44 - Bukan Licik

2035 Kata
         Jura menggunakan Aero di kakinya untuk sampai ke ruangan yang ada pada ujung lorong bagian kanan lebih cepat dari pada biasanya. Semuanya masih sama dengan apa yang diingatnya terakhir kali, semuanya masih sama dengan apa yang terjadi di masa lalu.          Tidak ada jebakan atau monster yang ada pada lorong itu. Hanya ada kegelapan yang semakin lama semakin pekat ketika Jura masuk lebih dalam ke tempat itu.          Untuk melihat di dalam kegelapan itu Jura menciptakan beberapa bola cahaya. Satu di antaranya menerangi jalan yang jauh di depannya, satu lagi berada di sampingnya.          ‘Semuanya masih lancar untuk saat ini, ya?’          ‘Setelah mengalahkan monster golem, menghancurkan inti menara dan juga buku yang memiliki sihir terkutuk itu, semuanya sudah selesai,’ kata Jura untuk membalas perkataan Lumina. ‘Tapi aku masih tidak tahu bagaimana aku kembali pada yang lainnya. Sepertinya menunggu tawaran dari Presiden itu lagi tidak akan mungkin.’          ‘Berarti setelah semua ini selesai, kita hanya perlu mencari cara untuk kembali, ya?’          Jura tersenyum tipis sambil menambah kecepatannya. ‘Memikirkan masa depan memang perlu, tapi jangan terlalu jauh. Bisa-bisa kau kecewa~’          ‘Dan apa maksudnya itu!?’          ‘Mungkin saja Zeth akan menjemputku untuk kembali bersamanya. Atau mungkin aku akan bangun dari mimpi ini dan ketika sadar aku sudah kembali bersama mereka lagi.’          ‘Ah, itu ruangannya, ‘kan?’          Jura melihat bola cahaya miliknya yang sengaja ia kirimkan terlebih dahulu berhenti di sebuah titik. Hanya ada jalan buntu di depannya, tetapi ada sebuah pintu yang terbuat dari bebatuan di sebelah kanan lorong tersebut.          Desahan panjang keluar dari mulut Jura. “Untung saja masih sama seperti yang dulu,” gumamnya pelan. Itu berarti, ketika ia masuk ke ruangan ini, sebuah golem yang terbentuk dari pasir akan terbentuk di tengah-tengah ruangan itu.          Jura menjentikkan tangannya satu kali, detik berikutnya buku Grimoire sudah muncul tepat di depan wajahnya. “Hmmm, melawan monster yang terbentuk dari pasir … lebih mudah dengan sesuatu yang berbentuk cairan, ‘kan?”          ‘Dengan Elemental Swordmu saja sepertinya tidak cukup …’ balas Lumina.          “Mungkin slime sudah cukup,” gumam Jura pelan sambil membuka buku Grimoire miliknya. Setelah menarik dan menghembuskan napas beberapa kali, ia mulai memfokuskan Mana miliknya pada lingkaran sihir yang ada di dalam buku itu.          “Enhance: Alchemy – Labo, Synthesis: Summon Familiar – Blob!”          Sama seperti namanya, ketika Jura memanggil makhluk panggilan yang berasal dari buku Grimoire itu, Jura bisa mendengar suara blob … blob … blobbbb … setiap kali makhluk yang berbentuk seperti lendir yang tidak memiliki sendi atau kerangka tubuh seperti makhluk hidup pada umumnya bergerak.          “Selamat siang, blob!”          ‘Blob!’          Jura harus menahan napasnya yang mulai cepat dan wajahnya yang tersenyum seperti seorang penguntit ketika mendengar jawaban dari Blob. Tidak, ia harus menahan keinginannya untuk memeluk Blob dengan erat ketika melihat tubuhnya yang terlihat sangat kenyal dan empuk itu.          … apakah rasanya seperti menekan telapak kaki kucing? Apakah seempuk itu? Apakah seempuk ituuu!?          ‘Jura, sadarlah!’          Jura harus menarik napas dengan cepat ketika mendengar perkataan Lumina. Dengan mengusap dadanya beberapa kali, ia bergumam, “Ini gawat, melihat satu Blob saja sudah tidak kuat. Apalagi jika ditambah dengan Grimalkin …” Sepertinya hal pertama yang harus ia lakukan ketika ia kembali adalah memanggil Blob dan Grimalkin secara bersamaan kemudian memeluk mereka berdua.          Setelah berdeham pelan, Jura berkata, “Blob, mohon bantuannya untuk menahan monster yang akan muncul di dalam dengan kekuatanmu, ya?”          ‘Blob!’          ‘Hiiiihhh! Tolong aku, Luminaaa!’          ‘ … Bagaimana jika kau masuk ke dalam ruangan itu dan langsung menyelesaikan semua ini lebih cepat, agar kau bisa memeluk Blob setelahnya?’          “Baiklah, baiklah, ayo kita masuk!” kata Jura dengan semangat sambil menendang pintu yang ada di depannya sekuat tenaga.          Dengan suara bantingan yang keras, pintu itu terbuka tanpa ampun. Seperti membangunkan sesuatu yang ada di dalamnya, seketika hembusan angin yang sangat kuat menerjang ke arah Jura.          Tanpa ragu sedikit pun, Jura melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan itu ditemani oleh Blob. Sedetik kemudian, pintu ruangan itu tertutup tepat di balik punggung Jura. Raungan keras membuat kedua telinga Jura kesakitan, keadaan di sekitarnya bergetar untuk beberapa saat.          Tidak jauh di depannya, sebuah pasir hisap tiba-tiba terbentuk kemudian menyeret Jura dan Blob. Dengan menggunakan Aero, Jura terbang menjauh dari pasir hisap itu, ia juga tidak lupa untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk memeluk Blob dengan erat ketika ia ‘menolongnya’ untuk menghindari pasir hisap itu.          “Ah, sudah cukup sekali dalam seumur hidup aku terhisap oleh pasir itu,” gumam Jura pelan sambil melihat sesuatu yang semakin lama terbentuk di tengah-tengah pusaran pasir hisap itu.          Raungan keras kembali terdengar, sesuatu yang berbentuk di tengah-tengah pusaran pasir hisap itu semakin lama semakin membesar. Kali ini tingginya sudah mencapai tiga meter.          Tetapi, Jura bukan seseorang yang memiliki hati yang suci tanpa noda sedikit pun, yang menjunjung tinggi keadilan dan semacamnya.          Ketika monster pasir itu belum selesai ‘membentuk’ dirinya dengan sempurna, Jura meminta Blob untuk menyerangnya langsung. Hanya orang bodoh yang menunggu musuhnya untuk berubah atau mengumpulkan kekuatannya menjadi lebih kuat dibandingkan dengan sebelumnya.          Tubuh Blob yang berbentuk seperti lendir basah itu langsung memperlambat gerakan pasir hisap yang membentuk monster golem sedikit demi sedikit.          “Haha! Kau tidak akan bisa keluar dari pasir hisapmu itu sendiri, monster golem! Rasakan itu!”          Seperti mengerti apa yang dikatakan oleh Jura, monster golem itu meraung dengan keras sekali lagi. Merasa kalau gendang telinga miliknya akan rusak jika ia berlama-lama lagi di tempat ini, ia langsung meminta Blob untuk melapisi seluruh monster golem itu dengan tubuhnya, membuatnya menjadi basah dan bergerak lebih lambat dari pada sebelumnya.          “Terima kasih, Blob! Sekarang kau bisa menyingkir dari situ!” sahut Jura sambil membuat elemen es di tangannya.          Ia membuat pedang dua tangan yang memiliki panjang satu setengah meter yang melayang di sampingnya. Kemudian, dibantu dengan Aero Jura menghunuskan pedang itu kepada monster golem untuk mengikisnya sedikit demi sedikit sampai ia menemukan inti di dalam tubuhnya.          Sama seperti sebelumnya, dan sama seperti monster kristal raksasa yang ada di dalam menara dekat dengan desa Ish, di dalam tubuh monster itu terdapat sebuah batu yang mengeluarkan sedikit cahaya. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Jura menghancurkannya dengan hunusan pedang yang terbuat dari es itu tanpa ragu.          Untuk beberapa saat, ruangan tempatnya berada bergetar dengan hebat. Sedikit demi sedikit tubuh monster golem terbuat dari pasir yang belum terbentuk sempurna hancur berkeping-keping dan kembali ke tanah.          Jura tersenyum puas sambil menganggukkan kepalanya beberapa kali menghargai usahanya sendiri. Tentu saja, usaha Blob juga.          ‘Licik sekali, Jura …’          ‘Apalah licik. Ini namanya cerdas!’          Jura bisa melihat kalau Lumina memutar kedua bola matanya sambil mendesah pelan. ‘Kalau begitu, tinggal inti menaranya saja, ‘kan?’          “Itu benar. Ah, terima kasih Blob~ Aku akan memanggilmu lagi setelah keadaannya lebih aman dari pada saat ini, yaaa,” kata Jura kembali memeluk Blob sekuat tenaga dan membiarkannya kembali ke buku Grimoire.          “Hmm, saatnya kembali ke tempat sebelumnya. Aku penasaran apakah Henry dan Fillia sudah menyelesaikan tugas mereka untuk menyalin tulisan kuno itu …” gumam Jura pelan sambil menggunakan Aero dan melesat dengan cepat untuk kembali pada kedua temannya itu.          .          .          Seperti sebelumnya, Jura membuat bola cahaya dan sengaja mengirimnya terlebih dahulu untuk melihat area yang lebih jauh dibandingkan dengan dirinya.          Meski ia sudah yakin tidak akan ada monster atau pun jebakan semacamnya di lorong panjang ini, tidak ada salahnya jika dirinya berhati-hati.          Melihat bola cahaya yang dikirimnya terlebih dahulu tiba-tiba menghilang, membuat Jura berhenti di tempatnya.          Meski bola cahaya itu hany berfungsi untuk menerangkan cahaya di depannya, bola cahaya itu terbuat langsung dari Mana milik Jura, yang berarti bola cahaya itu tidak akan hancur dengan mudah meski terkena serangan dari seseorang yang memiliki kekuatan sihir yang lebih lemah dibandingkan dengan dirinya.          Menyadari hal itu, Jura langsung memanggil tongkat sihirnya, tidak lupa dengan buku Grimoire miliknya. ‘Apa yang terjadi?’          ‘Aku tidak yakin. Tetapi kekuatan ini … kau juga menyadarinya, ‘kan?’          Mendengar pertanyaan itu dari Lumina, Jura kembali memfokuskan dirinya pada sekelilingnya. Di depan sana masih ada Henry dan juga Fillia. Ia sudah cukup yakin dengan penghalang magis yang ia buat sudah sangat kuat dan tidak akan mudah dihancurkan.          Lagi pula, sebelumnya tidak ada yang seperti ini. Kemampuannya saat ini jauh berbeda dibandingkan dengan dulu, ia ingat betul tidak ada yang seperti ini sebelumnya. Jika memang ada sesuatu yang memiliki kekuatan seperti ini sebelumnya, mungkin Jura tidak akan pernah bisa menghancurkan menara ini.          Kecuali …          Kecuali …          Jika Henry atau mungkin Fillia entah bagaimana caranya berhasil keluar dari penghalang magis yang dibuat olehnya dan mendapatkan buku dengan sihir terkutuk itu …          Jura mendecakkan lidahnya, dan tanpa ragu menggunakan Aeronya menuju ruangan yang ada di lorong ujung sebelah kiri, tempat inti dari menara dan juga tempat di mana buku itu berada.          Jura menggeram kesal ketika melihat tempat di mana seharusnya Henry dan Fillia masih terkurung di dalam penghalang magisnya berada. Tidak ada seorang pun di sana. Tetapi ia sedikit lega setelah sadar kalau tidak ada bekas pertarungan yang terjadi di sekitar tempat ini.          Masih tidak mengerti apa yang terjadi pada penghalang magisnya, Jura kembali melanjutkan perjalanannya untuk pergi ke ruangan yang ada di ujung lorong kiri.          Angin kencang tiba-tiba berhembus ke arahnya, membuat bulu kuduknya meremang seketika. Perasaan yang membuatnya tidak nyaman serasa menggerogoti tubuhnya dan keraguan mulai muncul di hatinya.          Jura berhenti beberapa meter dari pintu masuk di mana inti menara itu berada. Rasanya seluruh tubuhnya berteriak menolak untuk lebih dekat dari ruangan itu. Instingnya tahu kalau sebaiknya ia tidak mendekati ruangan itu.          “Apa aku terlambat?” gumam Jura pelan sambil membuka buku Grimoirenya. “CG: Sorcery – Hell Gate, CO: Summon Familiar – Imp!”   Kali ini Jura memanggil makhluk kecil yang tidak lebih tinggi dari setengah meter. Alasannya memanggil makhluk itu karena Imp merupakan makhluk panggilan yang bisa berlari paling cepat dibandingkan dengan makhluk panggilan Grimoire yang lain.   Namun, belum sempat Imp yang dipanggilnya mendekati pintu itu dalam jarak lima meter. Sebuah tekanan sihir yang sangat kuat menghancurkannya hingga berkeping-keping.   Meski Imp tidak memiliki darah, tetapi ketika melihat potongan tubuhnya tersebar karena tekanan itu membuat Jura ingin berteriak karena ketakutan.   “Aku seharusnya membuat mereka tertidur!” sahut Jura yang membuat tenggorokkannya kesakitan. Ia lebih baik meneriakkan kata-kata seperti itu dari pada berteriak ketakutan.   Seketika instingnya menggerakkan tubuhnya untuk menciptakan penghalang magis di depannya. Sepersekian detik kemudian, sebuah serangan sihir tiba-tiba melesat ke arahnya, membuat penghalang magisnya sedikit retak.   Dengan cepat ia menggunakan Aero dan menghindari serangan sihir itu dengan terbang ke atasnya. Melihat penghalang magisnya yang hancur berkeping-keping membuatnya patah semangat. Jura menghirup udara dingin di antara giginya yang terkatup rapat. Dengan cepat ia membuka kembali buku Grimoirenya. “CG: Glamour – Titania, CO: Summon Astral – Star spirit!”    Sedikit panik Jura memanggil makhluk panggilan dari buku Grimoire yang memiliki atribut cahaya. Sama seperti Lumina. Jika memang perkiraannya benar … jika memang perkiraannya benar tentang Henry atau Fillia yang entah bagaimana bisa mendapatkan kekuatan dari buku terkutuk itu … Jura bisa mengalahkannya dengan menggunakan atribut elemen kelemahannya, cahaya.   “Fillia! Apa itu kau!?” sahut Jura ketika menyadari seseorang yang menggunakan sihir terkutuk itu mulai berjalan mendekatinya keluar dari ruangan di mana inti menara berada.   Tentu saja, tidak ada satu pun jawaban dari sana.   Jika memang benar Fillia yang menggunakan sihir terkutuk itu, ia bisa sedikit menebak apa keinginan paling terdalam yang ada pada dirinya.   Sihir terkutuk itu akan semakin kuat jika keinginan pada diri seseorang yang ia kendalikan juga sangat kuat. Bahkan jika orang itu rela melakukan apa pun asalkan ia berhasil mendapatkan apa yang ia mau.   Menebak apa yang diinginkan oleh Fillia, Jura yakin kekuatannya tidak akan semengerikan ini. Karena sebagian besar dari apa yang ia mau sudah ia dapatkan.   Itu berarti sisanya adalah Henry …   Tapi Jura tidak pernah tahu apa yang benar-benar diinginkan olehnya. Sikapnya saat ini dengan sikapnya yang dulu sangat jauh berbeda, ia tidak bisa menebak jalan pikirannya saat ini …   Seakan menjawab semua rentetan pemikiran yang ada di dalam kepalanya, Jura akhirnya melihat Henry keluar dari ruangan tempat inti menara itu berada dengan buku yang memiliki kekuatan sihir terkutuk di tangannya.   Jura langsung menepuk keningnya dengan keras. Bersumpah serapah sebebasnya di dalam hati. [] 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN