas masih diam. Dia tidak berniat untuk menjawab apa pun yang di katakan Elena. Dia bahkan terlihat sedang melamun dan itu membuat Elena semakin kesal.
"Mom?" Seseorang bersuara dari balik pintu berlapis baja tersebut. Elena yang awalnya kehilangan konsentrasi akibat sibuk berargumen dengan Lucas akhirnya tersadar akan tujuannya kemari. Elena mengambil langkah untuk melewati Lucas dan menghampiri sumber suara itu.
"Letty ...," ucap Elena. Dengan cepat dia meraih tubuh Letty yang berdiri tidak jauh dari tempat Lucas berdiri. Tangisan Elena pecah saat melihat kondisi putrinya sementara Letty hanya diam mematung saat Elena memeluknya dalam tangis.
"Letty, apa yang sudah mereka lakukan padamu, sayang? Maafkan Mom yang tidak memberitahumu siapa ayahmu sebenarnya. Maafkan Mom, yang membiarkan semua ini terjadi padamu, maafkan aku, Nak ...," ucap Elena sambil mengusap wajah Letty. Letty pun akhirnya menangis saat Elena mencium pipinya. Letty sangat merindukan pelukan ini, pelukan yang selalu memberi ketenangan dan kedamaian bagi dirinya.
"Jangan takut, sayang, Mom sudah disini. Mom akan membawamu keluar dari tempat ini, kita akan meninggalkan semua ini. Kita akan meninggalkan ayahmu yang b******n itu. Tenang saja," lagi ucap Elena di sela-sela tangisannya.
Elena menarik tangan Letty dan membawanya keluar dari tempat redup itu dan mendapati Lucas sedang berdiri di samping pintu. Elena menghampiri Lucas kemudian menghadiakan tamparan keras di pipinya.
PLAK
"Terkutuk kalian Van Der Lyn. Kalian lebih menyeramkan dari monster," ucap Elena sambil terus menatap tajam pada Lucas, sedang Lucas masih diam saja di tempatnya berdiri. Lucas bahkan tidak berusaha menjelaskan sesuatu, pandangannya seakan kosong menatap lurus kedepan.
"Ayo, kita pergi dari sini, sayang," ucap Elena kemudian menarik tangan Letty, namun anehnya Letty tidak ingin ikut dengan Elena. Letty diam di tempat sambil menatap punggung ibunya.
Elena berbalik. "Ayo, Letty, kita tidak punya banyak waktu. Fredrick akan segera kemari," ucap Elena yang kembali menghampiri Letty. Letty menatap wajah Elena dengan tatapan bersalah.
"M-mom ... aku tidak bisa ikut denganmu," ucap Letty. Suaranya bergetar seakan menyimpan sejuta keraguan dan ketakutan pada kalimat yang baru saja dia sebutkan, Elena menatap heran putrinya.
"Apa maksudmu, Nak? Apa mereka mengancammu? Tidak perlu takut aku disini, Nak," lagi ucap Elena dengan memegang kedua pipi Letty berusaha meyakinkan puterinya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Namun Letty menjawabnya dengan gelengan kepala.
"Tidak. Semuanya tidak akan baik-baik saja," ucap Letty yang mengerti arti tatapan Elena. Suaranya masih bergetar, air matanya sudah menumpuk pada pelupuk matanya namun dia berusaha untuk tidak menangis. Sebenarnya dia ingin sekali menyetujui rencana Elena namun dia sudah memikirkan sebuah rencana untuk bisa keluar dari sini tanpa membuat keluarganya tercerai berai.
"Mom, aku sudah membuat keputusan. Aku tidak ingin kau dan dad bertengkar karena aku," ucap Letty. Dia sudah tidak bisa menahan air matanya lagi. Namun ketika dia merenungkan kembali betapa beratnya keputusan yang telah dia ambil, Letty kembali bersedih.
"Tidak, sayang, itu tidak benar." Elena mengusap pipi puterinya yang basah karena air mata. Lalu kemudian Elena melemparkan tatapannya pada Lucas yang masih diam ditempat. Elena berjalan cepat menghampiri Lucas.
"Apa kau takut dengan ancaman mereka?" ucap Elena sambil terus menatap ke arah Lucas. "Apa yang sudah kau katakan pada putriku, hah?" gertak Elena sambil mengguncang-guncangkan tubuh Lucas.
"Mom hentikan," seru Letty. Dia berjalan menghampiri ibunya. Letty meraih tangan Elena yang masih memegang lengan Lucas. "Tidak ada yang mengancamku," lanjut Letty.
Elena menggelengkan kepalanya sambil tidak melepas tatapan pada Lucas.
Letty menatap Lucas sebentar lalu kemudian dia menatap ibunya. "Dengarkan aku Mom," Letty membawa kedua tangannya untuk memegang telapak tangan ibunya. Elena akhirnya memutar tubuhnya menghadap putrinya. Letty menatap wajah ibunya dengan tatapan serius. "Aku memiliki rencana, aku akan menyetujui permintaan dad untuk menjadi pimpinan Black Glow,"
"TIDAK!" sergah Elena yang sangat tidak setuju dengan perkataan Letty barusan.
Letty menggeleng. "Dengarkan aku, Mom. Jika kita berdua lari dari sini maka dad akan menyandera Leo dan Lennox, dan cepat atau lambat dad pasti akan mengetahui keberadaan kita. Keluarga kita akan hancur dan bisnis ilegal ini tetap akan berjalan, mungkin saja dad akan menyuruh Leonard untuk menggantikan aku. Tapi jika aku yang menjadi pimpinan Blackglow, aku berjanji aku akan menghentikan bisnis ilegal ini dengan cara apa pun. Aku ingin dad dan paman bisa bebas dari dunia gelap mereka tanpa harus mendekam di penjara. Untuk itu, aku memanggil paman Lucas. Aku berhasil menguasai pikirannya. Bahkan saat ini paman Lucas dan bibi Marie tidak mengerti apa yang kita bicarakan," tutur Letty.
Elena kembali menatap Lucas lalu kemudian dia menatap Marie. Elena mengerutkan dahi saat melihat tatapan mereka berdua kosong dan seperti sedang di kendalikan seseorang.
"Aku tidak mengerti maksudmu," ucap Elena.
"Ceritanya panjang, Mom. Aku memiliki kemampuan telepati yang sejak dulu tidak pernah aku ceritakan pada siapapun kecuali Cade. Sejak kecil aku bisa mengerti isi hati orang lain bahkan semua orang yang berada di sekelilingku. Aku bahkan bisa mengerti apa yang di bicarakan hewan sekalipun. Sejak dulu aku seakan bisa merasakan emosi seseorang saat mereka sedang bersamaku. Dad ternyata sudah memperhatikan aku sejak dulu, itulah sebabnya dad ingin aku menjadi kuat dan tangguh agar suatu saat aku bisa menjadi pemimpin organisasi rahasiannya. Untuk itulah dia tidak menyetujui rencanaku menjadi CIA. Awalnya aku menolak, namun setelah lebih dari sebulan aku terkurung disini, aku pun akhirnya memikirkan sesuatu. Aku tidak bisa membiarkan ayah dan pamanku terus menerus menjadi b***k uang. Aku mengerti bahwa menghentikan binis ilegal ini tidak segampang menandatangani kontrak kerja. Bisnis ini telah menelan korban, membunuh atau terbunuh. Itulah prinsip dalam mereka. Aku ingin tahu apakah aku bisa melihat masa lalu seseorang dan untuk membuktikannya aku memanggil paman Lucas. Aku berusaha setenang mungkin saat berbicara dengannya. Perlahan aku mulai masuk kedalam pikirannya saat matanya terarah pada kedua bola mataku. Kemudian aku mulai memanipulasi pikirannya dan akhirnya aku berhasil menguasai pikirannya. Aku mulai berjalan ke masa lalunya dan ternyata masa lalunya dipenuhi derita dan air mata."
Letty mulai menitikan air mata saat mengingat masa lalu Lucas dan ayahnya. Namun dia berusaha setegar mungkin. Dia tidak boleh cengeng.
"Mom, percayalah padaku. Aku akan menggunakan kemampuanku untuk membubarkan bisnis haram ini tanpa menyeret ayah dan pamanku ke dalam penjara. Sebenarnya mereka berdua adalah korban disini, awalnya mereka hanya mementingkan keuntungan namun sekarang mereka telah terjebak antara dua pilihan. Berhenti namun akan di hantui rasa takut karena rekan bisnis mereka tidak akan senang dengan keputusan mereka. Maka jalan satu-satunya adalah terus menjalankan bisnis ini. Jika aku berhasil menjadi pimpinan Blackglow maka aku akan membunuh musuh-musuh ayahku dan orang-orang yang telah memaksa mereka untuk terus terjebak dalam bisnis haram ini. Aku juga akan kuliah dan aku berjanji akan menaikan keuntungan di perusahaan dad agar dia tidak perlu menjual barang haram untuk mendapatkan keuntungan," ujar Letty panjang lebar.
Elena mengerutkan dahinya. Dia tampak berpikir keras. Keningnya mengerut seiring garis wajahnya yang mencuat. Elena tidak percaya Letty telah memikirkannya sampai sejauh ini, Letty benar Elena tidak bisa menyelamatkan Letty dan melarikan diri sedangkan Lennox dan Leonard membutuhkan Elena.
Elena kembali menatap wajah Letty. "Aku masih bingung dengan semua ini, Letty, tapi kau tahu jika kau bergabung dengan ayahmu maka itu artinya kau akan menjadi seperti mereka. Menjalankan bisnis haram ini bahkan nyawamu menjadi taruhannya," ucap Elena.
"Inilah artinya pengorbanan, Mom. Jika aku tetap menolak maka dad akan terus memproduksi narkoba. Tapi jika aku menerimanya, aku bisa membuat strategi untuk menghentikan bisnisnya walau mungkin nyawakulah taruhannya. Jika satu nyawa bisa menyelamatkan seribu nyawa maka kukira itulah jalan terbaik dari pada tetap diam tanpa bertindak." Lagi ucap Letty.
Elena kembali menggeram frustasi. Dia menarik rambutnya dengan kuat lalu berkata, "Fredrick benar-benar sudah di luar batas."
Entah mengapa hati Letty sakit saat mendengar perkataan itu keluar dari mulut ibunya. Letty lalu mendekati ibunya.
"Mom, apa kau masih ingat yang kau katakan saat aku berkunjung ke rumah? Kau mengatakan apa pun yang akan aku ketahui tentang ayahku maka aku tidak boleh membencinya karena dia telah mengasuh aku sejak kecil, dan dia tetap ayahku," ucap Letty.
Elena menatap wajah Letty dengan tatapan haru, putrinya sudah semakin dewasa dan mampu menyingkirkan egonya. Sedangkan Elena telah hanyut dalam amarahnya. Elena memeluk Letty sambil menangis terharu. "Letty, putriku," lirih Elena.
Mereka berpelukan selama beberapa saat. Lalu kemudian Letty teringat sesuatu lalu dia langsung melepaskan pelukannya. "Mom, astaga ... aku harus segera menyadarkan bibi Marie dan paman Lucas," ucap Letty. Kemudian dia melangkah mendekati Marie dan Lucas. Letty memejamkan matanya dan berusaha setenang mungkin untuk dapat terhubung kembali dengan Lucas dan Marie.
"Kembalilah. Anggap saja tidak pernah terjadi apa pun, semuanya kembali seperti semula," batin Letty, dan saat itu juga Lucas dan Marie kembali tersadar.
Lucas akhirnya bergeming. Tatapannya langsung menjurus pada objek di depannya. "Elena?" ucap Lucas. Dia begitu kaget namun, yang lebih mengagetkan lagi adalah gadis di samping Elena. "Letty, sejak kapan kau di luar?" lanjutnya.
"Apa kau takut aku akan melarikan diri?" ucap Letty. Dia tergelak menatap pamannya yang seperti orang linglung. "Telepon ayahku dan katakan untuk segera kemari. Aku yakin dia akan terkejut saat melihat siapa tamu di pagi harinya," lanjut Letty.
Dia melirik ibunya lalu mengedipkan matanya sambil berseringai.